ANALISIS KEUANGAN ANALISIS LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN

50

3. ANALISIS KEUANGAN ANALISIS LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN

dalam miliar Rupiah, kecuali dinyatakan lain Uraian Periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember Pertumbuhan 2016 2015 2015 2014 2013 30 Sep 2015 – 30 Sep 2016 31 Des 2014 – 31 Des 2015 31 Des 2013 – 31 Des 2014 PENDAPATAN 4.980,8 4.028,8 5.657,2 5.926,1 5.862,3 23,6 4,5 1,1 BEBAN POKOK PENJUALAN 4.126,2 3.362,0 4.772,8 5.059,1 4.965,4 22,7 5,7 1,9 LABA BRUTO 854,6 666,8 884,4 867,0 896,9 28,2 2,0 3,3 BEBAN USAHA Beban Usaha 513,8 467,4 630,1 586,6 531,2 9,9 7,4 10,4 Pendapatan Lainnya 20,4 8,2 17,1 8,2 12,6 148,8 108,5 34,9 Beban Pajak Final 1,3 1,1 1,4 1,2 1,6 18,2 16,7 25,0 Beban Lainnya 37,5 2,5 14,6 4,0 17,5 1.400,0 265,0 77,1 LABA USAHA 322,4 204,0 255,4 283,4 359,2 58,0 9,9 21,1 Beban Keuangan 73,2 60,3 84,5 80,6 30,0 21,4 4,8 168,7 Bagian Laba Entitas Asosiasi 0,6 1,1 1,0 1,1 0,5 45,5 190,9 120,0 LABA SEBELUM PAJAK 248,6 142,6 169,9 203,9 329,7 74,3 16,7 38,2 BEBAN PAJAK PENGHASILAN 60,3 33,5 37,1 43,8 81,1 80,0 15,3 46,0 LABA TAHUN PERIODE BERJALAN 188,3 109,1 132,8 160,1 248,6 72,6 17,1 35,6 PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAINNYA Pengukuran Kembali atas Program Imbalan Pasti 15,2 6,9 10,6 2,5 13,0 320,3 524,0 119,2 Pajak Penghasilan Terkait Pos-pos yang tidak akan Direklasiikasi ke Laba Rugi 3,8 1,7 2,6 0,6 3,2 323,5 533,3 118,8 TOTAL LABA KOMPREHENSIF TAHUN PERIODE BERJALAN 176,9 114,3 140,8 158,2 258,4 54,8 11,0 38,8 Pendapatan Perbandingan Pendapatan untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2016 dan 2015 Pendapatan Perseroan untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2016 adalah sebesar Rp4.980,8 miliar, meningkat sebesar Rp952,0 miliar atau 23,6 dibandingkan dengan Pendapatan untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2015 sebesar Rp4.028,8 miliar. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh peningkatan pendapatan pembiayaan konsumen terkait dengan pengembangan usaha yang dilakukan. Di sisi lain, terjadi peningkatan unit kendaraan yang dijual serta peningkatan harga jual kendaraan per unit terkait dengan adanya produk baru yang dikeluarkan oleh Toyota pada awal tahun dan LCGC pada pertengahan tahun 2016. Perbandingan Pendapatan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 Pendapatan Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp5.657,2 miliar, menurun sebesar Rp268,9 miliar atau 4,5 dibandingkan dengan Pendapatan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar Rp5.926,1 miliar. Penurunan ini terutama disebabkan oleh terjadinya penurunan jumlah unit kendaraan yang dijual terkait penurunan minat beli masyarakat, naiknya nilai tukar dolar Amerika, serta persaingan dari kompetitor yang cukup signiikan. Di sisi lain, pendapatan pembiayaan konsumen Perseroan mengalami peningkatan terkait dengan pengembangan usaha yang dilakukan. 51 Perbandingan Pendapatan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 Pendapatan Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp5.926,1 miliar, meningkat sebesar Rp63,8 miliar atau 1,1 dibandingkan dengan Pendapatan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp5.862,3 miliar. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh peningkatan pendapatan pembiayaan konsumen terkait dengan pengembangan usaha yang dilakukan. Di sisi lain, terjadi penurunan unit kendaraan yang dijual terkait kondisi ekonomi yang lesu secara nasional ditambah mulai adanya persaingan ketat dari kompetitor namun penurunan tersebut diimbangi dengan peningkatan harga jual kendaraan per unit. Beban Pokok Pendapatan Perbandingan Beban Pokok Pendapatan untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2016 dan 2015 Beban Pokok Pendapatan Perseroan untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2016 adalah sebesar Rp4.126,2 miliar, meningkat sebesar Rp764,2 miliar atau 22,7 dibandingkan dengan Beban Pokok Pendapatan untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2015 sebesar Rp3.362,0 miliar. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh peningkatan beban pokok penjualan kendaraan seiring dengan terjadinya kenaikan jumlah unit kendaraan yang dijual terkait dengan adanya produk baru yang dikeluarkan oleh Toyota pada awal tahun dan LCGC pada pertengahan tahun 2016. Perbandingan Beban Pokok Pendapatan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 Beban Pokok Pendapatan Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp4.772,8 miliar, menurun sebesar Rp286,3 miliar atau 5,7 dibandingkan dengan Beban Pokok Pendapatan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar Rp5.059,1 miliar. Penurunan ini terutama disebabkan oleh penurunan beban pokok penjualan kendaraan seiring dengan terjadinya penurunan jumlah unit kendaraan yang dijual terkait penurunan minat beli masyarakat, naiknya nilai tukar dolar Amerika, serta persaingan dari kompetitor yang cukup signiikan. Perbandingan Beban Pokok Pendapatan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 Beban Pokok Pendapatan Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp5.059,1 miliar, meningkat sebesar Rp93,7 miliar atau 1,9 dibandingkan dengan Beban Pokok Pendapatan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp4.965,4 miliar. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh peningkatan harga beli kendaraan per unit. Peningkatan ini diimbangi dengan adanya penurunan jumlah unit yang dijual terkait kondisi ekonomi yang lesu ditambah mulai adanya persaingan dari kompetitor. Pendapatan Lainnya Perbandingan Pendapatan Lainnya untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2016 dan 2015 Pendapatan Lainnya Perseroan untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2016 adalah sebesar Rp20,4 miliar, meningkat sebesar Rp12,2 miliar atau 148,8 dibandingkan dengan Pendapatan Lainnya untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2015 sebesar Rp8,2 miliar. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh peningkatan laba pelepasan aset tetap dan pendapatan dividen dari entitas asosiasi. 52 Perbandingan Pendapatan Lainnya untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 Pendapatan Lainnya Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp17,1 miliar, meningkat sebesar Rp8,9 miliar atau 108,5 dibandingkan dengan Pendapatan Lainnya untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar Rp8,2 miliar. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh peningkatan laba pelepasan aset tetap. Perbandingan Pendapatan Lainnya untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 Pendapatan Lainnya Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp8,2 miliar, menurun sebesar Rp4,4 miliar atau 34,9 dibandingkan dengan Pendapatan Lainnya untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar Rp12,6 miliar. Penurunan ini terutama disebabkan oleh penurunan pendapatan dari leasing dan asuransi. Beban Lainnya Perbandingan Beban Lainnya untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2016 dan 2015 Beban Lainnya Perseroan untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2016 adalah sebesar Rp37,5 miliar, meningkat sebesar Rp35,0 miliar atau 1.400,0 dibandingkan dengan Beban Lainnya untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2015 sebesar Rp2,5 miliar. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh kenaikan beban provisi bank. Perbandingan Beban Lainnya untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 Beban Lainnya Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp14,6 miliar, menurun sebesar Rp10,6 miliar atau 265,0 dibandingkan dengan Beban Lainnya untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar Rp4,0 miliar. Penurunan ini terutama disebabkan oleh penurunan biaya sewa lokasi karena pemindahan lokasi penyimpanan kendaraan ke lokasi milik sendiri pada tahun 2015. Perbandingan Beban Lainnya untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 Beban Lainnya Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp4,0 miliar, menurun sebesar Rp13,5 miliar atau 77,1 dibandingkan dengan Beban Lainnya untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar Rp17,5 miliar. Penurunan ini terutama disebabkan oleh penurunan beban sewa lokasi. Beban Keuangan Perbandingan Beban Keuangan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 Beban Keuangan Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp80,6 miliar, meningkat sebesar Rp50,6 miliar atau 168,7 dibandingkan dengan Beban Keuangan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp30,0 miliar. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh meningkatnya jumlah pinjaman untuk modal kerja dan naiknya suku bunga pinjaman. 53 Bagian Laba Entitas Asosiasi Perbandingan Bagian Laba Entitas Asosiasi untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2016 dan 2015 Bagian Laba Entitas Asosiasi Perseroan untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2016 adalah sebesar negatif Rp0,6 miliar, meningkat sebesar Rp0,5 miliar atau 45,5 dibandingkan dengan Bagian Laba Entitas Asosiasi untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2015 sebesar negatif Rp1,1 miliar. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh keuntungan pada pada entitas asosiasi, yaitu PT Toyota Tsusho Logistic Center Nasmoco Transport. Perbandingan Bagian Laba Entitas Asosiasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 Bagian Laba Entitas Asosiasi Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar negatif Rp1,0 miliar, menurun sebesar Rp2,1 miliar atau 190,9 dibandingkan dengan Bagian Laba Entitas Asosiasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar Rp1,1 miliar. Penurunan ini terutama disebabkan oleh terjadinya penurunan kinerja entitas asosiasi pada tahun 2015 terkait menurunnya industri otomotif. Perbandingan Bagian Laba Entitas Asosiasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 Bagian Laba Entitas Asosiasi Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp1,1 miliar, meningkat sebesar Rp0,6 miliar atau 120,0 dibandingkan dengan Bagian Laba Entitas Asosiasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp0,5 miliar. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh peningkatan kinerja entitas asosiasi, yaitu PT Selaras Nusa Abadi. Laba Sebelum Pajak Perbandingan Laba Sebelum Pajak untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2016 dan 2015 Laba Sebelum Pajak Perseroan untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2016 adalah sebesar Rp248,6 miliar, meningkat sebesar Rp106,0 miliar atau 74,3 dibandingkan dengan Laba Sebelum Pajak untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2015 sebesar Rp142,6 miliar. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh hal-hal yang telah diuraikan di atas. Perbandingan Laba Sebelum Pajak untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 Laba Sebelum Pajak Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp203,9 miliar, menurun sebesar Rp125,8 miliar atau 38,2 dibandingkan dengan Laba Sebelum Pajak untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp329,7 miliar. Penurunan ini terutama disebabkan oleh hal-hal yang telah diuraikan di atas. Beban Pajak Penghasilan Perbandingan Beban Pajak Penghasilan untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2016 dan 2015 Beban Pajak Penghasilan Perseroan untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2016 adalah sebesar Rp60,3 miliar, meningkat sebesar Rp26,8 miliar atau 80,0 dibandingkan dengan Beban Pajak Penghasilan untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2015 sebesar Rp33,5 miliar. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh peningkatan beban pajak kini seiring dengan peningkatan laba sebelum pajak. 