Gambaran Perubahan Kerangka Ekonomi Makro

Perubahan RKPD Kota Semarang Tahun 2013 I.5 Rencana Kerja Pembangunan Daerah P-RKPDTahun 2013 Kota Semarang. Perubahan RKPD Tahun 2013 Kota Semarang sangat penting peranannya sebagai arah dan pedoman bagi segenap pemangku kepentingan stakeholders pembangunan Kota Semarang dalam pelaksanaan pembangunan daerah dalam tahapan perubahan di tahun 2013. Perubahan RKPD Tahun 2013 Kota Semarang tetap menjadi bagian utuh dari upaya pelaksanaan RPJMD Kota Semarang Tahun 2010-2015. Perubahan RKPD Tahun 2013 memuat dasar pertimbangan perlunya perubahan, hasil evaluasi pembangunan sampai triwulan kedua, dan perubahan atas program dan kegiatan yang harus dilakukan pada tahapan pembangunan tahun 2013. 1.3.2.Tujuan Perubahan RKPD Tahun 2013 Kota Semarang ditujukan untuk memberikan kerangka sistematis sebagai pedoman terhadap arah penyelenggaraan pemerintahan, pengelolaan pembangunan, dan pelayanan kepada masyarakat yang dituangkan dalam bentuk kebijakan Perubahan APBD Tahun 2013. Penyusunan ini juga bertujuan untuk merangsang partisipasi publik dalam merencanakan, melaksanakan, mengawasi proses pembangunan. Secara lebih sistematis, tujuan penyusunan Perubahan RKPD Tahun 2013 Kota Semarang adalah sebagai berikut: 1. Diperolehnya suatu perubahan rencana pembangunan tahunan yang sesuai dengan kebutuhan daerah dan perkembangan yang terjadi di daerah, dengan melihat sumber daya yang ada. 2. Diperolehnya perubahan atas program dan kegiatan yang menjadi upaya konkrit untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Kota Semarang tahun 2013. 3. Tersedianya acuan penyusunan Kebijakan Umum Perubahan Anggaran Kota Semarang Tahun 2013 dan Perubahan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara Kota Semarang Tahun 2013, sebagai dasar dari penyusunan Perubahan APBD Tahun 2013 Kota Semarang. 1.3.3.Dasar Pertimbangan Perubahan Perubahan RKPD Tahun 2013 Kota Semarang perlu dilakukan didasarkan pada adanya hasil evaluasi pelaksanaannya dalam tahun berjalan 2013 menunjukkan adanya ketidaksesuaian dengan perkembangan keadaan, meliputi: 1. Adanya perkembangan yang tidak sesuai dengan asumsi kerangka ekonomi daerah dan kerangka pendanaan, prioritas dan sasaran pembangunan, rencana program dan kegiatan prioritas daerah; 2. Adanya keadaan yang menyebabkan saldo anggaran lebih tahun anggaran sebelumnya harus digunakan untuk tahun berjalan; 3. Adanya pergeseran kegiatan antar SKPD, penghapusan kegiatan, penambahan kegiatan barukegiatan alternatif, penambahan atau pengurangan target kinerja dan pagu kegiatan, serta perubahan lokasi dan kelompok sasaran kegiatan; 4. Adanya kegiatan lanjutan Tahun 2012 danatau kegiatan barualternatif yang harus ditampung dalam perubahan RKPD Tahun 2013; 5. Adanya keadaan luar biasa yang menyebabkan estimasi penerimaan danatau pengeluaran dalam APBD mengalami kenaikan atau penurunan lebih besar dari 50 lima puluh persen; 6. Adanya ketentuan Pasal 17 ayat 2 UU No. 172003 tentang Keuangan Negara yang serta pasal 25 ayat 2 UU No. 252004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional mengamanatkan bahwa penyusunan RAPBD berpedoman kepada RKPD, termasuk Perubahan RAPBD Tahun 2013.

