Tempat dan Waktu Penelitian Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian

dan 6b dianggap tidak diperlukan atau dapat dibuang. Hal ini dilakukan guna menyamakan jumlah butir soal yang valid antara soal tes akhir siklus I dan II, sehingga kedua siklus sama-sama memiliki 6 butir soal tes uraian yang valid.

2. Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas adalah derajat konsistensi instrumen yang bersangkutan. Realibilitas berkenaan dengan pertanyaan, apakah suatu instrumen dapat dipercaya sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. 5 Reliabilitas tes pada penelitian ini menggunakan rumus Alpha berikut: 6 r₁₁ = [ ] [ ∑ ] Dimana: 11 r = Reliabilitas tes secara keseluruhan = Jumlah varians skor tiap-tiap item = Varians total n = Jumlah soal yang valid Rumus varians yang digunakan adalah: ∑ ∑ Tabel 3. 3 Klasifikasi Tingkat Reliabilitas Nilai r 11 Reliabilitas r 11 0,20 Sangat rendah 0,20 ≤r 11 0,40 Rendah 0,40 ≤r 11 0,60 Sedang 0,60 ≤r 11 0,80 Tinggi 0,80 ≤r 11 ≤ 1,00 Sangat Tinggi 5 Zainal Arifin,Op.Cit.hal. 248 6 Anas Sudjiono, Pengantar Evaluasi Pendidikan ”.Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011, Cet. 4, h. 208 Berdasarkan hasil pengujian validitas soal tes siklus I diperoleh 6 butir soal yang valid, butir soal valid ini kemudian diuji reliabilitasnya. Dari hasil pengujian reliabilitas diperoleh nilai r 11 = 0,53. Maka dari 6 soal yang valid memiliki derajat reabilitas yang sedang dan memenuhi prasyarat instrumen yang cukup baik. Perhitungan selengkapnya mengenai uji reabilitas instrumen penelitian dapat dilihat pada lampiran.

3. Taraf Kesukaran Instrumen

Uji taraf kesukaran instrumen penelitian dihitung dengan menghitung indeks besarannya dengan rumus : 7 P = Keterangan : P = indeks kesukaran B = jumlah siswa yang menjawab benar soal tersebut JS = jumlah skor maksimum untuk soal tersebut Tabel 3.4 Klasifikasi Taraf Kesukaran P Klasifikasi 0,00 – 0,30 Sukar 0,31 – 0,75 Sedang 0,76 – 1, 00 Mudah Berdasarkan hasil perhitungan taraf kesukaran butir soal tes pemahaman siklus I, diperoleh 7 butir soal tes pemahaman siklus I, 5 butir soal termasuk kriteria sedang dan 2 butir soal termasuk dalam kriteria mudah. Pada hasil perhitungan taraf kesukaran 10 butir soal tes pemahaman siklus II, 7 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2005, h. 208 diperoleh8 butir soal termasuk kriteria sedang dan 3 butir soal termasuk kriteria mudah.

