Sarana Prasarana Gambaran Umum Kota Mimika

149 Tabel 4.5 Jumlah Guru Bersertifikasi Menurut Jenjang Pendidikan. No Jenjang Pendidikan Jumlah Guru Bersertifikat Menurut Jenjang Pendidikan Jumlah 2007 2008 2009 2010 1 TK - - - - 2 SD 1 1 5 9 16 3 SMP 2 2 10 15 29 4 SMA 3 9 10 9 31 5 SMK 4 7 8 7 26 6 Pengawas - - 2 4 6 Jumlah 11 22 14 44 108 Sumber : Dinas Pendidikan Kebudayaan Ka b. Mimika tahun 2010

7. Jumlah Sekolah RSBI dan SSN

SBI Sekolah Bertaraf Internasional, RSBI Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional, RSSN Rintisan Sekolah Standar Nasional dan SSN Sekolah Standar Nasional merupakan salah satu bentuk unggulan dalam peningkatan mutu, relevansi dan daya saing. Berkembangnya SBI, RSBI, RSSN dan SSN di Kabupaten Mimika diharapkan dapat memberikan imbas positif terhadap perkembangan sekolah lain dan perkembangan mutu pendidikan di daerah ini. Namunjumlah sekolah di Kabupaten Mimika yang sudah diakui sebagai sekolah berstandar nasional maupun internasional masih sangat sedikit, sehingga upaya-upaya untuk mendorong dan memotivasi sekolah memenuhi persyaratan sekolah berstandar nasional dan internasional perlu terus dilakukan sebagai upaya peningkatan kualitas pendidikan di Kabupaten Mimika. 150

B. Analisis Data

1. Kondisis Awal Profesionalisme Guru

Tangapan masyarakat mengenai pendidikan di Mimika- papua selalu saja ada yang membanding-bandingkan pendidikan tempo dulu-dulu dengan pendidikan jaman sekarang. Dalam berbagai kesempatan dan bebagai perjalanan ke Papua entah di wilayah Mimika maupun seluruh papua, ketika kita bertanya kepada para guru maupun praktisi pendidikan, jawaban yang mereka lontarkan yaitu pendidikan saat ini mudur. Tidak heran, jawaban itu juga dikemukaan oleh kepala daerah papua soal pendidikan ironisnya, kemuduran itu justru dijadikan pembading masa penjajahan Belanda lebih dari puluhan tahun silam. Oleh karena itu mantan kepala SD inpres Kwamki baru Timika, Cantius Amareyauw kondisi ini tanpa keraguan mudurnya pendidikan “Ia sulit membayangkan bagimana pendidikan di Mimika tidak bisa maju, sedangkan dia yang pernah mengajar di ibu kota kabupaten saja sulit mengakses materi pelajaran. Kondisi tersebut sunggu jauh berbeda ketika masa Belanda di papua, lebih dari puluan tahun yang lalu. Saat itu, buku-buku pelajaran hingga perabot kelas dicukupi sehingga guru relatif men gajar”. Tetapi kondisi anak-anak Mimika saat ini tidak beranjak dari masa lalunya buta huruf dan angka. Kondisi tersebut hampir sama dengan setengah abad silam bahkan mutu pendidikan lebih buruk lagi. Di pendalaman banyak sekolah tidak berpodasi, gedung tanpa guru yang lebih suka keluyuran di kota sambil menunggu gaji buta.