54 Perbandingan Beban Pajak Penghasilan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 Beban Pajak Penghasilan Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp43,8 miliar, menurun sebesar Rp37,3 miliar atau 46,0 dibandingkan dengan Beban Pajak Penghasilan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp81,1 miliar. Penurunan ini terutama disebabkan oleh penurunan beban pajak kini seiring dengan penurunan laba sebelum pajak. Laba TahunPeriode Berjalan Perbandingan Laba Periode Berjalan untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2016 dan 2015 Laba Periode Berjalan Perseroan untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2016 adalah sebesar Rp188,3 miliar, meningkat sebesar Rp79,2 miliar atau 72,6 dibandingkan dengan Laba Periode Berjalan untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2015 sebesar Rp109,1 miliar. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh peningkatan unit kendaraan yang dijual terkait dengan adanya produk baru yang dikeluarkan oleh Toyota pada awal tahun dan LCGC pada pertengahan tahun 2016. Perbandingan Laba Tahun Berjalan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 Laba Tahun Berjalan Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp132,8 miliar, menurun sebesar Rp27,3 miliar atau 17,1 dibandingkan dengan Laba Tahun Berjalan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar Rp160,1 miliar. Penurunan ini terutama disebabkan oleh penurunan unit kendaraan yang dijual. Perbandingan Laba Tahun Berjalan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 Laba Tahun Berjalan Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp160,1 miliar, menurun sebesar Rp88,5 miliar atau 35,6 dibandingkan dengan Laba Tahun Berjalan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp248,6 miliar. Penurunan ini terutama disebabkan oleh penurunan unit kendaraan yang dijual. Pengukuran Kembali atas Program Imbalan Pasti Perbandingan Pengukuran Kembali atas Program Imbalan Pasti untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2016 dan 2015 Pengukuran Kembali atas Program Imbalan Pasti Perseroan untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2016 adalah sebesar negatif Rp15,2 miliar, menurun sebesar Rp22,1 miliar atau 320,3 dibandingkan dengan Pengukuran Kembali atas Program Imbalan Pasti untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2015 sebesar Rp6,9 miliar. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh penurunan suku bunga diskonto untuk perhitungan liabilitas. Perbandingan Pengukuran Kembali atas Program Imbalan Pasti untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 Pengukuran Kembali atas Program Imbalan Pasti Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp10,6 miliar, meningkat sebesar Rp13,1 miliar atau 524,0 dibandingkan dengan Pengukuran Kembali atas Program Imbalan Pasti untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar negatif Rp2,5 miliar. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh meningkatnya liabilitas imbalan kerja pada tahun 2015. 55 Perbandingan Pengukuran Kembali atas Program Imbalan Pasti untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 Pengukuran Kembali atas Program Imbalan Pasti Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar negatif Rp2,5 miliar, menurun sebesar Rp15,5 miliar atau 119,2 dibandingkan dengan Pengukuran Kembali atas Program Imbalan Pasti untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp13,0 miliar. Penurunan ini terutama disebabkan oleh penurunan tingkat diskonto pada tahun 2014. Pajak Penghasilan Terkait Pos-pos yang tidak akan Direklasiikasi ke Laba Rugi Perbandingan Pajak Penghasilan Terkait Pos-pos yang tidak akan Direklasiikasi ke Laba Rugi untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2016 dan 2015 Pajak Penghasilan Terkait Pos-pos yang tidak akan Direklasiikasi ke Laba Rugi Perseroan untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2016 adalah sebesar Rp3,8 miliar, meningkat sebesar Rp5,5 miliar atau 323,5 dibandingkan dengan Pajak Penghasilan Terkait Pos- pos yang tidak akan Direklasiikasi ke Laba Rugi untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2015 sebesar negatif Rp1,7 miliar. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh meningkatnya liabilitas imbalan kerja pada tahun 2016. Perbandingan Pajak Penghasilan Terkait Pos-pos yang tidak akan Direklasiikasi ke Laba Rugi untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 Beban Pajak Penghasilan Terkait Pos-pos yang tidak akan Direklasiikasi ke Laba Rugi Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar negatif Rp2,6 miliar, menurun sebesar Rp3,2 miliar atau 533,3 dibandingkan dengan Pajak Penghasilan Terkait Pos-pos yang tidak akan Direklasiikasi ke Laba Rugi untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar Rp0,6 miliar. Penurunan ini terutama disebabkan oleh meningkatnya liabilitas imbalan kerja pada tahun 2015. Perbandingan Pajak Penghasilan Terkait Pos-pos yang tidak akan Direklasiikasi ke Laba Rugi untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 Pajak Penghasilan Terkait Pos-pos yang tidak akan Direklasiikasi ke Laba Rugi Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp0,6 miliar, meningkat sebesar Rp3,8 miliar atau 118,8 dibandingkan dengan Beban Pajak Penghasilan Terkait Pos-pos yang tidak akan Direklasiikasi ke Laba Rugi untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar negatif Rp3,2 miliar. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh penurunan tingkat diskonto pada tahun 2014. Total Laba Komprehensif Tahun Periode Berjalan Perbandingan Total Laba Komprehensif Periode Berjalan untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2016 dan 2015 Total Laba Komprehensif Periode Berjalan Perseroan untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2016 adalah sebesar Rp176,9 miliar, meningkat sebesar Rp62,6 miliar atau 54,8 dibandingkan dengan Total Laba Komprehensif Periode Berjalan untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2015 sebesar Rp114,3 miliar. