Risiko Operasional Risiko Kebijakan Pemerintah

70

7. Risiko Operasional

Risiko operasional merupakan risiko yang dihadapi Perseroan dan Entitas Anak sehubungan dengan sistem operasional dan prosedur maupun kontrol yang tidak menunjang perkembangan kebutuhan perusahaan pembiayaan. Risiko ini mempengaruhi operasi dalam memproses transaksi usaha yang mengakibatkan terganggunya kelancaran operasi dan kualitas pelayanan kepada konsumen dan diler kendaraan yang pada akhirnya mempengaruhi kinerja dan daya saing Perseroan dan Entitas Anak. Di samping itu, grup pembiayaan Perseroan mempunyai ketergantungan terhadap sumber daya manusia yang sebagian besar terdiri dari analis kredit dan penagih yang jika tidak dikendalikan akan mempengaruhi operasi Perseroan yang pada akhirnya akan menurunkan pendapatan Perseroan dan Entitas Anak.

8. Risiko Kebijakan Pemerintah

Kebijakan pemerintah yang berkaitan langsung dengan industri otomotif dan pembiayaan dapat memberikan pengaruh bagi pendapatan Perseroan dan Entitas Anak.

a. Kegiatan usaha otomotif

Sebagai contoh, kebijakan mengenai pengurangan subsidi bahan bakar, peningkatan biaya registrasi kendaraan baru, serta pajak pemilikan kendaraan dapat menyebabkan penurunan volume penjualan kendaraan bermotor. Pengurangan subsidi bahan bakar dapat mengakibatkan pelanggan yang sensitif terhadap biaya beralih ke transportasi alternatif seperti motor atau transportasi publik. Dengan berkurangnya penjualan kendaraan bermotor, permintaan suku cadang, dan frekuensi perbaikan kendaraan yang disediakan oleh grup otomotif Perseroan juga akan berkurang. Selain itu, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor BBNKB di Jawa Tengah merupakan yang tertinggi yaitu 12,5 atau 2,5 lebih tinggi dibandingkan provinsi lain di pulau Jawa namun untuk wilayah DI Yogyakarta sebesar 10. Oleh karena itu, tidak sedikit konsumen yang membeli kendaraan di luar Jawa Tengah untuk kemudian dibawa dan digunakan di Jawa Tengah sehingga dapat mengurangi pendapatan grup otomotif Perseroan.

b. Kegiatan usaha pembiayaan

Salah satu contoh kebijakan pemerintah, dalam hal ini OJK, yang dapat mempengaruhi kegiatan usaha grup pembiayaan Perseroan yaitu mengenai kewajiban bagi perusahaan pembiayaan untuk terlebih dahulu memperoleh izin dari OJK apabila hendak membuka kantor cabang. Hal ini dapat menyebabkan penundaan rencana perluasan jaringan grup pembiayaan Perseroan. Di samping itu, kebijakan pemerintah untuk meningkatkan uang muka pinjaman dapat mengurangi permintaan pembiayaan dari konsumen grup pembiayaan Perseroan. Kebijakan-kebijakan pemerintah tersebut dapat memberikan dampak negatif bagi pendapatan, kegiatan usaha, kondisi keuangan, dan prospek Perseroan dan Entitas Anak.

9. Risiko Ekonomi