UMUM FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONDISI KEUANGAN DAN KINERJA PERSEROAN

48 V. ANALISIS DAN PEMBAHASAN OLEH MANAJEMEN Analisis dan Pembahasan Oleh Manajemen ini harus dibaca bersama-sama dengan Ikhtisar Data Keuangan Penting pada Bab IV pada Prospektus ini dan Laporan Keuangan Konsolidasi Perseroan beserta catatan-catatan di dalamnya yang terdapat pada Bab XVI pada Prospektus ini. Pembahasan dan analisis keuangan berdasarkan Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan untuk periode sembilan bulan yang berakhir tanggal 30 September 2016 dan 2015 tidak diaudit serta tahun- tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015, 2014 dan 2013. Data-data keuangan penting tersebut berasal dari Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan dan Entitas Anak untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2016 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Amir Abadi Jusuf, Aryanto, Mawar Rekan, member of the RSM network dengan opini wajar tanpa pengecualian yang ditandatangani oleh Rudi Hartono Purba, untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Amir Abadi Jusuf, Aryanto, Mawar Rekan dengan opini wajar tanpa pengecualian yang ditandatangani oleh Rudi Hartono Purba, untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Aryanto, Amir Jusuf, Mawar Saptoto dengan opini wajar tanpa pengecualian yang ditandatangani oleh Saptoto Agustomo, dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Aryanto, Amir Jusuf, Mawar Saptoto dengan opini wajar tanpa pengecualian yang ditandatangani oleh Dudi Hadi Santoso.

1. UMUM

Perseroan didirikan pada tahun 1969. Perseroan memiliki dua kegiatan usaha utama, yaitu otomotif dan pembiayaan. Melalui grup otomotif Perseroan yang merupakan diler kendaraan merek Toyota di Jawa Tengah dan DI Yogyakarta, Perseroan melakukan penjualan kendaraan dan menyediakan layanan purna jual yang mencakup jasa perbengkelan dan penjualan suku cadang asli merek Toyota. Sampai dengan saat Prospektus ini diterbitkan, terdapat 22 jaringan diler Nasmoco. Selain, itu, Perseroan menawarkan fasilitas pembiayaan kendaraan bermotor melalui Entitas Anaknya. Sampai dengan saat Prospektus ini diterbitkan, Perseroan memiliki 37 kantor cabang jasa pembiayaan yang tersebar di pulau Jawa dan beberapa kota besar di Indonesia, yaitu Medan, Pontianak, Makassar, dan Denpasar.

2. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONDISI KEUANGAN DAN KINERJA PERSEROAN