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh hal-hal yang telah diuraikan di atas. 56 Perbandingan Total Laba Komprehensif Tahun Berjalan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 Total Laba Komprehensif Tahun Berjalan Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp158,2 miliar, menurun sebesar Rp100,2 miliar atau 38,8 dibandingkan dengan Total Laba Komprehensif Tahun Berjalan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp258,4 miliar. Penurunan ini terutama disebabkan oleh hal-hal yang telah diuraikan di atas. ANALISIS PERTUMBUHAN ASET, LIABILITAS DAN EKUITAS Aset dalam miliar Rupiah, kecuali dinyatakan lain Uraian 30 September 31 Desember Pertumbuhan 2016 2015 2014 2013 31 Des 2015 – 30 Sep 2016 31 Des 2014 – 31 Des 2015 31 Des 2013 – 31 Des 2014 ASET ASET LANCAR Kas dan Setara Kas 153,6 147,7 122,2 228,2 4,0 20,9 46,5 Piutang Usaha Neto Pihak Berelasi 41,0 43,8 34,7 12,2 6,4 26,2 184,4 Pihak Ketiga 363,9 353,3 354,9 381,9 3,0 0,5 7,1 Aset Keuangan Lancar Lainnya Pihak Berelasi 41,9 66,3 77,0 38,4 36,8 13,9 100,5 Pihak Ketiga 180,9 169,9 133,6 97,5 6,5 27,2 37,0 Piutang Pembiayaan Konsumen - Setelah Dikurangi Pendapatan yang Belum Diakui dan Penurunan Nilai 3.894,9 3.485,4 3.278,9 2.734,1 11,7 6,3 19,9 Persediaan - Neto 400,6 350,5 308,5 285,2 14,3 13,6 8,2 Pajak Dibayar di Muka 33,0 39,8 30,6 12,7 17,1 30,1 140,9 Beban Dibayar di Muka 39,2 54,3 31,4 41,2 27,8 72,9 23,8 Total Aset Lancar 5.149,0 4.711,0 4.371,8 3.831,4 9,4 7,8 14,1 ASET TIDAK LANCAR Investasi Tersedia Untuk Dijual 3,6 3,6 3,6 3,6 - - - Investasi pada Entitas Asosiasi 83,8 83,4 51,9 34,8 0,5 60,7 49,1 Properti Investasi 343,5 283,6 165,4 132,6 21,1 71,5 24,7 Aset Tetap - Neto 686,5 747,3 864,4 778,9 8,1 13,5 11,0 Aset Pajak Tangguhan 28,0 23,0 21,2 18,3 21,7 8,5 15,8 Aset Lain-lain 7,5 6,1 12,0 10,2 23,0 49,2 18,8 Total Aset Tidak Lancar 1.152,9 1.147,0 1.118,5 978,4 0,5 2,5 14,3 TOTAL ASET 6.301,9 5.858,0 5.490,3 4.809,8 7,6 6,7 14,1 Perbandingan Aset Perseroan pada tanggal 30 September 2016 dengan 31 Desember 2015 Aset. Aset Perseroan pada tanggal 30 September 2016 adalah sebesar Rp6.301,9 miliar, meningkat sebesar Rp443,9 miliar atau 7,6 jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2015 sebesar Rp5.858,0 miliar. Peningkatan Aset Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh meningkatnya piutang pembiayaan konsumen terkait pengembangan usaha dan persediaan terkait peningkatnya penjualan karena adanya produk baru Toyota di tahun 2016. Untuk memaksimalisasi pertumbuhan aset, akan dilakukan dengan pembukaan cabang baru di segmen pembiayaan konsumen dan meningkatkan upaya penjualan untuk produk baru Toyota. 57 Aset Keuangan Lancar Lainnya - Pihak Berelasi. Aset Keuangan Lancar Lainnya - Pihak Berelasi Perseroan pada tanggal 30 September 2016 adalah sebesar Rp41,9 miliar, menurun sebesar Rp24,4 miliar atau 36,8 jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2015 sebesar Rp66,3 miliar. Peningkatan Aset Keuangan Lancar Lainnya - Pihak Berelasi Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh meningkatnya piutang kepada PT Nasmoco Abadi Motor terkait dengan meningkatnya penjualan mobil karena produk baru Toyota di tahun 2016. Perbandingan Aset Perseroan pada tanggal 31 Desember 2015 dengan 31 Desember 2014 Aset. Aset Perseroan pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp5.858,0 miliar, meningkat sebesar Rp367,7 miliar atau 6,7 jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar Rp5.490,3 miliar. Peningkatan Aset Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh meningkatnya piutang pembiayaan konsumen terkait pengembangan usaha. Untuk memaksimalisasi pertumbuhan aset, dilakukan dengan pembukaan cabang baru di segmen pembiayaan konsumen dan eisiensi biaya di segmen otomotif. Pajak Dibayar di Muka. Pajak Dibayar di Muka Perseroan pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp39,8 miliar, meningkat sebesar Rp9,2 miliar atau 30,1 jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar Rp30,6 miliar. Peningkatan Pajak Dibayar di Muka Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh peningkatan Pajak Pertambahan Nilai sehubungan dengan pembayaran atas Surat Ketetapan Pajak dan Surat Tagihan Pajak untuk tahun pajak 2013 yang diterbitkan pada tahun 2015. Selain itu, peningkatan ini juga disebabkan oleh adanya lebih bayar pajak penghasilan badan untuk tahun pajak 2014 dan 2015 yang dibayarkan pada tahun 2015. Beban Dibayar di Muka. Beban Dibayar di Muka Perseroan pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp54,2 miliar, meningkat sebesar Rp22,9 miliar atau 72,9 jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar Rp31,4 miliar. Peningkatan Beban Dibayar di Muka Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh peningkatan beban sewa dibayar di muka seiring dengan penambahan area penyimpanan kendaraan. Investasi pada Entitas Asosiasi. Investasi pada Entitas Asosiasi Perseroan pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp83,4 miliar, meningkat sebesar Rp31,5 miliar atau 60,7 jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar Rp51,9 miliar. Peningkatan Investasi pada Entitas Asosiasi Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh penyertaan saham pada PT Marks Nasmoco Investindo dan PT Bayauc Nasmoco Investindo pada tahun 2015. Properti Investasi. Properti Investasi Perseroan pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp283,6 miliar, meningkat sebesar Rp118,2 miliar atau 71,5 jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar Rp132,6 miliar. Peningkatan Properti Investasi Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh penambahan properti investasi berupa bangunan. Aset Lain-lain. Aset Lain-lain Perseroan pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp6,1 miliar, menurun sebesar Rp5,9 miliar atau 49,2 jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar Rp12,0 miliar. Penurunan Aset Lain-lain Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh realisasi piutang pajak pada tahun 2015. Perbandingan Aset Perseroan pada tanggal 31 Desember 2014 dengan 31 Desember 2013 Aset. Aset Perseroan pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp5.490,3 miliar, meningkat sebesar Rp680,5 miliar atau 14,1 jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp4.809,8 miliar. Peningkatan Aset Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh meningkatnya piutang pembiayaan konsumen terkait pengembangan usaha. Untuk memaksimalisasi pertumbuhan aset, dilakukan dengan pembukaan cabang baru di segmen pembiayaan konsumen dan eisiensi biaya di segmen otomotif. 