2. Pengolahan informasi, yaitu penyesuaian informasi-informasi yang telah
diperoleh berupa pengklasifikasian secara obyektif.
3. Evaluasi atau pengecekan Checking yakni mengadakan “tes kecukupan”
atau kebenarann terhadap informasi yang telah diolahnya tersebut.
48
Sebab metode penemuan terbimbing merupakan pengembangan dari teori metode penemuan murni Bruner, maka dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah
perkembangan ataupun pengembangan kognitif siswa dalam pembelajaran penemuan terbimbing tidak jauh berbeda dengan tahapan dan langkah-langkah
pembelajaran Bruner tersebut. Hanya saja, jika dalam penemuan murni tahapan dan langkah-langkah tersebut diaplikasikan siswa secara mandiri, maka dalam
pembelajaran penemuan terbimbing siswa melakukan proses tersebut melalui bimbingan dan arahan guru.
Namun agar pelaksanaan metode penemuan terbimbing dapat berjalan dengan efektif dan jelas, secara lebih rinci Shadiq membagi prosesnya ke dalam
langkah-langkah sebagai berikut: 1. Merumuskan masalah yang akan diberikan kepada siswa dengan data
secukupnya. Perumusan harus jelas dan hindari pernyataan yag menimbulkan salah tafsir agar arah yang ditempuh siswa tidak salah.
2. Dari data yang diberikan guru, siswa menyusun, memproses, mengorganisir, dan menganalisis data tersebut. Dalam hal ini
bimbingan guru dapat diberikan sejauh yang diperlukan saja. Bimbingan ini sebaiknya mengarahkan siswa pada tujuan yang hendak
dituju, melalui pertanyaan-pertanyaan atau LKS Lembar Kerja Siswa. 3. Siswa menyusun konjektur perkiraan dari hasil analisis yang
dilakukan 4. Bila dipandang perlu, konjektur yang telah dibuat siswa tersebut
diperiksa oleh guru. Hal ini perlu dilakukan untuk meyakinkan kebenaran perkiraan siswa, sehingga akan menuju ke arah yang hendak
dicapai.
48
ibid.
5. Apabila diperoleh kepastian tentang kebenaran konjektur tersebut, maka verbalisasi konjektur sebaiknya diserahkan juga kepada siswa untuk
menyusunnya. 6. Sesudah siswa menemukan apa yang dicari, hendakya guru
menyediakan soal latihan atau soal tambahan untuk memeriksa apakah hasil penemuan itu benar.
49
Dari beberapa penjelasan teori dan langkah-langkah aplikasi penemuan terbimbing tersebut, peneliti memutuskan untuk menggabungkan teori Bruner,
Plato, dan Shadiq. Sehingga dalam aplikasi langkah kegiatan siswa, peneliti menggunakan tiga tahap proses pengembangan kognitif siswa saat pembelajaran
perolehan informasi, pengolahan informasi, dan evaluasi serta tiga tahap perkembangan kognitif Bruner enaktif, ikonik, dan simbolik yang disertai
dengan bimbingan guru sesuai pandangan Plato diskusi, tanya jawab, melalui serentetan pertanyaaninstruksi yang dapat mengarahkan siswa dalam proses
penemuannya. Selain itu, untuk memperjelas tugas serta langkah-langkah yang harus dilakukan guru, peneliti beracuan pada langkah-langkah pembelajaran
penemuan menurut Shadiq. Untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai aplikasi metode
penemuan terbimbing melalui tahapan-tahapan tersebut dalam pembelajaran, maka peneliti akan menyajikan salah satu contoh penerapannya pada sub pokok
bahasan distributif perkalian terhadap penjumlahan pada perkalian sebagai berikut:
Sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan berlaku:
Adapun soal atau permasalahan kontekstual yang dapat diberikan guru sebagai berikut:
1. Pak Solah memiliki sebidang tanah berbentuk persegi panjang. Ia menanami sebagian tanah tersebut dengan padi dan sebagian lagi sayur-sayuran. Ia
memberikan batas antara tanah yang di tanami padi dan sayur dengan pagar bambu.
49
Markaban, op.cit., h. 16
a x b + c = a x b + a x c
Kemudian siswa dalam kelompok diberikan 1 buah miniatur bidang tanah yang akan diamati dari karton dan dimanipulasi dengan menempelnya pada kertas
karton besar guna penyelesaian jawaban lebih lanjut. Akan tetapi, sebelumnya guru juga menampilkan miniatur bidang tanah milik Pak Solah yang terbuat dari
steroform tersebut sebagai media pengarah kegiatan penemuan siswa. Adapun gambar terlihat sebagai berikut
Pertanyaan: Berapakah luas tanah Pak Solah seluruhnya? ...
Jawab: Ilustrasinya dapat dihubungkan dengan luas persegi panjang ABCD berikut:
Dari gambar persegi panjang besar tersebut kita dapat mengetahui luas persegi panjang besar dapat dihitung dengan menghitung luas persegi panjang
yang kecil bawah ditambah persegi panjang yang lebih besar atas atau dengan cara sebagai berikut:
Jawab: 1. Diskusikan bersama kelompokmu cara menghitungnya
Langkah-langkahnya sebagai berikut: Cara I Luas
p.panjang
ABCD = p x l
= a x b + c
= 10 x 5 + 3 = 10 x 8
= 80 Cara II Luas
p.panjang
ABCD = L
p.panjang TP
+ L
p.panjang TS
= a x b + a x c
= 10 x 5 + 10 x 3
= 50 + 30 = 80
2. Perhatikanlah jawaban kedua cara tersebut Apa yang dapat kamu simpulkan? Kesimpulan:
“Hasil jawaban dengan cara I samatidak sama dengan hasil jawaban cara II” Maka hasil dari:
a x b + c = a x b + a x c
10 x 5 + 3 = 10 x 5 + 10 x 3 80 = 80
Perhatikanlah simbol yang dicetak tebal pada kesimpulan di atas Sifat apakah yang kamu temukan? carilah di buku paketmu
“Saya menemukan sifat distributif penyebaran perkalian terhadap penjumlahan”. Yaitu:
a x b + c = a x b + a x c
Adapun telaah terhadap tahap-tahap pembelajaran penemuan terbimbingnya sebagai berikut:
1. Tahap Pemerolehan Informasi Guru memberikan siswa informasi berupa permasalahan kontekstual luas
sebidang tanah yang berbentuk persegi panjang sebagaimana keterangan sebelumnya. Guru juga menginformasikan atau menampilkan model bangun datar
persegi panjang dari sterofom yang mewakili maksud soal kontekstual yang diberikan.
2. Tahap Pengolahan Informasi a Tahap enaktif
Tahap enaktif dalam aplikasi pembelajaran sifat ini ialah ketika siswa-siswa mampu memahami maksud atau inti soal melalui pengalaman, yakni dengan cara
mengamati objek konkret berupa model bangun datar persegi panjang yang
Lingkari Jawabanmu