Translasi Tahap Pengecekan atau Evaluasi

pada guusiswa lainnya saat diskusitanya jawab masih didominasi oleh siswa yang aktif. Aktivitas aspek motor activities yaitu siswa mengerjakan soal dengan cepat juga masih perlu ditingkatkan, begitu juga dengan aspek mental activities. dengan kata-kata motivasi ataupun menghampiri siswa yang mengalami kesulitan. Selain itu untuk meningkatkan kecepatan mengerjakan soal, peneliti akan memotivasi dengan reward yang diberikan padabeberapa kelompok siswa yang paling aktif dan paling cepat mengerjakan LKS.

2. Penelitian Siklus II

a. Tahap Pelaksanaan dan Observasi

Sebagaimana pada siklus sebelumnya, pada tahap pelaksanaan siklus II ini peneliti membimbing kegiatan pembelajaran dengan menerapkan metode penemuan terbimbing pada setiap pertemuannya. Peneliti melaksanakan tindakan sebagaimana yang telah direncanakan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP. Dalam RPP yang telah disusun tercakup langkah-langkah pembelajaran dengan metode ini, yaitu: pemerolehan informasi, pengolahan informasi yang meliputi 3 tahap enaktif, ikonik dan simbolik serta pengecekan atau evaluasi. Sub pokok bahasan yang dipelajari siswa pada tindakan pembelajaran siklus I yaitu sifat operasi hitung asosiatif pada perkalian, dan sifat operasi hitung distributif perkalian terhadap penjumlahan dan pengurangan. Uraian proses pembelajaran siklus II sebagai berikut: 1 Pertemuan Kelima Kamis, 14 Agustus 2014 Kegiatan pembelajaran matematika pada pertemuan ini berlangsung selama 2 x 40 menit. Pada awal kegiatan seperti biasa peneliti membuka pelajaran dengan salam, membaca doa masuk kelas bersama siswa, serta mengecek absensi. Pada pertemuan ini siswa yang hadir hanya 39 anak, dikarenakan 2 siswa sakit yaitu S36 dan S43, 1 siswa izin yaitu S23 dan 1 siswa tidak hadir tanpa keterangan yaitu S20. Kemudian peneliti mereview kembali materi sifat operasi hitung asosiatif pada penjumlahan, menyampaikan pokok bahasan yang akan dipelajari yaitu sifat operasi hitung asosiatif pengelompokkan pada perkalian, serta menyampaikan tujuan dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan pembelajaran selanjutnya masuk kedalam langkah-langkah metode penemuan terbimbing, yaitu sebagai berikut:

1. Tahap Pemerolehan Informasi

Sebagaimana sebelumnya, pada tahap ini peneliti bertugas untuk memberikan sejumlah informasi awal yang dibutukan siswa untuk menunjang proses penemuan sifat. Informasi awal yang diberikan oleh peneliti ialah dua buah permasalahan berbentuk soal cerita yang harus dipecahkan. Peneliti dibantu observer II memulai tahap ini dengan membagikan LKS pada tiap-tiap kelompok. Pada LKS itu termuat 2 buah permasalahanberbentuk soal cerita, dimana hasil jawaban keduanya saling berkaitan satu sama lain dan akan menuntun siswa menemukan persamaan sifat asosiatif pada perkalian. Setelah diketahui bahwa masing-masing kelompok siswa telah menerima LKS, barulah peneliti dibantu observer II membagikan media gambar jeruk pada tiap-tiap kelompok untuk dimanfaatkan dalam upaya pemecahan masalah soal pada LKS. Pada pertemuan ini, siswa dikelompokkan secara berpasangan bersama teman semeja mereka. Hal ini dilakukan sebagai upaya perbaikan hasil refleksi guna menciptakan pembelajaran yang lebih efektif dan kondusif.

2. Tahap Pengolahan Informasi

Selanjutnya, pada langkah kedua ini peneliti membimbing siswa melalui tiga tahapan dalam mengolah informasi yaitu tahap enaktif, ikonik dan simbolik. Sebagaimana pertemuan sebelumnya, pada pertemuan ini ketiga tahap penemuan tersebut dilalui siswa melalui proses pengerjaan LKS yang di dalamnya telah dilengkapi dengan instruksi langkah-langkah penemuan. Deskrispsi kegiatannya sebagai berikut:

a. Enaktif

Tahap enaktif adalah tahap dimana siswa diarahkan untuk memahami suatu informasi atau permasalahan melalui kegiatan nyata. Oleh karena itu, setelah seluruh kelompok menerima LKS, peneliti mulai menginstruksikan siswa untuk mulai mengerjakan LKS mereka. Pada tahap ini mereka bertugas untuk memahami maksud soal cerita dalam LKS dengan mempraktekkannya langsung. Kegiatan praktek langsung tersebut dilakukan siswa dengan cara menempelkan gambar-gambar jeruk pada tempat yang tersedia sebagaimana pesan yang diminta soal. Dengan demikian dalam kegiatan ini dapat terlihat apakah siswa dapat memahami maksud soal melalui praktek menempel gambar yang dilakukannya dengan benar. Saat kegiatan ini berlangsung peneliti bertugas membimbing, mengarahkan, serta membantu kelompok siswa yang masih kesulitan dengan cara berkeliling menghampiri mereka. Pada tahap ini terlihat sebagian besar siswa mulai terbiasa dengan kegiatan menempel gambar sehingga mereka dapat melakukannya dengan cepat. Selain itu, ketepatan dan kecepatan mereka dalam kegiatan tersebut juga dimotivasi guru melalui pemberian rewardhadiah bagi tiga kelompok siswa tercepat dan tepat dalam pengerjaan LKS. Mendengar informasi tersebut, siswa semakin terlihat antusias dalam pengerjaan LKS.