58 Piutang Usaha - Pihak Berelasi. Piutang Usaha - Pihak Berelasi Perseroan pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp34,7 miliar, meningkat sebesar Rp22,5 miliar atau 184,4 jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar Rp12,2 miliar. Peningkatan Piutang Usaha - Pihak Berelasi Perseroan tersebut seiring dengan peningkatan penjualan kendaraan dan suku cadang kepada pihak berelasi. Aset Keuangan Lancar Lainnya - Pihak Berelasi. Aset Keuangan Lancar Lainnya - Pihak Berelasi Perseroan pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp77,0 miliar, meningkat sebesar Rp38,6 miliar atau 100,5 jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp38,4 miliar. Peningkatan Aset Keuangan Lancar Lainnya - Pihak Berelasi Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh peningkatan pemberian pinjaman kepada PT Nasmoco Bengawan Motor dan PT Laras Exata Ustanta. Aset Keuangan Lancar Lainnya - Pihak Ketiga. Aset Keuangan Lancar Lainnya - Pihak Ketiga Perseroan pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp133,6 miliar, meningkat sebesar Rp36,1 miliar atau 37,0 jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp97,5 miliar. Peningkatan Aset Keuangan Lancar Lainnya - Pihak Ketiga Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh meningkatnya piutang kendaraan tarikan seiring dengan meningkatnya non performing loan di AFI dan meningkatnya piutang rental seiring dengan meningkatnya pendapatan divisi rental. Pajak Dibayar di Muka. Pajak Dibayar di Muka Perseroan pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp30,6 miliar, meningkat sebesar Rp17,9 miliar atau 140,9 jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp12,7 miliar. Peningkatan Pajak Dibayar di Muka Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh adanya lebih bayar pajak penghasilan badan untuk tahun pajak 2014. Investasi pada Entitas Asosiasi. Investasi pada Entitas Asosiasi Perseroan pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp51,9 miliar, meningkat sebesar Rp17,1 miliar atau 49,1 jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp34,8 miliar. Peningkatan Investasi pada Entitas Asosiasi Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh penambahan properti investasi berupa tanah dan bangunan. Liabilitas dalam miliar Rupiah, kecuali dinyatakan lain Uraian 30 September 31 Desember Pertumbuhan 2016 2015 2014 2013 31 Des 2015 – 30 Sep 2016 31 Des 2014 – 31 Des 2015 31 Des 2013 – 31 Des 2014 LIABILITAS LIABILITAS JANGKA PENDEK Pinjaman Jangka Pendek 949,5 951,0 786,7 667,3 0,2 20,9 17,9 Utang Usaha Pihak Ketiga 176,7 140,7 97,3 113,3 25,6 44,6 14,1 Liabilitas Jangka Pendek Lainnya Pihak Berelasi 10,1 49,9 21,1 6,7 79,8 136,5 214,9 Pihak Ketiga 178,7 253,5 239,0 156,8 29,5 6,1 52,4 Beban Akrual 67,5 51,2 40,4 31,4 31,8 26,7 28,7 Pendapatan Diterima Dimuka 6,9 1,9 3,7 3,5 263,2 48,6 5,7 Utang Pajak 52,6 27,0 34,1 44,3 94,8 20,8 23,0 Liabilitas Jangka Panjang – Pinjaman Jangka Panjang 1.518,6 1.587,6 1.442,9 1.107,5 4,3 10,0 30,3 Total Liabilitas Jangka Pendek 2.960,6 3.062,8 2.665,2 2.130,8 2,9 14,9 25,1 LIABILITAS JANGKA PANJANG Pinjaman Jangka Panjang 1.768,6 1.405,5 1.540,4 1.524,4 25,8 8,8 1,0 Imbalan Pasca Kerja 115,3 87,0 87,1 75,1 32,5 0,1 16,0 Liabilitas Pajak Tangguhan - 4,7 3,4 3,5 100,0 38,2 2,9 Total Liabilitas Jangka Panjang 1.883,9 1.497,2 1.630,9 1.603,0 25,8 8,2 1,7 TOTAL LIABILITAS 4.844,5 4.560,0 4.296,1 3.733,8 6,5 6,1 15,1 59 Perbandingan Liabilitas Perseroan pada tanggal 30 September 2016 dengan 31 Desember 2015 Liabilitas. Liabilitas Perseroan pada tanggal 30 September 2016 adalah sebesar Rp4.844,5 miliar, meningkat sebesar Rp284,5 miliar atau 6,2 jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2015 sebesar Rp4.560,0 miliar. Peningkatan Liabilitas Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh meningkatnya pinjaman modal kerja untuk kegiatan usaha pembiayaan dalam rangka pengembangan usaha yang diikuti dengan pembukaan cabang baru. Liabilitas Jangka Pendek Lainnya - Pihak Berelasi. Liabilitas Jangka Pendek Lainnya - Pihak Berelasi Perseroan pada tanggal 30 September 2016 adalah sebesar Rp10,1 miliar, menurun sebesar Rp39,8 miliar atau 79,8 jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2015 sebesar Rp49,9 miliar. Penurunan Liabilitas Jangka Pendek Lainnya - Pihak Berelasi Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh penurunan utang kepada PT Marks Nasmoco Investindo. Beban Akrual. Beban Akrual Perseroan pada tanggal 30 September 2016 adalah sebesar Rp67,5 miliar, meningkat sebesar Rp16,3 miliar atau 31,8 jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2015 sebesar Rp51,2 miliar. Peningkatan Beban Akrual tersebut terutama disebabkan oleh peningkatan pencadangan insentif terkait peningkatan penjualan karena adanya produk baru Toyota di tahun 2016. Pendapatan Diterima Dimuka. Pendapatan Diterima Dimuka Perseroan pada tanggal 30 September 2016 adalah sebesar Rp6,9 miliar, meningkat sebesar Rp5,0 miliar atau 263,2 jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2015 sebesar Rp1,9 miliar. Peningkatan Pendapatan Diterima Dimuka Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh meningkatnya nilai pendapatan sewa. Utang Pajak. Utang Pajak Perseroan pada tanggal 30 September 2016 