Prospek Usaha Pembiayaan Kendaraan Roda Empat Di Indonesia

275 Biasanya konsumen akan melakukan penelitian terlebih dahulu sebelum memilih perusahaan atau lembaga jasa keuangan di Indonesia. Perusahaan atau lembaga ini memiliki karakteristik yang berbeda- beda, sehingga perlu mengetahui perbedaan tersebut sebelum menggunakan jasanya. Selain itu perusahaan jasa keuangan biasanya menerapkan aturan yang berbeda kepada para nasabahnya, termasuk penetapan tingkat suku bunga, tingkat pengembalian dana, sanksi yang diberikan bila menyalahi aturan, hingga proses pencairan dana. Konsumen yang selektif dalam memilih akan menjalani proses pelunasan hutang yang jauh lebih mudah. Di Indonesia, cukup banyak perusahaan jasa keuangan yang membebani nasabah dengan tingkat pengembalian dana yang cukup besar ditambah dengan bunga. Tidak jarang kolektor perusahaan jasa keuangan mengambil kembali mobil nasabah karena konsumen tidak mampu lagi memenuhi kewajiban yang telah disepakati. Perusahaan jasa keuangan memiliki hak menyita kendaraan nasabah bila aturan- aturan dalam perjanjian tidak dijalankan dengan baik. Pengambilalihan mobil dari nasabah ini tentu saja didahului oleh beberapa tahapan, mulai dari memberi peringatan pada nasabah, memberi teguran secara tertulis, dan kemudian melakukan penyitaan. Di Indonesia, terdapat dua perusahaan jasa keuangan yang mendominasi terkait kredit mobil, yaitu perusahaan pembiayaan dan perbankan. Penetrasi kedua institusi jasa keuangan ini boleh dikatakan cukup besar dan tentunya sebagian besar orang tidak asing lagi menggunakannya. Faktor yang Memicu Perubahan Suku Bunga Kredit Mobil Terdapat beberapa faktor yang membuat suku bunga kredit mobil berubah sewaktu-waktu yaitu: • Suku bunga acuan. Bank Indonesia BI biasanya mengubah suku bunga acuan untuk menyesuaikan diri dengan kondisi ekonomi Indonesia dan ekonomi dunia. Perubahan suku bunga akan mempengaruhi suku bunga bank dan perusahaan pembiayaan, yang nantinya berdampak pada perubahan suku bunga kredit mobil. • Inlasi. Tingginya permintaan akan barang impor di dalam negeri akan mempengaruhi tingkat inlasi. Bila inlasi naik tajam akibat suatu persoalan, maka BI dapat menaikkan suku bunga acuan ini berdasarkan tingkat inlasi. • Kebijakan perusahaan jasa keuangan. Tiap perusahaan jasa keuangan memiliki tujuan yang berbeda-beda, sehingga penetapan suku bunga juga akan berbeda. Perusahaan jasa keuangan menetapkan suku bunga kredit mobil berdasarkan selisih antara kredit dengan pendapatan dana, yang nantinya berdampak pada keuntungan perusahaan. • Kemampuan konsumen. Perusahaan jasa keuangan akan mempertimbangkan kemampuan konsumen membayar cicilan saat menetapkan tingkat suku bunga kredit mobil. Perusahaan jasa keuangan tidak akan mengenakan suku bunga terlalu tinggi karena nanti berdampak pada hilangnya nasabah yang beralih ke perusahaan jasa keuangan dengan suku bunga yang lebih rendah. • Pasar Indonesia. Suku bunga kredit mobil biasanya menyesuaikan dengan kondisi pasar di Indonesia. Konsumen akan mendapatkan suku bunga yang kompetitif ketika pasar Indonesia berjalan dengan baik dan ada pengawasan ketat dari pemerintah.