b. Ikonik

Tahap ikonik adalah tahap dimana siswa diarahkan untuk dapat memahami suatu informasi atau permasalahan yang diketahuinya dengan cara mengamati suatu obyek gambar. Oleh karena itu, setelah kegiatan menempel gambar, instruksi LKS selanjutnya adalah kegiatan memahami gambar yang telah ditempel. Pada tahap ini, peneliti membatu mereka memahaminya melalui proses tanya jawab. Peneliti memulainya dengan s ebuah instruksi dan pertanyaan, “Anak-anak, coba perhatikan susunan gambar yang telah kalian susun Nah, sekarang coba kalian hitung, ada berapa jeruk di keranjang Pak Wendi?”. Secara serempak setiap kelompok terlihat menghitung dan menjawab, “Ada 40 jeruk bu”. Peneliti kembali bertanya, “Kalau yang di keranjang Bu Yuli?”. Siswa kembali menghitung dan menjawab bersamaaan “40 jeruk juga bu”. Kemudian penelitikembali menguji pemahaman mereka dalam kegiatan penyimpulan sementara melalui pertanyaan, “Jadi, apa yang dapat kita pahami ya dari kedua gambar tersebut ?”. Siswa mulai terdiam, lalu seorang siswa dengan suara lantang tiba- tiba menjawab, “Eh, ini ya bu kedua soal ini jawabannya sama, walaupun nempelin gambarnya caranya berbeda, kaya’ waktu nempel gambar kemarin”. Setelah siswa itu menjawab, sebagian siswa yang lain mulai ikut memahami dan menyetujui pendapat temannya. Mengetahui jawabannya telah tepat, maka peneliti membenarkan jawaban mereka, dan memberikan hadiah kepada seorang siswa yang tepat mengajukan jawaban tersebut. Siswa lain juga mulai terlihat semakin atusias dalam belajar.

c. Simbolik

Tahap ikonik adalah tahap di mana siswa diarahkan untuk dapat mengungkapkan pemahamannya dari tahap sebelumnya ke dalam simbol-simbol. Oleh karena itu, instruksi LKS selanjutnya ialah siswa kegiatan menuliskan simbol-simbol angka dan huruf dari hasil jawaban yang ditemukan. Siswa terlihat mulai mengisi titik-titik yang ada dengan jawaban yang dipahami mereka. Pada saat ini peneliti bertugas dengan teliti memantau kebenaran hasil jawaban yang dituliskan tiap kelompok dan mengarahkan siswa yang kesulitan dalam memahami instruksi LKS. Sebagian besar siswa mulai terlihat terbiasa dengan instruksi-instruksi yang tertulis dalam soal, dan dalam tahap kegiatan penyimbolan ini. Oleh karenanya pada pembelajaran ini peneliti mulai mengurangi pemberian arahan melalui proses tanya jawab.

3. Tahap Pengecekan atau Evaluasi

Setelah seluruh kelompok siswa selesai mengerjakan LKS dan megumpulkannya, peneliti kembali membagikan LKS pada kelompok yang berbeda atau menukarnya. Kegiatan ini dilakukan untuk melatih tanggungjawab mereka dalam mengoreksi hasil jawaban kelompok lain. Pada tahap pengecekan atau evaluasi siswa dibimbing untuk mengecek hasil pemahaman mereka yang telah tercantum dalam LKS. Oleh karena itu peneliti kembali melakukan tanya jawab dalam kegiatan pengoreksian ini. Setelah seluruh hasil jawaban dikoreksi kebenarannya, dan persamaan sifat asosiatif pada perkalian berhasil ditemukan serta dipahami mereka, peneliti memberikan siswa sebuah contoh soal lain untuk dibahas bersama.Selanjutnya, peneliti menugaskan mereka mencatat dan mengerjakan soal evaluasi yang ada dalam lampiran poin terakhir pada LKS masing-masing. Soal yang tadinya berjumlah 5 butir kemudian dikurangi menjadi dua butir, ditambah 1 buah soal cerita untuk dikerjakan bersama kelompok. Setelah selesai mereka segera mengumpulkan hasilnya, dan guru memberikan hadiah pada tiga kelompok tercepat dan benar dalam pengerjaan.

Dokumen yang terkait

Pengaruh permainan kartu milenium ular angka terhadap hasil belajar matematika pada materi operasi hitung bilangan: quasi ekpserimen di SDN Cengkareng Timur 17 Pagi

2 4 92

Pembelajaran matematika dengan menggunakan metode penemuan terbimbing (guided discorvery lesson) untuk meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa

1 9 95

PENEMENIN Penerapan Papan Magnetik Dan CD Warna Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Operasi Hitung Bilangan Bulat Kelas IV SDN Kleco I Surakarta.

0 1 16

PENDAHULUAN Penerapan Papan Magnetik Dan CD Warna Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Operasi Hitung Bilangan Bulat Kelas IV SDN Kleco I Surakarta.

0 2 8

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATEMATIKA OPERASI HITUNG CAMPURAN DENGAN METODE PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS Upaya Meningkatkan Pemahaman Matematika Operasi Hitung Campuran Dengan Metode Pembelajaran Numbered Heads Together Pada Siswa Kelas III SD Negeri 2

0 1 13

PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL DI KELAS V SEKOLAH DASAR (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V SDN Pengadilan 1 Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya).

0 2 34

PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SIFAT-SIFAT OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT SISWA SD.

0 0 20

bab 2 sifat operasi hitung bilangan

0 0 52

Operasi Hitung Bilangan Bulat Matematika Bab 1

0 0 2

PENERAPAN METODE PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4 PALU PADA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT | Nurhidayah | Jurnal Elektronik Pendidikan Matematika Tadulako 8293 27197 1 PB

0 0 12