adalah sebesar Rp52,6 miliar, meningkat sebesar Rp25,6 miliar atau 94,8 jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2015 sebesar Rp27,0 miliar. Peningkatan Utang Pajak Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh meningkatnya utang pajak badan. Liabilitas Pajak Tangguhan. Liabilitas Pajak Tangguhan Perseroan pada tanggal 30 September 2016 adalah sebesar Rp0 miliar, menurun sebesar Rp4,7 miliar atau 100 jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2015 sebesar Rp4,7 miliar. Penurunan Liabilitas Pajak Tangguhan Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh penjualan aset sewa operasi di segment pembiayaan. Imbalan Pasca Kerja. Imbalan Pasca Kerja Perseroan pada tanggal 30 September 2016 adalah sebesar Rp115,3 miliar, meningkat sebesar Rp28,3 miliar atau 32,5 jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2015 sebesar Rp87,0 miliar. Peningkatan Imbalan Pasca Kerja Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh menurunnya tingkat bunga diskonto pada penghitungan imbalan paska kerja. Perbandingan Liabilitas Perseroan pada tanggal 31 Desember 2015 dengan 31 Desember 2014 Liabilitas. Liabilitas Perseroan pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp4.560,0 miliar, meningkat sebesar Rp263,9 miliar atau 6,1 jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar Rp4.296,1 miliar. Peningkatan Liabilitas Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh meningkatnya pinjaman modal kerja untuk kegiatan usaha pembiayaan dalam rangka pengembangan usaha melalui pembukaan cabang baru. Utang Usaha - Pihak Ketiga. Utang Usaha - Pihak Ketiga Perseroan pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp140,7 miliar, meningkat sebesar Rp43,4 miliar atau 44,6 jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar Rp97,3 miliar. Peningkatan Utang Usaha - Pihak Ketiga Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh meningkatnya utang usaha kepada PT Toyota Astra Motor terkait pembelian persediaan kendaraan. 60 Liabilitas Jangka Pendek Lainnya - Pihak Berelasi. Liabilitas Jangka Pendek Lainnya - Pihak Berelasi Perseroan pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp49,9 miliar, meningkat sebesar Rp28,8 miliar atau 136,5 jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar Rp21,1 miliar. Peningkatan Liabilitas Jangka Pendek Lainnya - Pihak Berelasi Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh pemberian pinjaman modal kerja kepada entitas assosiasi yang didirikan pada tahun 2015. Pendapatan Diterima Dimuka. Pendapatan Diterima Dimuka Perseroan pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp1,9 miliar, menurun sebesar Rp1,8 miliar atau 48,6 jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar Rp3,7 miliar. Penurunan Pendapatan Diterima Dimuka Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh penurunan pendapatan sewa. Liabilitas Pajak Tangguhan. Liabilitas Pajak Tangguhan Perseroan pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp4,7 miliar, meningkat sebesar Rp1,3 miliar atau 38,2 jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar Rp3,4 miliar. Peningkatan Liabilitas Pajak Tangguhan Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh peningkatan beda temporer pada biaya penyusutan sehubungan dengan kegiatan usaha pembiayaan. Perbandingan Liabilitas Perseroan pada tanggal 31 Desember 2014 dengan 31 Desember 2013 Liabilitas. Liabilitas Perseroan pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp4.296,1 miliar, meningkat sebesar Rp562,3 miliar atau 15,1 jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp3.733,8 miliar. Peningkatan Liabilitas Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh meningkatnya pinjaman modal kerja untuk kegiatan usaha pembiayaan dalam rangka pengembangan usaha yang diikuti dengan pembukaan cabang baru. Liabilitas Jangka Pendek Lainnya - Pihak Berelasi. Liabilitas Jangka Pendek Lainnya - Pihak Berelasi Perseroan pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp21,1 miliar, meningkat sebesar Rp14,4 miliar atau 214,9 jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp6,7 miliar. Peningkatan Liabilitas Jangka Pendek Lainnya - Pihak Berelasi Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh meningkatnya pinjaman kepada PT Nasmoco Bengawan Motor. Liabilitas Jangka Pendek Lainnya - Pihak Ketiga. Liabilitas Jangka Pendek Lainnya - Pihak Ketiga Perseroan pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp239,0 miliar, meningkat sebesar Rp82,2 miliar atau 52,4 jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp156,8 miliar. Peningkatan Liabilitas Jangka Pendek Lainnya - Pihak Ketiga Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh peningkatan utang dari kegiatan usaha pembiayaan ke diler rekanan, peningkatan titipan asuransi, serta peningkatan titipan uang muka seiring dengan meningkatnya penjualan mobil pada akhir tahun. Liabilitas Jangka Panjang – Pinjaman Jangka Panjang. Liabilitas Jangka Panjang – Pinjaman Jangka Panjang Perseroan pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp1.442,9 miliar, meningkat sebesar Rp335,4 miliar atau 30,3 jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp1.107,5 miliar. Peningkatan Liabilitas Jangka Panjang – Pinjaman Jangka Panjang Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh meningkatnya pinjaman bank untuk modal kerja pada kegiatan usaha pembiayaan terkait pengembangan usaha melalui pembukaan cabang baru. 61 Ekuitas dalam miliar Rupiah, kecuali dinyatakan lain Uraian 30 September 31 Desember Pertumbuhan 2016 2015 2014 2013 31 Des 2015 – 30 Sep 2016 31 Des 2014 – 31 Des 2015 31 Des 2013 – 31 Des 2014 EKUITAS Ekuitas Yang Dapat Diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk Modal Dasar - 5.400.000.000 saham pada tanggal 30 September 2016 dan 4.000.000 saham pada tanggal 31 Desember 2015, 2014, dan 2013 Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh - 1.350.000.000 saham pada tanggal 30 September 