Hakikat Pembelajaran Matematika di MI
3. Evaluasi atau pengecekan Checking yakni mengadakan “tes kecukupan” atau
kebenarann terhadap informasi yang telah diolahnya tersebut.
29
Sebab metode penemuan terbimbing merupakan pengembangan dari teori metode penemuan murni Bruner, maka dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah
perkembangan kognitif siswa dalam pembelajaran penemuan terbimbing tidak jauh berbeda dengan ketiga langkah pembelajaran Bruner tersebut. Hanya saja,
jika dalam penemuan murni ketiga langkah tersebut diaplikasikan siswa secara mandiri, maka dalam pembelajaran penemuan terbimbing siswa melakukan proses
tersebut melalui bimbingan dan arahan guru. Namun agar pelaksanaan metode penemuan terbimbing dapat berjalan
dengan efektif dan jelas, secara lebih rinci Shadiq membagi prosesnya ke dalam langkah-langkah sebagai berikut:
1. Merumuskan masalah yang akan diberikan kepada siswa dengan data secukupnya. Perumusan harus jelas dan hindari pernyataan yag
menimbulkan salah tafsir agar arah yang ditempuh siswa tidak salah. 2. Dari data yang diberikan guru, siswa menyusun, memproses,
mengorganisir, dan menganalisis data tersebut. Dalam hal ini bimbingan guru dapat diberikan sejauh yang diperlukan saja.
Bimbingan ini sebaiknya mengarahkan siswa pada tujuan yang hendak dituju, melalui pertanyaan-pertanyaan atau LKS Lembar Kerja Siswa.
3. Siswa Menyusun konjektur perkiraan dari hasil analisis yang dilakukan
4. Bila dipandang perlu, konjektur yang telah dibuat siswa tersebut diperiksa oleh guru. Hal ini perlu dilakukan untuk meyakinkan
kebenaran perkiraan siswa, sehingga akan menuju ke arah yang hendak dicapai.
5. Apabila diperoleh kepastian tentang kebenaran konjektur tersebut, maka verbalisasi konjektur sebaiknya diserahkan juga kepada siswa untuk
menyusunnya.
29
Zulfikar Ali Buto, loc.cit.
6. Sesudah siswa menemukan apa yang dicari, hendaknya guru menyediakan soal latihan atau soal tambahan untuk memeriksa apakah
hasil penemuan itu benar.
30
Dari beberapa penjelasan teori dan langkah-langkah penemuan terbimbing tersebut, peneliti memutuskan untuk menggabungkan teori Bruner, Plato, dan
Shadiq. Sehingga dalam langkah kegiatan siswa, peneliti menggunakan tiga tahap proses pengembangan kognitif siswa saat pembelajaran perolehan informasi,
pengolahan informasi, dan evaluasi serta tiga tahap perkembangan kognitif Bruner enaktif, ikonik, dan simbolik yang disertai dengan bimbingan guru sesuai
pandangan Plato diskusi, tanya jawab, melalui serentetan pertanyaaninstruksi yang dapat mengarahkan siswa dalam proses penemuannya. Selain itu, untuk
memperjelas tugas serta langkah-langkah yang harus dilakukan guru, peneliti beracuan pada langkah-langkah pembelajaran penemuan menurut Shadiq.
Metode penemuan terbimbing dalam penerapannya dalam pembelajaran memiliki beberapa kelebihan. Menurut Masitoh, metode penemuan terbimbing
apabila diterapkan memiliki beberapa kelebihan, diantaranya sebagai berikut: a Siswa belajar bagaimana belajar melalui proses penemuan.
b Pengetahuan yang diperoleh melalui penemuan sangat kokoh c Metode penemuan membangkitkan gairah siswa dalam belajar.
d Metode penemuan memungkinkan siswa bergerak untuk maju sesuai dengan kemampuannya sendiri.
e Metode ini menyebabkan siswa mengarahkan sendiri cara belajarnya sehingga ia merasa lebih terlihat dan termotivasi sendiri untuk belajar.
f Metode ini berpusat pada anak, dan guru sebagai teman belajar atau fasilitator.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa metode Penemuan terbimbing apabila diterapkan maka dapat memiliki beberapa kelebihan, diantaranya sebagai berikut:
1 Memungkinkan untuk mengembangkan cara belajar siswa aktif, 2 Pengetahuan yang ditemukan sendiri melalui metode penemuan akan betul-betul
dikuasai, dan mudah digunakanditransfer dalam situasi lain, 3 Siswa dapat
30
Markaban, op.cit., h. 16
menguasai salah satu metode ilmiah yang sangat berguna bagi kehidupannya, 4 Siswa dibiasakan berpikir analitis dan mencoba memecahkan masalah yang akan
ditransfer dalam kehidupan masyarakat.