Daya Pembeda Soal Instrumen-Instumen Pengumpulan data

keterangan yaitu S20. Kemudian, peneliti memimpin kegiatan ice breaking singkat dengan menyanyikan lagu bersama guna membangkitkan semangat belajar siswa yang terekam dalam dokumentasi Gambar 4.3 a dan b berikut: a b Gambar 4.3 Semangat dan Antusias Siswa Saat Melakukan Ice Breaking Selanjutnya peneliti mereview kembali materi sifat komutatif pada penjumlahan. Setelah itu barulah guru menyamakan konsep awal bahwa perkalian adalah penjumlahan yang berulang melalui sebuah permasalahan kontekstual yakni aturan minum obat 3 x 1 sendok takar sehari. Peneliti melakukan apersepsi ini dengan tujuan siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami aturan sifat komutatif pada perkalian. Peneliti memulainya dengan mengajukan permasalah, “Anak-anak, ibu punya cerita, Tolong simak baik-baik Pada suatu hari Beno adiknya Rara sakit demam. Melihat adiknya sakit, Rara dan ibunya bergegas mengantarnya ke dokter. Dokter pun memeriksa Rara, dan memberinya resep obat. Obat tersebut akhirnya dibeli dan dibawa mereka pulang. Sesampainya di rumah, Rara diminta ibunya untuk mengatur waktu minum obat adiknya. Ia segera saja melihat aturan yang tertulis pada bungkus obat syrup tersebut, yaitu 3 x 1 sendok takar sehari setelah makan. Nah sekarang pertanyaannya, apakah maksud dari aturan minum obat tersebut? Siapa yang tahu? Dengan sigap beberapa siswa menunjuk tangan dan penelti mempersilahkan S12 sebagai yang tercepat untuk menjawab. S12 menjawab, “Diminumnya 1 sendok takar di pagi hari sehabis makan, 1 sendok takar siang hari sehabis makan dan 1 sendok takar di sore atau malam hari juga sehabis makan, bu ”. Peneliti menanggapi, “Bagus, ada yang berbeda jawabannnya dengan Farhan ?” S33 kemudian menanggapi, “Betul bu jawaban Farhan “. Lalu peneliti tersenyum dan kembali bertanya kepada siswa, “Anak-anak apakah jawaban Farhan tadi sudah tepat ?” Dengan kompak siswa menjawab, “Sudah, bu ”. Peneliti menyetujui jawaban siswa dan memuji kepintaran mereka, selanjutnya peneliti menulis resep 3 x 1 sendok sehari artinya diminum 1 sendok saat pagi + 1 sendok saat siang + 1 sendok saat soremalam lalu dibawahnya dituliskan 3 x 1= ... + ... + .... = 3. Peneliti kemudian memulai tanya jawab sehingga siswa dapat mengisi titik-titik yang tertulis. Peneliti juga mencoba soal lain, diantaranya 4 x 2 = ... + ... + ... + ... = 8. Siswa kembali menemukan jawaban hingga siswa dapat memahami bahwa perkalian merupakan penjumlahan yang berulang. Kegiatan pembelajaran kemudian dilanjutkan peneliti dengan menuliskan pokok bahasan yang akan dipelajari hari itu yakni sifat komutatif pada perkalian beserta tujuan pembelajarannya. Setelah siswa mengetahui pokok bahasan yang akan ditemukan dan dipelajari hari ini, peneliti kemudian membagi kelompok siswa berdasarkan posisi duduk mereka. Maksudnya, mereka akan berdiskusi secara berpasangan bersama teman satu meja selama proses tahapan pembelajaran matematika dengan metode penemuan terbimbing berlangsung. Pembagian kelompok siswa secara berpasangan ini sengaja dilakukan peneliti, sebab pada pengelompokkan pertemuan sebelumnya dirasa tidak cukup efektif dikarenakan beberapa siswa dalam kelompok terlihat tidak mengerjakan LKS dan berjalan-jalan. Hal ini telah didiskusikan sebelumnya oleh peneliti bersama dua observer lain, khususnya observer I. Proses pembelajaran sesuai tahapan penemuan terbimbing dideskripsikan sebagai berikut:

1. Tahap Pemerolehan Informasi

Pada tahap ini peneliti bertugas untuk memberikan sejumlah informasi awal yang dibutukan siswa untuk menunjang proses penemuan sifat. Informasi awal yang diberikan oleh peneliti ialah dua buah permasalahan berbentuk soal cerita yang harus dipecahkan. Peneliti dibantu observer II memulai tahap ini dengan membagikan LKS pada masing kelompok. Pada LKS itu termuat 2 buah permasalahanberbentuk soal cerita, dimana hasil jawaban keduanya saling berkaitan satu sama lain dan akan menuntun siswa menemukan persamaan sifat komutatif pada perkalian. Setelah diketahui bahwa masing-masing kelompok siswa telah menerima LKS, barulah peneliti dibantu observer II membagikan media gambar ayam pada tiap-tiap kelompok untuk dimanfaatkan dalam upaya pemecahan masalah soal pada LKS. Setelah pembagian siswa menjadi kelompok-kelompok kecil ini, barulah terlihat siswa lebih tertib dari hari sebelumnya, terutama ketika menanti pembagian LKS dan media.

2. Tahap Pengolahan Informasi

Selanjutnya, pada langkah kedua ini peneliti membimbing siswa melalui tiga tahapan dalam mengolah informasi yaitu tahap enaktif, ikonik dan simbolik. Berbeda dengan pertemuan pertama, pada pertemuan ini ketiga tahap penemuan tersebut dilalui siswa melalui proses pengerjaan LKS yang di dalamnya telah dilengkapi dengan langkah-langkah penemuan.

a Enaktif

Setelah seluruh kelompok menerima LKS, peneliti segera membimbing kegiatan dengan menginformasikan, “Anak-anak, untuk menemukan jawaban soal ini, kalian harus mengikuti langkah-langkah pengerjaan 1-5, yaitu yang bercetak tebal pada LKS Kalian ” peneliti melanjutkan “Coba, sekarang periksa Ada tidak? ” Sejenak seluruh kelompok memeriksa LKSnya masing-masing, kemudian dengan kompak menjawab, “Ada, bu”. Kemudian S2 bertanya, “Bukannya langkahnya ada 6, bu? ” Peneliti menanggapi,”Bagus, betul nak, tetapi langkah keenam itu adalah soal evaluasi. Soal ini akan dikerjakan setelah kita mengoreksi jawaban langkah 1- 5”. Baik, Coba apa yang diperintahkan oleh langkah pertama?” Seluruh siswa dalam kelompok membacanya, kemudian mereka menjawab , “Baca dan pahami soal, bu terus disuruh berdiskusi sama teman kelompok .” Peneliti menaggapi, “Baik, sekarang kalian baca soal nomor 1 dan 2 ” Siswa terlihat fokus membaca soal bersama teman kelompoknya, setelah

Dokumen yang terkait

Pengaruh permainan kartu milenium ular angka terhadap hasil belajar matematika pada materi operasi hitung bilangan: quasi ekpserimen di SDN Cengkareng Timur 17 Pagi

2 4 92

Pembelajaran matematika dengan menggunakan metode penemuan terbimbing (guided discorvery lesson) untuk meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa

1 9 95

PENEMENIN Penerapan Papan Magnetik Dan CD Warna Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Operasi Hitung Bilangan Bulat Kelas IV SDN Kleco I Surakarta.

0 1 16

PENDAHULUAN Penerapan Papan Magnetik Dan CD Warna Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Operasi Hitung Bilangan Bulat Kelas IV SDN Kleco I Surakarta.

0 2 8

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATEMATIKA OPERASI HITUNG CAMPURAN DENGAN METODE PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS Upaya Meningkatkan Pemahaman Matematika Operasi Hitung Campuran Dengan Metode Pembelajaran Numbered Heads Together Pada Siswa Kelas III SD Negeri 2

0 1 13

PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL DI KELAS V SEKOLAH DASAR (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V SDN Pengadilan 1 Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya).

0 2 34

PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SIFAT-SIFAT OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT SISWA SD.

0 0 20

bab 2 sifat operasi hitung bilangan

0 0 52

Operasi Hitung Bilangan Bulat Matematika Bab 1

0 0 2

PENERAPAN METODE PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4 PALU PADA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT | Nurhidayah | Jurnal Elektronik Pendidikan Matematika Tadulako 8293 27197 1 PB

0 0 12