4 Pertemuan Keempat Rabu 13 Agustus 2014
Pertemuan keempat dilaksanakan pada hari Rabu 13 Agustus 2014, pukul 10.10-11.30. Pertemuan keempat ini merupakan tes kemampuan pemahaman
sifat-sifat operasi hitung bilangan matematika untuk materi pembelajaran selama siklus I. Kegiatan diawali dengan mengucap salam, membaca doa bersama,
mengkondisikan kesiapan siswa, dan mengabsen siswa. Dua orang siswa tidak hadir pada pelaksanaa tes ini, yaitu S23 karena sakit dan S20 tanpa keterangan.
Jadi tes ini hanya diikuti oleh 41 siswa. Selanjutnya guru membagikan lembar soal tes pemahaman matematika siklus I kepada mereka, dan mempersilahkan
siswa untuk mengisinya. Saat pelaksanaan tes berlangsung, peneliti dibantu oleh guru kolaborator II mengawasi siswa. Setelah kegiatan tes berakhir, tepatnya saat
jam istirahat, peneliti mewawancarai sebagian dari mereka untuk mengetahui tanggapan mereka selama melakukan aktivitas pembelajaran dengan metode
penemuan terbimbing. Berikut adalah suasana kelas saat berlangsungnya tes siklus I.
Gambar 4.7 Suasana Tes Akhir Siklus I
b. Hasil Lembar Observasi Aktivitas Siswa dan Peneliti
Lembar observasi digunakan untuk mengetahui aktivitas proses pembelajaran yang terjadi. Aktivitas yang diamati dalam proses pembelajaran
adalah aktivitas belajar siswa dan peneliti saat membimbing pembelajaran. Berikut ini merupakan hasil observasi aktivitas belajar siswa selama proses
pembelajaran siklus I berlangsung.
Tabel 4.1 Rekapitulasi Persentase Aktivitas Belajar Siswapada
Pembelajaran Siklus I No.
Aspek yang Diamati Penilaian
RRPI P.1
P.2 P.3
1. Visual Activities
3 3
4 83,33
2. Oral Activities
2 2,5
3 62,5
3. Drawing Activities
4 4
4 100
4. Motor Activities
2,5 3
3,5 75
5. Mental Activities
2 3
3,5 70,83
6. Emotional Activities
3 3,5
3 79,17
Jumlah
16,5 19
21 470,83
Persentase
68,75 79,17
87,5
Rata-rata Persentase 78,47
78,47 Keterangan:
P.1 : Pertemuan pertama
P.3 : Pertemuan ketiga
P.2 : Pertemuan kedua
RRPI : Rata-rata penilaian tiap indikator Berdasarkan tabel 4.1 hasil observasi aktivitas siswa menunjukkan bahwa
rata-rata persentase aktivitas belajar siswa pada saat proses pembelajaran matematika dengan metode penemuan terbimbing sebesar 78,47. Jika diurutkan,
aspek drawing activities menempati peringkat pertama dengan persentase 100 ,aspek visual activities dan emotional activities menempati peringkat kedua dan
ketiga dengan persentase 83,33 dan 79,17, aspek motor activities dan mental activities menempati posisi keempat dan kelima dengan persentase 75 dan
70,83, serta oral activitiesmenempati peringkat persentase terendah yaitu sebesar 62,5. Aspekoral activities yang mendapat rata-rata persentase terendah
sebesar 62,5 jika ditelaah pada lembar lampiran hasil observasinya, maka
indikatornya ialah siswa mengajukan pertanyaan kepada teman ataupun guru mengenai materi yang dipelajari. Rendahnya penskoran pada indikator tersebut
disebabkan karena sebagaian siswa belum terbiasa dengan kehadiran peneliti sebagai guru baru, sehingga mereka masih malu-malu bertanya pada guru
meskipun mereka mengalami kesulitan. Oleh karenanya pada pertemuan selanjutnya, peneliti mulai memotivasi siswa untuk berani bertanya baik dengan
pendekatan langsung dengan cara menghampiri siswa yang kesulitan ataupun dengan motivasi pemberian reward. Peneliti juga memotivasi mereka agar tak