4. Daya Pembeda Soal

Pengujian daya pembeda soal digunakan untuk mengetahui kemampuan soal dalam membedakan siswa yang pandai dengan siswa yang kurang pandai. Indeks daya beda didefinisikan sebagai selisih atara proporsi jawaban benar pada kelompok atas dengan proporsi jawaban benar pada kelompok bawah. 8 Rumus yang digunakan untuk pengujian daya pembedaadalah sebagai berikut 9 : DP= DP= - Keterangan : DP = Daya pembeda = Proporsi kelompok atas yang menjawab benar = Proporsi kelompok atas yang menjawab benar BA = Jumlah skor kelompok atas yang menjawab benar BB = Jumlah skor kelompok bawah yang menjawab benar JA = Jumlah skor maksimum kelompok atas yang seharusnya JB = Jumlah skor maksimum kelompok bawah yang seharusnya Klasifikasi daya pembeda sebagai berikut : Tabel 3.5 Klasifikasi Daya Pembeda D Klasifikasi D 0,00 Sangat jelek 0,00 - 0,20 Jelek 0,21 – 0,40 Cukup 0,41 – 0,70 Baik 0,71 – 1,00 Baik sekali 8 Estina, Ekawati,op.cit., h. 87 9 Suharsimi, op.cit.,218 Berdasarkan perhitungan daya pembeda 7 butir soal tes siklus I, diperoleh 2 butir soal termasuk dalam kriteria cukup dan 1 butir soal termasuk dalam kriteria baik dan 4 butir soal termasuk kriteria jelek. Pada perhitungan daya pembeda 10 butir soal tes siklus II, diperoleh 2 butir soal termasuk dalam kriteria baik, 5 butir soal termasuk kriteria cukup dan 3 butir soal termasuk kriteria jelek. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa setelah melalui prosesinterpretasi dan revisi dari data hasil uji validitas isi dan validitas empiris diperoleh 6 butir soal uraian valid bagi masing-masing tes akhir siklus. Untuk tes akhir atau tes pemahaman sifat-sifat operasi hitung bilangan siklus I diperoleh butir soal valid dari soal nomor 2, 3, 4, 5, dan 6. Kemudian untuk tes akhir atau tes pemahaman sifat-sifat operasi hitung bilangan siklus II diperoleh butir soal valid dari soal nomor 1, 2, 3b, 4b, 5a, dan 6a. 3. Instrumen Non Tes a. Lembar Observasi Lembar observasi merupakan alat pengamatan yang digunakan untuk melihat aktivitas siswa dan guru sehingga dapat diketahui gambaran umum pembelajaran yang terjadi. b. Pedoman wawancara Wawancara dilakukan terhadap guru matematika dan siswa. Wawancara terhadap guru sebelum siklus bertujuan untuk memperoleh data mengenai kendala yang terjadi saat pembelajaran dan mengetahui kemampuan awal representasi matematika siswa. Sementara itu wawancara terhadap guru dan siswa setelah siklus dilaksanakan bertujuan untuk memperoleh data mengenai pendapat dan pandangan mereka terhadap pelaksanaan tindakan berupa pembelajaran matematika khusunya yang berkaitan dengan pemahaman dan aktivitas siswa setelah pembelajaran metode penemuan terbimbing berlangsung.

Dokumen yang terkait

Pengaruh permainan kartu milenium ular angka terhadap hasil belajar matematika pada materi operasi hitung bilangan: quasi ekpserimen di SDN Cengkareng Timur 17 Pagi

2 4 92

Pembelajaran matematika dengan menggunakan metode penemuan terbimbing (guided discorvery lesson) untuk meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa

1 9 95

PENEMENIN Penerapan Papan Magnetik Dan CD Warna Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Operasi Hitung Bilangan Bulat Kelas IV SDN Kleco I Surakarta.

0 1 16

PENDAHULUAN Penerapan Papan Magnetik Dan CD Warna Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Operasi Hitung Bilangan Bulat Kelas IV SDN Kleco I Surakarta.

0 2 8

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATEMATIKA OPERASI HITUNG CAMPURAN DENGAN METODE PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS Upaya Meningkatkan Pemahaman Matematika Operasi Hitung Campuran Dengan Metode Pembelajaran Numbered Heads Together Pada Siswa Kelas III SD Negeri 2

0 1 13

PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL DI KELAS V SEKOLAH DASAR (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V SDN Pengadilan 1 Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya).

0 2 34

PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SIFAT-SIFAT OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT SISWA SD.

0 0 20

bab 2 sifat operasi hitung bilangan

0 0 52

Operasi Hitung Bilangan Bulat Matematika Bab 1

0 0 2

PENERAPAN METODE PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4 PALU PADA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT | Nurhidayah | Jurnal Elektronik Pendidikan Matematika Tadulako 8293 27197 1 PB

0 0 12