Kondisis Awal Profesionalisme Guru

152 terjadi tidak menempati tugas dan hanya tinggal di kota sampai habis bulan ambil gaji begitu saja tanpa bersalah, sehingga para siswa juga tetap begitu dan tidak berkembang. Jadi seorang guru yang bertugas di sekolah mempunyai strategi yang khusus agar tidak terjadi penyelewengan dan tidak menempati tugasnya akibat dari pada itu bisa saja membatasi semangat belajar siswa dan tidak memotivasi dengan baik. Untuk mengatasi persoalan pendidikan di Mimika, perlu adanya kerja sama antara pemerintah dan masyarakat Mimika untuk meningkatkan daya saing antara kota-kota lain di Papua dan pada umumnya di Indonesia, apabila pendidikan Mimika ini memberi pupuk dengan baik maka kualitas tamatan pasti tidak jauh berbeda dengan tamatan kota lain. Tempo dulu guru selalu aktif bahakan guru yang cari siswa bila siswa tidak masuk satu kali saja. Sistem pendidikan lebih maju karena, para guru- guru dulu kerja keras. Dan juga di Papua dulu satu dua guru bisa menganagani satu sekolah dengan ketekunan dan pengabdian kepada masyarakat Papua. Masalah pengawasan kontrol dari Pemerintah daerah tidak ketat terhadap para guru di zaman globalisasi ini. Pada hal ada guru yang nakal, tidak mengajar asal trima gaji, hal ini terjadi di seluruh Papua tidak terkeuali. Hanya satu dua guru yang stenga mati mengabdi memberikan pelayanan pendidika. Contohnya ada guru di papua yang bisa mengajar seorang diri kelas satu sampai kelas eman. 153 Contoh kasus lain yang nyata adalah terjadi di distrik kecamatan Agimuga Kabupaten Mimika beberapa tahun lalu saat kunjungan tim kampanye penduli pendidikan papua dipinpin oleh Paul Sugiyo dari Binterbusi Semarang. Menemukan bahwa gedung sekolah distrik agumuga tidak ada guru satu pun dan anak-anak hanya datang ke sekolah bermain- main lalu pulang. Hal ini terjadi karena, lemanya pengawasan dari pemerintah daerah Mimika dalam hal ini Dinas pendidikan Kabupaten Mimika.

2. Pemberdayaan Guru oleh Dinas Pendidikan

Seandainya mental dan moral para birokrak yang ada di Mimika Papua mulai dari Bupati daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat tingkat Daerah DPRD, dan Dinas Pendidiakan sebagai pengambil kebijakan untuk meningkatkan tingkat mutu pendidikan di tanah Mimika Papua, dan sampai pelaksana teknis seperti kepala sekolah untuk lingkungan sekolah “baik jujur adil” maka ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan terutama dalam meningkatkan mutu pendidikan di Mimika Papua yang nantinya akan lahir SDM Mimika Papua yang handal. Namun kondisi dan fakta dari Dinas pendidikan Kabupaten Mimika sama sekali tidak ada dalam hal peningkatan kinerja guru SMA. Hal ini sangat jelas bahwa data maupun fakta fasilitasi guru-guru mengikuti sertifikasi pun belun jelas. 154 Bisa saja melalui sosialisasi tentang kinerja guru kepada para guru- guru, sehingga sejak guru itu bisa mendapat pendidikan dan ilmu yang lebih tinggi. Karena waktu ini adalah masa emas bagi para guru dalam membentuk kecerdasan dan krakter SDM. Masalah guru sangat fital dalam dunia pendidikan Mimika Papua, andai sebuah sekolah memiliki fasilitas sekolah dan dilengkapi dengan lap komputer, lap bahasa inggris, perpustakaan, gedung sekolah yang mewah, guru juga lengkap dengan kualifikasi pendidikan sarjanaS1. Tetapi kopetensi masih di bawah standar apakah perkembangan pendidikan akan tetap terjaminkah? Apalagi guru dengan kualifkasi sarjanaS1 bukan pendidikan sosial yang justru belakangan ini mendominasi semua satuan pendidikan mulai dari TK, SD, SMP dan SMASMK yang ada di tanah Mimika Papua. Apalagi guru yang angkat menjadi PNS dengan ijasah palsu padahal SMA aja belum lulus, ini aja perlu diperhatikan dan mau dibawa kemana pendidikan di Mimika Papua ini. Persoal seperti ini perlu menjadi perhatian serius oleh Dinas Pendidikan dan terlebih lagi oleh pemerintah daerah dan tujuanya adalah biar ada terobosan-terobosan baru untuk mengatasi masalah guru baik kopetensi dan kesejahteraannya. Perlu dibahas adalah fasilitas serkolah, seperti gedung sekolah dilengkapi dengan perpustakaan yang memadai, buku pelajaran sesuai kurikulum, dan alat-alat pembantu lainnya. Untuk konteks Papua yang perlu diperhatikan adalah kopetensi guru, jika guru itu profesional dan memiliki kemampuan dalam bidang tertentu, maka guru tersebut pastinya akan 155 membawa perubahan dalam hal mengoperasikan dan menggunakan alat-alat sekolah dan juga guru yang andal pastinya menciptakan suasana kelas yang hidup serta memberi pemahaman terhadap siswa. Tetapi kenyataanya mala pemerintah buta dalam perhatikan pendidikan di Kabupten Mimika karena hasilnya masih nol dan harus mulai dari awal masalah pendidikan di Kabupaten Mimika.

3. Pembinaan Guru-Guru Oleh LPMAK

Undang-Undang Republik IndonesiaNomor 14 Tahun 2005 ketentuanumum dalam Bab 1 pasal 1 poin ke 18menyatakan bahwa Masyarakat adalah kelompok warga negara indonesia nonpemerintah yang mempunyai perhatian dan peranan dalam bidang pendidikan.

I. Misi dan Visi LPMAK

Misi berupaya meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan sosial- ekonomi masyarakat suku Amungme dan Kamoro serta lima kekerabatan yang berdomisili di kabupaten Mimika, melalui kemitraan dengan pemerintah, lembaga adat, lembaga agama, dan lembaga lainnya serta memastikan bahwa pengelolaannya berkesinambungan. Berfokus pada pemberdayaan masyarakat yang partisipatoris berlandaskan nilai-nilai keagamaan dan buaya di bidang pendidikan, kesehatan, ekomoni kerakyatan, dan bidang lainnya yang sesuai dan semuanya dapat menciptakan rasa aman bagi lingkungan sekitar.