malu-malu bertanya pada teman kelompok yang sudah bisa. Aspek lain yang mendapat persentase terendah kedua ialah mental activities, yaitupada indikator
siswa mengingat materi sebelumnya yakni saat apersepsi atau refleksi. Rendahnya aspek ini dikarenakan pada pertemuan pertama banyak siswa yang sudah lupa
materi matematika yang dipelajari saat sebelum libur Hari Raya Idul Fitri atau sebelum penelitian. Selain itu, pada aspek motor activitiesyang mendapatkan
persentase terendah ketiga 75 ini diketahui disebabkan oleh rendahnya hasil penskoran indikator siswa mengerjakan LKS dengan cepat, yang berdasarkan data
lampiran ketercapaiannya hanya mencapai 58,33. Hal ini disebabkan mereka masih belum terbiasa mengerjakan soal latihan dalam bentuk LKS yang disertai
langkah-langkah dan aktivitas menempel secara cepat. Sebab lainnya, ialah juga pada kelemahan peneliti ketika membagikan media gambar yang akan ditempel
dalam keadaan dilem daubletip secara penuh sehingga siswa kesulitan melepasnya dari kertas gambar. Hal itulah yang kemudian selanjutnya perlu
diperbaiki data lengkapnya terlampir pada lampiran 7.4, hal. 296. Data hasil observasi aktivitas siswa menunjukkan bahwa aktivitas siswa
dalam proses pembelajaran matematika dengan menerapkan metode penemuan terbimbing ini tergolong katagori baik, dengan persentase rata-rata mencapai
78,47. Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa salah satu intervensi tindakan yang diharapkan yaitu keberhasilan aktivitas belajar matematika siswa ≥
70 dinyatakan telah terpenuhi. Akan tetapi, sebab hasil intervensi yang lain yaitu dalam segi tingkat pemahaman matematika siswa belum terpenuhi, maka
penelitian tindakan ini akan tetap berlanjut, dan aktivitas belajar matematika siswa kelas IV ini masih dapat lebih ditingkatkan.
Data lembar observasi lain yang diperoleh ialah data hasil pengamatan aktivitas mengajar gurupeneliti saat membimbing proses pembelajaran
matematika pokok bahasan sifat-sifat operasi hitung bilangan denga metode penemuan terbimbing. Berikut ini merupakan hasil rekapitulasi lembar observasi
aktivitas mengajar gurupeneliti selama pembelajara siklus I:
Tabel 4.2 Rekapitulasi Persentase Keterlaksanaan Kegiatan Mengajar
Peneliti pada Siklus I No
Aspek yang Diamati Penilaian
RRPI P.1
P.2 P.3
1.
Pendahuluan 2,67
3 4
80,58
2.
Inti: 2,8
3 3,8
80
3.
Penutup: 2
3 3,5
70,83
Jumlah 7,47
9 11,3
231,41 Persentase
62,25 75
94,16
Rata-rata persentase 77,14
Keterangan: P.1
: Pertemuan pertama P.3
: Pertemuan ketiga P.2
: Pertemuan kedua RRPI : Rata-rata penilaian tiap indikator
Berdasarkan tabel 4.2 hasil observasi kegiatan mengajar peneliti pada pembelajaran siklus I menujukkan bahwa rata-rata persentase ketercapaian
sebesar 77,14. Persentase tersebut diperoleh dengan cara mendata hasil lampiran aktivitas mengajar guru selama siklus I. Dari 15 indikator aktivitas mengajar,
kemudian dikelompokkan menjadi tiga kegiatan, yaitu pendahuluan, inti dan penutup. Kegiatan pendahuluan terdiri dari indikator 1-3, kemudian kegiatan inti
terdiri dari indikator 4-13, serta kegiatan penutup terdiri dari indikator 14-15. Selanjutnya, setiap skor dari seluruh indikator yang tercakup dalam
pengelompokkan kegiatan pendahuluan, inti dan penutup tersebut dirata-rata sehingga memperoleh skor setiap pertemuan sebagaimana pada tabel 4.2. Setelah
seluruh data terkumpul, maka barulah dihitung persentase ketercapaiannya menggunakan rumus perhitungan persentase sebagaimana yang direncanakan