menyajikan kembali 3 buah jeruk dan 2 buah pisang dalam satu piring. Berapakah jumlah seluruh buah yang disajikan ibu? Setelah penulisan soal itu selesai, guru
kemudian mempersiapkan alat peraga yang dibutuhkan, yaitu 4 buah piring, 6 buah jeruk, 4 buah pisang, dan 8 buah apel sebagai alat peraga percobaan.
2. Tahap Pengolahan Informasi
Selanjutnya, pada langkah kedua ini peneliti membimbing siswa melalui tiga tahapan dalam mengolah informasi yaitu tahap enaktif, ikonik dan simbolik.
Ketiga tahapan ini dilalui siswa melalui proses penemuan sifat asosiatif pada penjumlahan berbatuan langkah-langkah percobaan yang akan didemonstrasikan.
a Enaktif
Peneliti memulai tahap ini dengan mendemonstrasikan percobaan buah sebagaimana perintah soal. Seperti halnya pada pertemuan pertama, kegiatan
percobaan ini dilakukan oleh dua orang perwakilan siswa, dan siswa lainnya berperan mengamati dan membantu praktikan dalam uji coba dan kegiatan
menghitung. Peneliti memulainya dengan mengajukan pertanyaan, “Ibu akan
memerlukan 1 orang siswa untuk membantu ibu melakukan uji coba. Siapakah yang bersedia?
” Dengan semangat hampir seluruh siswa menunjuk tangan. Akan tetapi peneliti hanya tersenyum, dan kemudian mengeluarkan kocokan yang telah
berisi nomor absen siswa. Peneliti kemudian mengundi nama siswa yang terpilih membantu kegiatan percobaan, hingga keluarlah absen siswa S29. Peneliti
sengaja menanyakan terlebih dahulu siapa siswa yang mau membantu guna mengetahui tingkat semangat dan antusias siswa saat belajar matematika ini.
Kegiatan percobaan dimulai dari arahan peneliti melalui serangkaian pertanyaan. Peneliti mulai bertanya, “Anak-anak yuk kita bantu S29
mempraktekkannya, kira-kira apa ya yang harus dilakukan oleh S29 untuk praktek perintah soal nomor 1?
” Peneliti segera menyiapkan dua piring kosong di meja yang berada di bagian depan.Kemudian sebagian besar siswa menjawab
bersamaan, “Reza, Reza taruh apelnya 4 sama jeruknya tiga di satu piring”. Lalu Reza meletakkannya sesuai instruksi teman-teman. Setelah itu siswa mulai
mengarahkan lagi, “Itu, itu dipiring satu lagi taruhin pisangnya dua Za”, lalu
yang lain menyemangati, “Iya, iya, ayo Za cepetan”. Kemudian peneliti menanggapi, “Baik sudah benar. Coba sekarang kita hitung sama-sama, berapa
jumlah seluruh buah yang disajikan? ” Siswa menjawab, “Sembilanbuah”.
Kemudian guru menuliskan hasil jawaban, dan kembali meletakkan dua piring kosong di atas meja untuk menjawab soal omor 2. Siswa mulai mengarahkan S29
dengan berkata, “Eza, Eza, itu dipiring pertama taruhin 4 apel Za”, lalu yang lain menambahkan
, “Terus piring satu lagi taruhin 3 jeruk sama 2 pisang”. Peneliti kemudian kembali bertanya jumlah buah seluruhnya, dan siswa kembali
menjawab “Sembilan buah”. Setelah melakukan praktek demonstrasi pemindahan buah tersebut, peneliti
membimbing siswa untuk menemukan sifat yang dimaksud. Yaitu dengan menghubungkan cara pengerjaan soal pertama dan kedua. Melalui serangkaian
proses tanya jawab akhirnya ditemukan kesimpulan awal bahwa meskipun cara pengelompokkan buah itu berbeda, ternyata seluruh buah tersebut jika
dijumlahkan hasilnya sama. Hal ini dikarenakan jumlah masing-masing buah sejak awal sama.
Tetapi pada tahap ini ternyata masih ada beberapa siswa yang belum memahami maksud dari kesimpulan tersebut. Oleh karena itu peneliti segera
membimbing siswa ke tahap selanjutnya.
b Ikonik
Pada tahap ikonik siswa dibimbing untuk kembali memahami soal melalui gambar yang dibuat peneliti di papan tulis. Setelah peneliti menggambarkan
beberapa gambar piring dan buah sebagaimana yang diminta soal, dan melakukan interaksi tanya jawab singkat maka sebagian besar siswa mulai terlihat paham
maksud sifat pengelompokkan yang dipelajarinya.
c Simbolik
Penelitian pembelajaran berlanjut ke tahap selanjutnya yaitu simbolik. Pada tahap ini siswa diarahkan untuk membantu guru menyimbolkan di papan tulis
hasil jawaban yang mereka temukan, yaitu 4 + 3 + 2 = 4 + 3 + 2 = 9, dan menghubungkannya dengan persamaan sifat pada buku: a + b + c = a + b + c.