1.4. Gambaran Perubahan Kerangka Ekonomi Makro

Adanya berbagai perkembangan dan kecenderungan, khususnya pada aspek ekonomi, dapat menimbulkan rangkaian permasalahan dan tantangan selama pembangunan tahun berjalan 2013, yang turut menyebabkan perlu dilakukannya perubahan terhadap RKPD Kota Semarang Tahun 2013. Perubahan RKPD Kota Semarang Tahun 2013 I.6 Krisis ekonomi global yang dampaknya diperkirakan makin meluas di wilayah Eropa dan Amerika, masih akan berpotensi terhadap melemahnya perekonomian dunia pada tahun 2013. Kondisi tersebut semakin menjadi perhatian terkait dengan adanya kebijakan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak BBM, kenaikan Tarif Dasar Listrik TDL, serta persiapan pelaksanaan pemilihan umum legislatif, presiden dan wakil presiden tahun 2014 yang diperkirakan dapat meningkatkan tekanan terhadap kondisi perekonomian di Indonesia. Pertumbuhan ekonomi Indonesia oleh Bank Dunia pada Tahun 2013 diprediksikan mencapai 6,3 dengan asumsi konsumsi domestik dan investasi masih bertahan kuat. Angka ini lebih rendah dibandingkan perkiraan pemerintah pada APBN Tahun 2013 sebesar 6,8. Perkuatan infrastuktur ekonomi nasional terus diupayakan agar pertumbuhan ekonomi dapat menciptakan pemerataan kekuatan ekonomi pada semua wilayah dan sektor usaha. Impor barang Jawa Tengah pada Tahun 2013 diperkirakan masih akan kembali meningkat sejalan dengan semakin tingginya permintaan barang produksi dan konsumsi. Di sisi lain, kebijakan impor hortikultura yang mulai berlaku pada Tahun 2013 diharapkan dapat mengendaalikan kenaikan harga komoditas hortikultura. Kondisi perekonomian di Jawa Tengah pada umumnya, dan Kota Semarang pada khususnya pada akhir tahun 2013 sampai dengan ahun 2014 akan dipengaruhi oleh kondisi perekonomian dunia dan kondisi perekonomian nasional. Sejalan dengan kondisi tersebut, hal-hal yang masih menjadi tantangan perekonomian daerah di Jawa Tengah dan Kota Semarang pada khususnya, adalah: 1. Berlakunya perdagangan bebas antara Asia Tenggara, China ACFTA 2010 dan Asia Economic Community AEC 2015; 2. Masih tingginya permintaan impor produk bahan baku industri; 3. Longgarnya penerapan kebijakan pengurangan subsidi BBM; 4. Pengaruh fluktuasi ekonomi global terhadap pertumbuhan ekonomi regional; 5. Keterlambatan pembangunan infrastruktur; 6. Alih fungsi lahan yang tidak sesuai peruntukan; 7. Kerentanan wilayah terhadap bencana; 8. Kebijakan sektoral yang kurang sinkron. Sejalan dengan berbagai tantangan tersebut, beberapa kondisi yang dapat menjadi peluang adalah: 1. Semakin meningkatnya peluang pasar ekspor; 2. Meningkatnya dukungan program CSR Corporate Social Responsibility dan PKBL Program Kemitraan dan Bina Lingkungan; 3. Meningkatnya peluang investasi; 4. Ketergantungan nasional terhadap Jawa Tengah sebagai salah satu provinsi penyangga pangan; 5. Meningkatnya daya saing produk industri dan pemantapan struktur pengembangan industri; 6. Upah buruh di KabupatenKota lain yang lebih tinggi; 7. Keterbatasan lahan di provinsi lain; 8. Tingginya kepadatan pelabuhan di Jakarta dan Surabaya; 9. Mulai terbukanya kerjasama pemerintah dengan swasta; 10. Akselerasi dan komitmen dukungan infrastuktur MP3EI dan pengembangan potensi wilayah; 11. Meningkatnya komitmen dalam pengembangan wilayah RTRW. Perkembangan kondisi perekonomian Jawa Tengah Tahun 2011 –2012 dan prediksi Tahun 2013 dan Tahun 2014, dapat dilihat pada Tabel 1.1 sebagai berikut: Perubahan RKPD Kota Semarang Tahun 2013 I.7 Tabel I.1. Perkembangan dan Prediksi Indikator Makro Ekonomi Jawa Tengah Tahun 2011-2014 No. Indikator Tahun 2011 2012 2013 2014 1. PDRB atas dasar harga berlaku triyun Rp 498,763 556,749 568,416 603,317 PDRB atas dasar harga konstan triyun Rp 198,270 210,848 213,412 221,005 2. Laju Pertumbuhan Ekonomi 6,0 6,3 5,8 – 6,2 6,3 – 6,7 3. Inflasi 2,68 4,24 5+1 5+1 4. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku juta Rp 15,099 16,726 17,554 18,632 PDRB per kapita atas dasar harga konstan juta Rp 6,002 6,337 6,591 6,825 5. Kebutuhan investasi Triliyun Rp 89,170 110,805 114,401 119,50 6. Tingkat Pengangguran Terbuka TPT 5,93 5,63 5,60 5,60 7. Kemiskinan 16,21 14,98 13,27 11,58-11,37 8. Nilai Tukar Petani NTP 106,62 106,37 106,14 106,91 Sumber: BPS Jawa Tengah diolah Keterangan : angka prediksi Kegiatan investasi diperkirakan masih akan terus berkembang sejalan dengan komitmen Jawa Tengah untuk meningkatkan daya saing melalui pengembangan iklim investasi yang kondusif serta kegiatan perekonomian yang mampu mengedepankan peningkatan keunggulan kompetitif, peningkatan Pelayanan Terpadu Satu Pintu PTSP, pengembangan berbagai infrastuktur pendukung investasi, optimalisasi sumber energi baru serta pengembangan potensi IKM dan UMKM disamping tetap mempertahankan kondusivitas keamanan dan politik. Visit Jawa Tengah 2013 sebagai event pariwisata diharapkan mampu menarik kunjungan wisatawan dalam dan luar negeri serta dapat memberikan dukungan pada bergeraknya berbagai sektor riil Jawa Tengah yang secara langsung dapat memberikan manfaat bagi pelaku usaha dan masyarakat secara khusus di Kota Semarang. Sehingga hal tersebut secara positif akan berkonstribusi pada pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah serta di dukung pula oleh mulai beroperasinya berbagai infrastruktur pendukung perekonomian daerah. Mengacu pada kondisi tersebut serta stabilitas wilayah yang cenderung terjaga, diprediksikan pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah hingga akhir tahun 2013 diperkirakan akan berada pada kisaran 5,8-6,2, dengan mempertimbangkan bahwa konsumsi rumah tangga tidak meningkat secara signifikan. Kebutuhan investasi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi tersebut, diprediksikan sejumlah Rp. 114 Triliyun Dengan terjaganya tingkat pertumbuhan ekonomi yang konstan serta stabilitas dan ketersediaan barang modal produksi, diharapkan akan membuka berbagai lapangan kerja, sehingga dapat menurunkan Tingkat Pengangguran Terbuka hingga akhir 2013 menjadi di bawah 5,60 dari total jumlah angkatan kerja dan jumlah penduduk miskin menjadi 13,27. Mendasarkan pada kondisi yang mempengaruhi kondusivitas perekonomian Jawa Tengah, maka inflasi Jawa Tengah hingga akhir 2013 diprediksikan pada kisaran 5+1, dengan tekanan inflasi isu ketersediaan dan distribusi bahan pokok utama, dampak kenaikan BBM, pelemahan rupiah, jumlah uang beredar; adanya fluktuasi harga pada jenis komuditas volatile foods dan kemungkinan meningkatnya harga bahan baku produksi. Pada harga kelompok barang administered price diprediksikan dapaat terkendali bila tidak ada kebijakan untuk menikkan harga yang dapat memicu terjadinya inflasi, khususnya pada komponen bahan baakar minyak. Sehingga upaya untuk meningkatkan efisiensi penggunaan baahan bakar minyak dan substansinya semakin mendesak. Berangkat dari perubahan asumsi dan tantangan dari perkembangan kondisi perekonomian makro Nasional dan Provinsi Jawa Tengah, dimana hal ini berimplikasi pada kondisi perekonomian di Kota Semarang. Oleh karenanya perlu untuk melihat dan melakukan penyesuaian dalam target serta asumsi perekonomian. Upaya tersebut dilakukan sebagai langkah untuk mengawal pencapaian target dan tujuan pembangunan yang dimuat dalam Rencana Program Jangka Menengah Daerah RPJMD Tahun 2010-2015. Visi pembangunan di Kota Semarang diarahkan untuk mencapai visi “Terwujudnya Semarang Sebagai Kota Perubahan RKPD Kota Semarang Tahun 2013 I.8 Perdagangan dan Jasa Yang Berbudaya Menuju Masyarakat Sejahtera ”, yang dijabarkan dalam Sapta Program yang meliputi Penanggulangan Kemiskinan dan Pengangguran, Penanganan Rob dan Banjir, Peningkatan Pelayanan Publik, Peningkatan Infrastruktur, Pengarusutamaan Gender, Peningkatan Pelayanan Pendidikan serta Peningkatan Pelayanan Kesehatan. Implementasi perwujudan pencapaian visi dijabarkan dalam program dan kegiatan yang dilaksanakan dengan kerangka pendanaan dalam APBD setiap tahunnya dengan memerhatikan keterpaduan dan sinkronisasi dengan program Pemerintah Pusat dan Provinsi. Berdasarkan perkembangan kondisi ekonomi makro yang disajikan di atas, maka pada tahun 2013 dan 2014 Pemerintah Kota Semarang akan menghadapi berbagai tantangan yang meliputi: 1. Perlambatan Percepatan Pertumbuhan Ekonomi. Perlambatan percepatan ekonomi akan terjadi pada bidang investasi, industri pengolahan nonmigas, daya saing ekspor, penguatan penyerapan belanja daerah, serta pemantapan ketahanan pangan dan energi. Pelambatan ekonomi biasanya akan diikuti inefisiensi, inflasi dan juga pengangguran yang akan memperlambat kemajuan dan kemampuan pembangunan. 