2016 dan 2.777.777 saham pada tanggal 31 Desember 2015, 2014, dan 2013 135,0 27,8 27,8 27,8 385,6 - - Tambahan Modal Disetor - 8,1 8,1 8,1 100,0 - - Selisih Transaksi Perubahan Ekuitas Enitas AnakAsosiasi 0,7 0,7 0,7 0,7 - - - Saldo Laba 1.006,1 981,7 905,3 825,0 2,5 8,4 9,7 Total Ekuitas Yang Dapat Diatribusikan Kepada Pemilik Entitas Induk 1.141,8 1.018,3 941,9 861,6 12,1 8,1 9,3 Kepentingan Non Pengendali 315,6 279,7 252,3 214,4 12,8 10,9 17,7 TOTAL EKUITAS 1.457,4 1.298,0 1.194,2 1.076,0 12,3 8,7 11,0 Perbandingan Ekuitas Perseroan pada tanggal 30 September 2016 dengan 31 Desember 2015 Ekuitas Perseroan pada tanggal 30 September 2016 adalah sebesar Rp1.457,4 miliar, meningkat sebesar Rp159,4 miliar atau 12,3 jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2015 sebesar Rp1.298,0 miliar. Peningkatan Ekuitas Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh peningkatan saldo laba dari kinerja tahun berjalan yang disebabkan adanya produk baru Toyota di tahun 2016 dan peningkatan modal ditempatkan dan disetor penuh. Untuk memaksimalisasi pertumbuhan ekuitas, akan dilakukan dengan pembukaan cabang baru di segmen pembiayaan konsumen dan meningkatkan upaya penjualan untuk produk baru Toyota. Perbandingan Ekuitas Perseroan pada tanggal 31 Desember 2015 dengan 31 Desember 2014 Ekuitas Perseroan pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp1.298,0 miliar, meningkat sebesar Rp103,8 miliar atau 8,7 jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar Rp1.194,2 miliar. Peningkatan Ekuitas Perseroan tersebut disebabkan oleh peningkatan saldo laba dari kinerja tahun berjalan yang relatif stabil dibandingkan tahun sebelumnya. Untuk memaksimalisasi pertumbuhan ekuitas, dilakukan dengan pembukaan cabang baru di segmen pembiayaan konsumen dan eisiensi biaya di segmen otomotif. Perbandingan Ekuitas Perseroan pada tanggal 31 Desember 2014 dengan 31 Desember 2013 Ekuitas Perseroan pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp1.194,2 miliar, meningkat sebesar Rp118,2 miliar atau 11,0 jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp1.076,0 miliar. Peningkatan Ekuitas Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh peningkatan saldo laba dari kinerja tahun berjalan yang relatif stabil dibandingkan tahun sebelumnya. Untuk memaksimalisasi pertumbuhan ekuitas, dilakukan dengan pembukaan cabang baru di segmen pembiayaan konsumen dan eisiensi biaya di segmen otomotif. 62 ANALISIS LAPORAN ARUS KAS Laporan Arus Kas dalam miliar Rupiah, kecuali dinyatakan lain Uraian Periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember Pertumbuhan 2016 2015 2015 2014 2013 30 Sep 2015 – 30 Sep 2016 31 Des 2014 – 31 Des 2015 31 Des 2013 – 31 Des 2014 Arus Kas Neto Diperoleh dari Digunakan untuk Aktivitas Operasi 83,6 183,9 42,4 419,7 369,7 145,5 89,9 213,5 Arus Kas Neto Digunakan untuk Aktivitas Investasi 69,9 9,1 52,9 226,1 381,9 872,0 76,6 40,8 Arus Kas Neto Diperoleh dari Aktivitas Pendanaan 147,5 198,6 120,6 539,7 132,6 174,3 77,7 307,0 KENAIKAN PENURUNAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS 6,0 5,6 25,3 106,1 120,4 7,1 123,9 188,2 Dampak Perubahan Selisih Kurs Terhadap Kas dan Setara Kas 0,1 0,5 0,2 0,1 5,9 120,0 100,0 99,0 KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN PERIODE 147,7 122,2 122,2 228,2 101,9 20,9 46,5 124,0 KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUNPERIODE 153,6 128,3 147,7 122,2 228,2 16,5 17,3 86,7 Arus Kas Neto yang Diperoleh dari Digunakan untuk Aktivitas Operasi Kas neto diperoleh dari aktivitas operasi untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2016 adalah sebesar Rp83,6 miliar. Arus kas yang diperoleh dari aktivitas operasi tersebut terutama berasal dari penerimaan dari pelanggan sebesar Rp4.291,4 miliar. Sedangkan arus kas yang digunakan untuk aktivitas operasi terutama digunakan untuk pembayaran kepada pemasok dan pihak ketiga sebesar Rp3.678,8 miliar. Kas neto digunakan untuk aktivitas operasi untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2015 adalah sebesar Rp183,9 miliar. Arus kas yang diperoleh dari aktivitas operasi tersebut terutama berasal dari penerimaan dari pelanggan sebesar Rp3.430,9 miliar. Sedangkan arus kas yang digunakan untuk aktivitas operasi terutama digunakan untuk pembayaran kepada pemasok dan pihak ketiga sebesar Rp3.089,6 miliar. Kas neto digunakan untuk aktivitas operasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp42,4 miliar. Arus kas yang diperoleh dari aktivitas operasi tersebut terutama berasal dari penerimaan dari pelanggan sebesar Rp4.853,1 miliar. Sedangkan arus kas yang digunakan untuk aktivitas operasi terutama digunakan untuk pembayaran kepada pemasok dan pihak ketiga sebesar Rp4.155,7 miliar. Kas neto digunakan untuk aktivitas operasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp419,7 miliar. Arus kas yang diperoleh dari aktivitas operasi tersebut terutama berasal dari penerimaan dari pelanggan sebesar Rp5.358,7 miliar. Sedangkan arus kas yang digunakan untuk aktivitas operasi terutama digunakan untuk pembayaran kepada pemasok dan pihak ketiga sebesar Rp4.666,1 miliar. Kas neto diperoleh dari aktivitas operasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 adalah sebesar Rp369,7 miliar. Arus kas yang diperoleh dari aktivitas operasi tersebut terutama berasal dari penerimaan dari pelanggan sebesar Rp5.308,1 miliar. Sedangkan arus kas yang digunakan untuk aktivitas operasi terutama digunakan untuk pembayaran kepada pemasok dan pihak ketiga sebesar Rp4.727,2 miliar. 