4. Prospek Usaha Pembiayaan Kendaraan Roda Empat Di Indonesia

Pasar otomotif Indonesia mengalami lompatan tertinggi pada tahun 2010 lalu, yang tumbuh sebesar 57,3dari 486.088 unit pada tahun sebelumnya, menjadi 764.710 unit. Tren pertumbuhan itu terus berlangsung dalam kurun waktu tiga tahun berikutnya, hingga mencapai puncaknya pada tahun 2013 menjadi 1.219,900 unit. Namun demikian, tren pertumbuhan di tahun 2014-2015 menemui hambatan, dimana pasar otomotif domestik kemudian melemah 1,8pada 2014 menjadi 1.208.028 unit dan puncaknya pada 2015 dengan penjualan nasional hanya mencapai 1.013.291 unit atau anjlok 16,1 dan pada tahun 2016 optimis ada kenaikan sebesar 1,70 menjadi 1.031.517 unit. Dari pengmatan CIC, optimisme itu sejalan dengan sejumlah indikator ekonomi makro yang dicanangkan pemerintah untuk dicapai dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2016. 276 Pemerintah mencanangkan pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 5,3, naik dari 4,7 pada 2015, tingkat inlasi diprakirakan sebesar 4,7dari 3,35pada tahun 2015, suku bunga acuan Bank Indonesia BI Rate diturunkan 25 basis poin ke level 7,25 persen pada awal Januari dan nilai tukar diprediksi Rp13.900 per Dolar AS. Dari pengamatan CIC terdapat beberapa faktor kunci yang mempengaruhi aktivitas penjualan kendaraan bermotor di Indonesia, yakni nilai tukar, inlasi dan daya beli, keberadaan pembiayaan otomotif, kondisi ekonomi global, harga jual bahan bakar minyak BBM, peraturan dan perpajakan, pembangunan infrastruktur, pertumbuhan ekonomi nasional dan BI Rate. Secara umum seluruh faktor tersebut di atas pada akhirnya akan menyebabkan kenaikan harga jual berbagai model mobil yang beredar di Indonesia, sehingga daya beli masyarakat turun dan praktis melemahkan pasar otomotif domestik. Dari gambaran tersebut di atas melihat tren perkembangan pasar dan harga mobil di dalam negeri, maka pada tahun 2016 nilai pasar penjualan mobil diperkirakan IDR 258,5 triliun, meningkat pada tahun 2017 menjadi IDR 314,8 triliun atau hingga tahun 2021 akan mencapai IDR 866,2 triliun. Potensi Nilai Pasar Penjualan Mobil di Indonesia, 2016-2021 dalam miliar Rupiah 2016 2017 2018 2019 2020 2021 Indonesia 258.536 314.752 405.401 522.156 672.537 866.228 Toyota 82.292 103.992 135.991 177.746 232.321 303.653 Jawa Tengah 22.506 27.475 35.696 46.376 60.252 78.279 Sumber: prediksi CIC Di Indonesia potensi pembiayaan otomotif masih cukup besar karena sekitar lebih dari 70-80 konsumen masih membutuhkan pembiayaan, sehingga nantinya terkait dengan suku bunga acuan, apabila naik maka tentunya akan berpengaruh kepada suku bunga kredit pembiayaan otomotif yang naik dan terdapat kemungkinan konsumen membatalkan rencana pembeliannya. Pada tahun 2016, potensi pembiayaan mobil di Indonesia diperkirakan mencapai Rp196,2 triliun, meningkat pada tahun 2017 menjadi Rp238,9 triliun dan hingga tahun 2021 akan mencapai Rp657,4 triliun. Potensi Pasar Pembiayaan Mobil di Indonesia, 2016-2021 dalam miliar Rupiah 2016 2017 2018 2019 2020 2021 Indonesia 196.210 238.874 307.670 396.279 510.408 657.405 Toyota 62.453 78.922 103.208 134.896 176.315 230.451 Jawa Tengah 17.080 20.852 27.091 35.196 45.727 59.408 Sumber: prediksi CIC Kebijakan Pemerintah 1. Kebijakan Pemerintah di Sektor Otomotif Dari pengamatan CIC, industri otomotif di Indonesia terlihat terus berkembang. Sejak pemerintah membuka keran impor kendaraan bermotor, di tahun 1960-an, para Agen Pemegang Merek satu persatu mulai membangun pabrik demi menjaga ketersediaan stok untuk kebutuhan domestik. Dari catatan Gaikindo, hanya Mitsubishi yang mengantongi izin impor kendaraan sebagai Pemegang Merek. Pada saatitu banyak kebijakan pemerintah yang menguntungkan para Agen. Salah satunya adalah penghentian impor mobil secara utuh CBU untuk mendorong produksi para Agen di dalam Negeri. 