a. Kondisi Makro Ekonomi dan Industri Otomotif

Salah satu pendorong signiikan kegiatan usaha Perseroan adalah melalui penjualan kendaraan di daerah Jawa Tengah dan DI Yogyakarta. Penjualan tersebut dapat dipengaruhi oleh berbagai hal. Salah satu faktor yang dapat menyebabkan pertumbuhan atau penurunan penjualan adalah keadaan makro ekonomi di Indonesia, khususnya di Jawa Tengah dan DI Yogyakarta. Selain kondisi ekonomi, pergerakan dan perkembangan di industri otomotif juga dapat berdampak kepada penjualan kendaraan di tingkat nasional maupun di tingkat daerah. Di samping itu, peningkatan daya beli konsumen khususnya di daerah Jawa Tengah dan DI Yogyakarta dapat mendorong penjualan dan meningkatkan kondisi keuangan Perseroan. Namun, jika kondisi makro ekonomi memburuk atau adanya krisis ekonomi yang berdampak signiikan terhadap industri otomotif, maka hal tersebut juga dapat berdampak buruk bagi kondisi keuangan Perseroan. Naiknya harga jual, biaya perawatan dan penggunaan kendaraan, atau menurunnya daya beli konsumen serta laju inlasi merupakan contoh perubahan dalam industri otomotif dan kondisi makro ekonomi yang dapat memberikan dampak negatif bagi Perseroan. Selain memberikan dampak terhadap penjualan kendaraan, pergerakan dan perubahan tren di industri otomotif juga dapat memberi dampak terhadap industri pembiayaan kendaraan. Bertumbuhnya industri otomotif secara positif dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan industri pembiayaan kendaraan. Dari waktu ke waktu, Perseroan memperhatikan kondisi industri dan menyesuaikan strategi usaha sesuai dengan perkembangan di industri. 49 b. Suku Bunga Acuan Guna mendukung perekonomian Indonesia, Bank Indonesia dapat menggunakan suku bunga acuan yang antara lain dapat berdampak terhadap inlasi, pola konsumsi, serta besarnya jumlah pinjaman dan tabungan di masyarakat. Seiring dengan berubahnya tingkat suku bunga acuan Bank Indonesia yang menyesuaikan dengan kondisi perekonomian dari waktu ke waktu, tingkat suku bunga yang diterapkan oleh institusi keuangan serta likuiditas keuangan di masyarakat juga dapat berubah. Oleh karenanya, kegiatan usaha Perseroan juga dapat dipengaruhi oleh berubah atau tidaknya suku bunga acuan Bank Indonesia. Meningkatnya suku bunga acuan Bank Indonesia dapat memberikan dampak terhadap meningkatnya biaya bunga bagi konsumen. Biaya bunga yang meningkat terlalu tinggi dapat menyebabkan perubahan terhadap pola konsumsi masyarakat dan jumlah pembelian kendaraan. Selain perubahan terhadap jumlah pembelian kendaraan, meningkatnya suku bunga acuan Bank Indonesia juga dapat memberikan dampak terhadap meningkatnya biaya bunga yang dibayarkan oleh Perseroan untuk fasilitas kredit. Di saat yang sama, penerimaan margin bunga bersih bagi Perseroan juga dapat menurun karena Perseroan memberikan fasilitas kredit bagi konsumennya melalui Entitas Anak yang dimiliki oleh Perseroan. c. Kebijakan dan Regulasi Pemerintah Kebijakan dan regulasi yang diterapkan oleh Pemerintah dapat memberikan dampak terhadap kegiatan usaha Perseroan. Tingkat tarif dan kuota yang diterapkan oleh Pemerintah dapat mempengaruhi biaya pembuatan kendaraan dan biaya yang harus ditanggung oleh konsumen untuk membeli suatu kendaraan. Sama halnya juga dengan tingkat pajak yang diterapkan. Naik turunnya pajak khususnya pajak kendaraan bermotor juga dapat mempengaruhi penjualan kendaraan. Guna meningkatkan kondisi keuangan dan kinerja Perseroan, Perseroan senantiasa memperhatikan perkembangan kebijakan dan regulasi yang diterapkan oleh Pemerintah agar dapat menyesuaikan dan beradaptasi terhadap perubahan-perubahan yang ada.

d. Biaya Konsumen

Biaya keseluruhan atas kepemilikan kendaraan bagi konsumen dapat mempengaruhi tingkat permintaan kendaraan di industri otomotif. Biaya kepemilikan antara lain dapat dipengaruhi oleh harga pembuatan kendaraan yang dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Jika harga pembuatan kendaraan meningkat, maka peningkatan ini dapat dibebankan kepada konsumen. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi harga pembuatan kendaraan antara lain adalah perubahan kurs mata uang asing, perekonomian global serta perubahan di industri manufaktur seperti harga bahan baku, biaya tenaga kerja, tarif listrik, serta biaya-biaya lainnya. Semakin tinggi biaya-biaya tersebut, maka tingkat permintaan kendaraan di pasar otomotif domestik dapat terpengaruh.

e. Pendanaan

Perubahan pada faktor pendanaan seperti naik atau turunnya suka bunga acuan dapat memberikan dampak terhadap kondisi keuangan industri pembiayaan kendaraan. Kondisi keuangan industri pembiayaan kendaraan dapat berubah sewaktu-waktu dan juga dapat mempengaruhi kondisi keuangan dan kinerja Perseroan. Dalam hal ini, Perseroan bekerja sama dengan berbagai pihak yang dapat menjadi salah satu sumber pendanaan Perseroan, serta melakukan diversiikasi pendanaan agar mengurangi ketergantungan dengan salah satu sumber pendanaan Perseroan. 50

3. ANALISIS KEUANGAN ANALISIS LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN