kangmartho.com Page 172
Menurut Jerome, S. Burner, sekolah harus merangsang keingintahuan siswa, meminimalkan risiko kegagalan, dan bertindak serelevan mungkin bagi siswa.
Sebagai saran tamhahan bagi guru yangmengajar dengan pendekatan inkuiri: 1 doronglah siswa agar mereka mengajukan dugan awal dengan cara guru
mengajukan pertanyaan-pertanyaan membimbing; 2 gunakan bahan dan permainan yang bervariasi; 3 berikan kesempatan kepada siswa untuk
memuaskan keingintahuan mereka, meskipun mereka mengajukan gagasan- gagasan yang tidak berhubungan langsung dengan pelajaran yang diberikan;
dan 4 gunakan sejumlah contoh yang kontras atau perlihatkan perbedaan yang nyata dengan materi ajar mengenai topik-topik yang terkait.
107. Metode Numbered Head Together
Motode ini dikembangkan oleh Spencer Kagan 1993 dengan melibatkan para siswa dalam mereview bahan yang tercakup dalam suatu
pelajaran dan mengecek atau memeriksa pemahaman mereka mengenai isi pelajaran tersebut. Sebagai pengganti pertanyaan langsung kepada seluruh
kelas, guru menggunakan struktur 4 langkah sebagai berikut. 1.
Langkah 1 –
Penomoran Numbering
: Guru membagi para siswa menjadi beberapa kelompok atau tim yang beranggotakan 3 hingga 5 orang dan
memberi mereka nomor sehingga tiap siswa dalam tim tersebut memiliki nomor berbeda.
2. Langkah 2 –
Pengajuan Pertanyaan Questioning
: Guru mengajukan suatu pertanyaan kepada para siswa. Pertanyaan dapat bervariasi, dari
kangmartho.com Page 173
yang bersifat spesifik hingga yang bersifat umum. Contoh pertanyaan yang bersifat spesifik adalah ―Apakah yang dimaksud angin?‖, sedangkan
contoh pertanyaan yang bersifat umum adalah ―Mengapa makhluk hidup m
embutuhkan udara?‖. 3.
Langkah 3 –
Berpikir Bersama Head Together
: Para siswa berpikir bersama untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap orang
mengetahui jawaban tersebut. 4.
Langkah 4 –
Pemberian Ja waban Answering
: Guru menyebut satu nomor dan para siswa dari tiap kelompok dengan nomor yang sama
mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban untuk seluruh kelas.
108. Metode pembelajaran penemuan konsep
Metode pembelajaran penemuan konsep menurut Widoko 2001 didefinisikan suatu stategi pengajaran induktif dengan tujuan membantu siswa
segala tingkatan umur mempelajari konsep-konsep dan keterampilan berfikir yang analitis praktis.
Sedangkan menurut Hasanah 1998 model penemuan konsep dan suatu model pengajaran yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan
berfikir induktif. Kemampuan analisis dan mengembangkan konsep.pada pengajaran diawali dengan pemberian contoh dan non-contoh diakhiri dengan
kesimpulan yang diberikan siswa. Berdasarkan hasil penelitian tentang Klaus Meier, Tennyson dan
Cochareila dalam Widoko 2001 tentang pembelajaran penemuan konsep
kangmartho.com Page 174
merupakan model yang menggunakan contoh-contoh positif dan contoh negatif untuk menggambarkan konsep-konsep tersebut lebih mudah.
Desain dari model ini, pertama kali diperkenalkan oleh Joice dan Weil 1972 yang mendasari penelitian Jerome Bruiner dan koleganya yang
menemukan pengaruh variabel-variabel terhadap proses belajar konsep. Pada penelitian ini konsep yang digunakan adalah konsep listrik statik,
dengan menampilkan contoh dan non-contoh yang disertai karakteristiknya, sebagai misal untuk konsep listrik statik; contoh positif batang plastik yang
dogosokkan dengan kain wol akan bermuatan negatif mempunyai karakteristik benda menerima elektron dari benda lain atau terjadi perpindahan elektron
dari kain wol menuju ke batang plastik. Dari uraian contoh dan non-contoh beserta karakteristiknya siswa
diharapkan dapat menemukan definisi dari tiap konsep dan memahami konsep
tersebut, sehingga pada akhirnya dapat memberikan contoh secara mandiri
dari konsep tersebut. Sintaks metode pembelajaran penemuan konsep adalah sebagai
berikut: Phase I
:
Presentation of example
menampilkan contoh-contoh. Pada phase ini guru menjelaskan bagamana aktivitas dimulai
dengan memberikan kepada siswa contoh dan bukan contoh. Ketika guru menampilkan contoh positif dan contoh negatif
untuk tiap-tiap konsep disertai dengan karakteristiknya di dalam LKS penemuan konsep. Pada penelitian ini konsep yang
kangmartho.com Page 175
dipilih adalah konsep listrik statik dengan contoh positif batang plastik yang digosokkan dengan kain woll akan bermuatan
negatif.
Phase II :
Analysis of hypothesis
menganalisis hipotesa Pada phase ini dimulai ketika siswa membuat hipotesis tentang
nama suatu konsep, membandingkan karakteristik dari contoh positif dan negatif listrik statik, maka siswa diminta untuk
menuliskan hipotesis tentang listrik statik, guru memberikan contoh tambahan dan yang bukan contoh kemudian
menganalisis hipotesis sampai semua hipotesis didapatkan. Dari beberapa hipotesis listrik statik yang didapat dari siswa
kemudian menguji hipotesis tersebut lewat contoh dan non- contoh sehingga deperoleh satu hipotesis yang benar.
Phase III :
Clouser
Penutup Pada phase ini guru bertanya kepada siswa untuk
mengidentifikasi sifat-sifat dari konsep dan menyatakan dari konsep tersebut beserta karakteristiknya.
Phase IV :
Application
Aplikasi Pada phase ini untuk memperkuat pengertian murid akan
konsep tentang listrik statik, guru memberikan contoh tambahan dari mereka sendiri.
Seorang guru dalam menerapkan model pembelajaran konsep diharapkan dapat:
kangmartho.com Page 176
a. Mengerti isi mata pelajaran yang sesuai dengan model pembelajaran konsep, sehingga dapat mengidentifikasikan
materi pelajaran itu apakan cocok dengan pengajaran menggunakan model pembelajaran pemenuan konsep.
b. Menyeleksi contoh-contoh, sehingga ketika diberikan tujuan pembelajaran maka akan memperoleh daftar contoh-contoh
yang akan memberikan gambaran secara efektif dari suatu konsep.
c. Mengerti urutan dari contoh-contoh untuk memaksimalkan murid-murid secara praktis dengan keterampilan berfikir
Manfaat dari metode pembelajaran penemuan konsep antara lain:
a. Meningkatkan keterampilan berfikir b.
Membantu siswa untuk menemukan dan memahami konsep dengan memperhatikan obyek, ide atau kejadian-kejadian.
109. Metode Pembelajaran Penemuan Terbimbing