277 Pada tahun 1983 tercatat sudah terdapat 27 merek yang menjual mobilnya di tanah air. Bahkan di tengah krisis keuangan global tahun 2008, Indonesia justru mencetak rekor penjualan tertinggi sebanyak 603.774 unit dan pada tahun 2015 meningkat pesat hampir dua kali lipat menjadi 1,2 juta unit. Kenaikan ekspor dan impor pun terjadi dan Indonesia saat ini diakui sebagai salah satu kekuatan otomotif ASEAN selain Thailand dan Malaysia. Keberadaan fasilitas produksi maupun perakitan di dalam negeri merupakan indikasi berkembangnya industri otomotif Indonesia. Bahkan para pelaku bisnis dan industri otomotif telah membangun beberapa pabrikan besar dan melokalisasi produksi mobilnya ke Indonesia, terutama pabrikan asal Jepang yang sudah membangun pabriknya di Indonesia seperti Toyota, Daihatsu, Honda, Hino dan Suzuki. Kebijakan yang diberikan pemerintah diantarannya adalah fasilitas keringanan pajak penghasilan PPh atau tax allowance kepada pelaku industri otomotif, dengan meminta surat keterangan pengantar dari Kementerian Perindustrian. Pelaku utama industri otomotif yang telah mendapat tax allowance antara antara lain Toyota, Daihatsu, Suzuki, dan Hino. Sedangkan lainnya adalah Mitsubishi, PT Roki Indonesia dan PT Honda Prospect Motor. Kebijakan Mobil Murah Pemerintah Melihat komplikasi permasalahan ini, pemerintah pernah mencetuskan ide proyek mobil emisi karbon rendah Low Emission Carbon ProjectLECP sebelum KTT ke-20 di Rio de Janeiro. LECP merupakan proyek berkelanjutan pemerintah mengenai transportasi hijau. Untuk mendukung gagasan tersebut, pemerintah mengeluarkan kebijakan mobil murah dan ramah lingkungan. Kebijakan mobil murah pemerintah ini disebut dengan mobil Low Cost Green Car LCGC yang tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan PMK Nomor 76PMK.0112012 tentang perubahan atas Permenkeu No. 176 PMK.0112009 tentang Pembebasan Bea Masuk Atas Impor Mesin Serta Barang dan Bahan Untuk Pembangunan atau Pembangunan Industri Dalam Rangka Penanaman Modal. PP Kebijakan Mobil Murah Pemerintah Melalui kebijakan ini, industri otomotif di Indonesia yang memiliki visi ramah lingkungan akan mendapat insentif dari pemerintah. Kebijakan mobil murah pemerintah diatur dalam Peraturan Pemerintah PP Nomor 412013 tentang Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah Berupa Kendaraan Bermotor yang Dikenai Pajak Penjualan atas Barang Mewah. Kemudian peraturan pemerintah tersebut diubah dengan PP No. 22 Tahun 2014. Peraturan ini juga dijadikan landasan hukum untuk mendorong produksi dan penggunaan mobil emisi karbon rendah di Indonesia. Melihat kesempatan yang besar untuk mengemban amanat pemerintah dan pelestarian alam, Toyota juga berusaha memproduksi mobil sesuai dengan kebijakan mobil murah pemerintah. Salah satunya adalah Toyota Agya yang sudah mulai dipasarkan sejak tahun 2013 lalu. Toyota Agya merupakan mobil murah, ramah lingkungan dan hemat bahan bakar sesuai dengan konsep mobil LCGC pemerintah. Mobil ini memilki kapasitas mesin 1.000cc atau 989cc dengan 3 silinder dan 12 katup. Berat total mobil ini mencapai 745kg dan memilki desain sporty. Toyota menghadirkan 3 varian Agya manual dan automatic yaitu Agya TRD-S, Agya G High Grade, dan Agya E Medium Grade. Sedangkan varian warnanya adalah hitam, abu-abu metalik, birumetalik, biru muda, silver metalik dan putih. Dalam PP nomor 41 tentang barang kena pajak yang tergolong mewah berupa kendaraan bermotor yang dikenai pajak penjualan atas barang mewah, itu menyangkut pengaturan LCGC maupun program low carbon emission. Dalam PP ini, pajak bagi mobil-mobil dengan harga di bawah Rp100 juta akan dikurangi, sebagian hingga 40. Syaratnya, tingkat kandungan dalam negeri TKDN mencapai 80. 278 Dampak dari kebijakan mobil murah ramah lingkungan Transaksi pembiayaan jual beli mobil baru atau bekas melalui sistem kredit saat ini semakin meningkat terutama setelah diluncurkannya kebijakan mobil murah oleh pemerintah. Masyarakat level ekonomi menegah dan bawah juga merasakan dampaknya, terutama kemampuan dalam membeli mobil, baik untuk kepentingan transportasi, kepentingan keluarga, rekreasi, mudik, dan lain-lain, maupun untuk transportasi ketempat kerja dan berbagai kepentingan lainnya. Kebutuhan masyarakat terhadap kendaran mobil biasanya akan meningkat pada akhir tahun, menjelang hari raya, menjelang libursekolah, dan lain-lain. Sementara di sisi lain banyak konsumen yang telah memiliki mobil namun ingin menggantinya dengan mobil yang lebih baru dan lebih trendi. Atau ada juga konsumenyang sedang menjalani kredit mobil namun karena sesuatu hal maka terpaksa ingin menjual atau over credit mobil yang dimilikinya. Namun banyak juga masyarakat yang ingin menjual mobilnya karena kebutuhan dana yang mendesak.

2. Kebijakan Pemerintah Dalam Bisnis Diler ResmiUtama Kendaraan Roda 4