2. Stabilitas Ekonomi. Perhatian perlu diberikan pada usaha menjaga stabilitas harga komoditi pokok dan sekunder, harga komoditi baik migas maupun non- migas serta arus modal yang dapat membahayakan perekonomian. Stabilitas ekonomi akan makin rentan menghadapi tekanan di tengah gejolak kondisi makro ekonomi akibat kenaikan BBM dan fluktuasi rupiah terhadap dolar. 3. Akselerasi Program Pengurangan Pengangguran dan Kemiskinan. Kenaikan BBM serta pelemahan rupiah akan berdampak kepada kontraksi ekonomi yang kemudian akan bermuara pada daya beli masyarakat. Langkah-langkah antisipatif perlu dilakukan pada pada upaya-upaya yang mampu menciptakan lapangan kerja dan angka kemiskinan, dengan memerhatikan kemampuan anggaran pemerintah yang tersedia. Kondisi perekomian makro Kota Semarang yang menjadi pertimbangan dan asumsi dalam perubahan RKPD Kota Semarang tahun 2013 dimana pertumbuhan ekonomi sampai dengan akhir tahun 2013 diharapkan tetap berada pada target RPJMD, dengan perkiraan pada angka 6,1 –6,3. Sementara laju inflasi “year on year ” pada bulan Juni 2013 berada pada angka sebesar 5,67, dimana angka ini lebih tinggi dibandingkan inflasi pada bulan Juni 2012 yang sebesar 4,85. Dengan kondisi demikian, inflasi pada tahun 2013 diperkirakan sebesar 6,5 –7 dengan pendekatan nilai inflasi Kota Semarang diupayakan tetap berada di bawah nilai inflasi nasional. Sementara itu Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran sebelumnnya SiLPA sebelum perubahan sebesar Rp.252.189.105.000 dimana setelah perubahan terjadi peningkatan sebesar Rp.383.235.226.000 sehingga menjadi Rp.635.424.331.000. Dari sisi penanaman modal, iklim investasi yang baik di Kota Semarang beberapa tahun ini diharapkan akan menunjang perekonomian Kota Semarang. Oleh karenanya arah Kebijakan Ekonomi Makro Kota Semarang perlu memprioritaskan penyelesaian permasalahan pembangunan yang berdampak langsung pada masyarakat serta memerlukan penanganan mendesak danatau segera dari Pemerintah Kota; kemudian, proyeksi kenaikan pendapatan daerah, alokasi belanja daerah, sumber dan penggunaan pembiayaan pembangunan yang memerlukan penyesuaian; Pencapaian target program dan kegiatan yang pelaksanaannya hingga pertengahan tahun 2013 masih memerlukan peningkatan dalam merealisasikan perkembangan kondisi sesuai kebutuhan pembangunan; Penyesuaian dengan kebijakan dari pemerintah pusat, yaitu peraturan tentang retribusi reklame, penggunaan BBM non subsidi dan pemberian tunjangan sertifikasiprofesi guru; dan berbagai permasalahan yang berkembang dimasyarakat dengan memertimbangkan sisa waktu pelaksanaan kegiatan hingga akhir 2013. Perubahan RKPD Kota Semarang Tahun 2013 I.9 Perubahan sasaran ekonomi makro tahun 2013 Kota Semarang perlu merevisi atas sasaran ekonomi makro pada awal penetapan RKPD 2013. Semula, sasaran pertumbuhan ekonomi Kota Semarang tahun 2013 ditargetkan sebesar 6,7-7,4. Berdasarkan hasil evaluasi ekonomi makro Kota Semarang sampai dengan triwulan dua, maka sasaran tersebut di atas direvisi,pertumbuhan ekonomi menjadi sebesar 6,3-6,7 setara dengan pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Tengah. Pertumbuhan ekonomi yang diprediksi lebih rendah, diukur dari pertumbuhan PDRB dan kinerja ekonomi makro seperti ditunjukkan pada tabel 1.1, maka pengangguran terbuka yang ditarget berkisar antara 6,4-6,7, sasaran ini direvisi menjadi hanya berkisar 5,6 maksimum setara dengan pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Tengah. Perubahan RKPD Kota Semarang Tahun 2013 II.1

BAB II EVALUASI HASIL RKPD TAHUN 2013 KOTA SEMARANG SAMPAI