63 Arus Kas Neto yang Diperoleh dari Digunakan untuk Aktivitas Investasi Kas neto diperoleh dari aktivitas investasi untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2016 adalah sebesar Rp69,9 miliar. Arus kas yang diperoleh dari aktivitas investasi tersebut terutama diperoleh dari hasil penjualan aset tetap sebesar Rp196,9 miliar. Kas neto digunakan untuk aktivitas investasi untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2015 adalah sebesar Rp9,1 miliar. Arus kas yang digunakan untuk aktivitas investasi tersebut terutama digunakan untuk perolehan aset tetap sebesar Rp81,2 miliar. Kas neto digunakan untuk aktivitas investasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp52,9 miliar. Arus kas yang digunakan untuk aktivitas investasi tersebut terutama digunakan untuk penambahan properti investasi sebesar Rp182,2 miliar. Kas neto digunakan untuk aktivitas investasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp226,1 miliar. Arus kas yang digunakan untuk aktivitas investasi tersebut terutama digunakan untuk perolehan aset tetap sebesar Rp259,8 miliar dan penambahan properti investasi sebesar Rp20,0 miliar. Kas neto digunakan untuk aktivitas investasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 adalah sebesar Rp381,9 miliar. Arus kas yang digunakan untuk aktivitas investasi tersebut terutama digunakan untuk perolehan aset tetap sebesar Rp410,7 miliar. Arus Kas Neto Diperoleh dari Digunakan untuk Aktivitas Pendanaan Kas neto digunakan untuk aktivitas pendanaan untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2016 adalah sebesar Rp147,5 miliar. Arus kas yang digunakan untuk aktivitas pendanaan tersebut terutama untuk pembayaran pinjaman bank dan lembaga keuangan sebesar Rp4.236,6 miliar. Sedangkan arus kas yang diperoleh dari aktivitas pendanaan terutama diperoleh dari penerimaan pinjaman bank dan lembaga keuangan sebesar Rp4.205,7 miliar. Kas neto diperoleh dari aktivitas pendanaan untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2015 adalah sebesar Rp198,6 miliar. Arus kas yang diperoleh dari aktivitas pendanaan tersebut terutama berasal dari penerimaan dari pinjaman sebesar Rp2.309,6 miliar. Sedangkan arus kas yang digunakan untuk aktivitas pendanaan terutama digunakan untuk pembayaran pinjaman sebesar Rp2.074,0 miliar. Kas neto diperoleh dari aktivitas pendanaan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp120,6 miliar. Arus kas yang diperoleh dari aktivitas pendanaan tersebut terutama berasal dari penerimaan dari pinjaman sebesar Rp2.962,6 miliar. Sedangkan arus kas yang digunakan untuk aktivitas pendanaan terutama digunakan untuk pembayaran pinjaman sebesar Rp2.805,0 miliar. Kas neto diperoleh dari aktivitas pendanaan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp539,7 miliar. Arus kas yang diperoleh dari aktivitas pendanaan tersebut terutama berasal dari penerimaan dari pinjaman sebesar Rp2.896,2 miliar. Sedangkan arus kas yang digunakan untuk aktivitas pendanaan terutama digunakan untuk pembayaran pinjaman sebesar Rp2.315,5 miliar. Kas neto diperoleh dari aktivitas pendanaan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 adalah sebesar Rp132,6 miliar. Arus kas yang diperoleh dari aktivitas pendanaan tersebut terutama berasal dari penerimaan dari pinjaman sebesar Rp4.107,1 miliar. Sedangkan arus kas yang digunakan untuk aktivitas pendanaan terutama digunakan untuk pembayaran pinjaman sebesar Rp3.974,5 miliar. 64 ANALISIS RASIO KEUANGAN Likuiditas Uraian 30 September 31 Desember 2016 2015 2014 2013 Aset lancarLiabilitas jangka pendek 1,7 1,5 1,6 1,8 Tingkat likuiditas mencerminkan kemampuan Perseroan dalam memenuhi liabilitas jangka pendek dengan menggunakan aset lancar yang dimilikinya. Tingkat likuiditas diukur dengan rasio lancar, yaitu perbandingan aset lancar terhadap liabilitas jangka pendek pada waktu tertentu dan merupakan indikator kemampuan Perseroan untuk memenuhi semua liabilitas jangka pendek dengan menggunakan aset lancar yang dimiliki. Rasio Lancar Perseroan untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2016 dan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 masing-masing sebesar 1,7x; 1,5x; 1,6x; dan 1,8x. Selain perjanjian-perjanjian yang telah diungkapkan di Prospektus, tidak terdapat perjanjian material lainnya yang menyebabkan peningkatan atau penurunan likuiditas. Solvabilitas Uraian 30 September 31 Desember 2016 2015 2014 2013 Total liabilitas Total ekuitas 3,3 3,5 3,6 3,5 Total liabilitas Total aset 0,8 0,8 0,8 0,8 Solvabilitas merupakan kemampuan Perseroan untuk memenuhi seluruh liabilitas dengan menggunakan seluruh aset atau ekuitas. Rasio Solvabilitas dapat dihitung dengan dua pendekatan sebagai berikut: 1. Total liabilitas dibagi dengan Total ekuitas Solvabilitas Ekuitas 2. Total liabilitas dibagi dengan Total aset Solvabilitas Aset Rasio Solvabilitas Ekuitas Perseroan untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2016 dan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015, 2014, dan 2013 masing-masing sebesar 3,3x; 3,5x; 3,6x; dan 3,5x. Rasio Solvabilitas Aset Perseroan untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2016 dan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015, 2014, dan 2013 masing-masing sebesar 0,8x; 0,8x; 0,8x; dan 0,8x. Imbal Hasil Aset Return on AssetROA Uraian 30 September 31 Desember 2016 2015 2014 2013 ROA 3,0 2,3 2,9 5,2 Imbal hasil aset adalah kemampuan Perseroan dalam menghasilkan laba tahun berjalan dari aset yang dimiliki yang dapat dihitung dari perbandingan antara laba bersih dengan jumlah aset. Imbal hasil aset Perseroan untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2016 dan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015, 2014, dan 2013 masing-masing sebesar 3,0; 2,3; 2,9; dan 5,2. 65 Imbal Hasil Ekuitas Return on EquityROE Uraian 30 September 31 Desember 2016 2015 2014 2013 ROE 12,9 10,2 13,4 23,1 Imbal hasil ekuitas adalah kemampuan Perseroan dalam menghasilkan laba tahun berjalan dari ekuitas yang dimiliki yang dapat dihitung dari perbandingan antara laba tahun berjalan dengan jumlah ekuitas. Imbal hasil ekuitas Perseroan untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2016 dan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015, 2014, dan 2013 masing- masing sebesar 12,9; 10,2; 13,4; dan 23,1.

4. KEBIJAKAN PEMERINTAH