Hasil Pemahaman Sifat-Sifat Operasi Hitung Bilangan Siswa

Siswa yang mendapat nilai tinggi mengaku bahwa proses pembelajaran yang dilakukan yaitu dengan metode penemuan terbimbing sangat disukainya karena lebih menyenangkan dan menarik, juga dapat meningkatkan pemahaman matematikanya. Ia juga mengaku bahwa ia lebih mudah memahami pelajaran matematika dengan cara praktek uji coba yang dilakukannya atau teman yang lain, akan tetapi ia kurang suka dengan pembelajaran bersama kelompok besar, sebab menurutnya ada saja anggota kelompok yang tidak berpartisipasi. Dalam hal aktivitas pembelajaran yang dilakukannya, ia merasa lebih aktif sekarang. Siswa yang memperoleh nilaikategori sedang mengungkapkan bahwa proses pembelajaran yang dilakukan yaitu dengan metode penemuan terbimbing disukainya karena ia bisa belajar dan mengerjakan LKS bersama teman lain, sebab menurutnya ia akan bingung ketika harus mengerjakan sendiri. Dengan pembelajaran matematika melalui metode ini ia juga merasa cukup memahami materi yang dipelajari serta dapat lebih mengaktifkannya. Aktivitas yang paling ia sukai ialah kegiatan menempelkan media gambar, dan yang kurang ia sukai ialah ketika ia tidak terpilih untuk melakukan uji coba. Siswa yang mendapat nilai kategori rendah mengatakan bahwa proses pembelajaran yang dilakukan yaitu dengan metode penemuan terbimbing tidak terlalu ia sukai, karena ia juga tidak terlalu suka dengan pelajaran matematika selama ini. Siswa juga merasa kesulitan dalam memahami perintah LKS sehingga lambat dalam mengerjakannya. Namun karena kegiatan praktek di depan kelas yang pernah ia lakukan saat pembelajaran dengan metode penemuan terbimbing membuatnya merasa cukup aktif dalam belajar matematika. Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa, diperoleh informasi bahwa siswa sudah mulai tertarik dengan penerapan metode penemuan terbimbing. Siswa juga mengalami perkembangan dalam aktivitas belajar dan kemampuan pemahaman matematika khususnya pokok bahasan sifat-sifat operasi hitung bilangan, hanya saja perkembangan yang diperoleh masing-masing berbeda. Hasil wawancara dengan guru kelas di peroleh kesimpulan bahwa guru kelas sangat mendukung penerapan metode penemuan terbimbing dalam proses pembelajaran matematika, sebab dapat membimbing siswa menemukan dan memahami materi matematika melalui kegiatan percobaan yang menyenangkan, dapat membuat siswa lebih aktif dalam belajar serta menambah semangat dan antusias belajar mereka.

e. Refleksi

Setelah peneliti melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan metode penemuan terbimbing selama tiga pertemuan, maka dilakukan tes pemahaman sifat-sifat operasi hitung bilangan siklus I pada pertemuan keempat. Berdasarkan hasil tes pada siklus I tersebut diperoleh persentase ketuntasan pemahaman sifat-sifat operasi hitung bilangan siswa sebesar 63,41 dari nilai KKM sebesar 70, dan rata-rata nilai siswa sebesar 74,87. Hal ini menunjukkan bahwa hasil penelitian ini belum mencapai indikator yang diharapkan yaitu siswa memperoleh persentaseketuntasan pemahaman sifat-sifat operasi hitung bilangan siswa ≥ 75 dari nilai KKM sebesar 70. Pada dimensi ekstrapolasi persentasenya lebih rendah daripada dimensi translasi dan interpretasi, yaitu hanya mencapai 52,13. Hal ini terjadi karena soal-soal pemahaman sifat-sifat operasi hitung bilangaan dimensi ekstrapolasi lebih sulit dibandingkan dengan soal translasi dan interpretasi. Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa, diperoleh rata-rata persentase sebesar 78,47 dan indikator yang diharapkan yaitu rata-rata aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika dengan metode penemuan terbimbing mencapai ≥ 70. Hal ini menunjukkan bahwa skor rata-rata aktivitas belajar matematika siswa telah mencapai indikator yang diharapkan. Akan tetapi, karena indikator pertama yaitu peningkatan pemahaman matematika siswa belum tercapai maka aktivitas belajar siswa tersebut masih dapat lebih ditingkatkan lagi pada pembelajaran matematika siklus II dengan disertai perbaikan berdasarkan hasil refleksi. Aktivitas yang masih memperoleh persentaseskor rendah ialah aspek oral activities, mental activities dan motor activities. Hal-hal yang menghambat siklus I akan diperbaiki pada siklus II agar diperoleh hasil penerapan tindakan yang diharapkan. Secara rinci, hal-hal yang menghambat pembelajaran pada siklus I dan perbaikan-perbaikan pada siklus II disajikan dalam tabel berikut: Tabel 4.6 Refleksi Siklus I No. Hambatan Pada Siklus I Perbaikan untuk Siklus II 1. Pemahaman sifat-sifat operasi hitung bilangan matematika dominan pada dimensi translasi, sementara dimensi interpretasi dan ekstrapolasi masih terlihat kurang. Peneliti akan memberikan lebih banyak soal-soal latihan dimensi interpretasi dan ekstrapolasi setelah pembelajaran dan setelah akhir pembelajaran siklus II. 2. Pembagian siswa yang berjumlah 43 anak ke dalam 10 kelompok belajar dirasa kurang efektif sebab beberapa siswa terlihat mengandalkan temannya dalam pengerjaan LKS dan suasana kelas menjadi kurang kondusif. Hal ini disebabkan siswa kerepotan membolak-balikkan bangku dengan keadaan kondisi ruang kelas yang tidak cukup luas. Peneliti akan tetap mengelompokkan siswa secara berpasangan yaitu bersama teman sebangkunya sebagaimana pertemuan kedua dan ketiga. Dalam pengaturan posisi teman kelompok secara berpasangan ini peneliti telah berkonsultasi dengan guru kelas guna mampu menempatkan posisi duduk siswa secara homogen tingkat pemahaman dan keaktifannya dan juga secara tepat. 3. Masih ada beberapa kelompok siswa yang kesulitan ketika membuka lemdouble tip dari gambar yang akan ditempel sebab ukuran lem yang sama dengan gambar yang menyita waktu. Peneliti akan menempelkan doubletip yang ukurannya lebih kecil dari gambar, sehingga siswa lebih cepat dan mudah melepasnya. 4. Pengaturan waktu pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan peneliti kurang maksimal sehingga siswa tidak cukup waktu untuk melakukan kegiatan pengoreksian bersama hingga selesai ataupun kegiatan refleksi yang lebih baik. Peneliti perlu mempersingkat dan mengurangi waktu kegiatan tanya jawab dan mengarahkan siswa lebih cepat dalam kegiatan pengerjaan LKS. 5. Aktivitas aspek oral activities, yaitu siswa mengajukan pertanyaan Peneliti akan berupaya memotivasi siswa untuk lebih berani bertanya baik pada guusiswa lainnya saat diskusitanya jawab masih didominasi oleh siswa yang aktif. Aktivitas aspek motor activities yaitu siswa mengerjakan soal dengan cepat juga masih perlu ditingkatkan, begitu juga dengan aspek mental activities. dengan kata-kata motivasi ataupun menghampiri siswa yang mengalami kesulitan. Selain itu untuk meningkatkan kecepatan mengerjakan soal, peneliti akan memotivasi dengan reward yang diberikan padabeberapa kelompok siswa yang paling aktif dan paling cepat mengerjakan LKS.

2. Penelitian Siklus II

a. Tahap Pelaksanaan dan Observasi

Sebagaimana pada siklus sebelumnya, pada tahap pelaksanaan siklus II ini peneliti membimbing kegiatan pembelajaran dengan menerapkan metode penemuan terbimbing pada setiap pertemuannya. Peneliti melaksanakan tindakan sebagaimana yang telah direncanakan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP. Dalam RPP yang telah disusun tercakup langkah-langkah pembelajaran dengan metode ini, yaitu: pemerolehan informasi, pengolahan informasi yang meliputi 3 tahap enaktif, ikonik dan simbolik serta pengecekan atau evaluasi. Sub pokok bahasan yang dipelajari siswa pada tindakan pembelajaran siklus I yaitu sifat operasi hitung asosiatif pada perkalian, dan sifat operasi hitung distributif perkalian terhadap penjumlahan dan pengurangan. Uraian proses pembelajaran siklus II sebagai berikut: 1 Pertemuan Kelima Kamis, 14 Agustus 2014 Kegiatan pembelajaran matematika pada pertemuan ini berlangsung selama 2 x 40 menit. Pada awal kegiatan seperti biasa peneliti membuka pelajaran dengan salam, membaca doa masuk kelas bersama siswa, serta mengecek absensi. Pada pertemuan ini siswa yang hadir hanya 39 anak, dikarenakan 2 siswa sakit yaitu S36 dan S43, 1 siswa izin yaitu S23 dan 1 siswa tidak hadir tanpa keterangan yaitu S20. Kemudian peneliti mereview kembali materi sifat operasi hitung asosiatif pada penjumlahan, menyampaikan pokok bahasan yang akan dipelajari yaitu sifat operasi hitung asosiatif pengelompokkan pada perkalian, serta menyampaikan tujuan dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.

Dokumen yang terkait

Pengaruh permainan kartu milenium ular angka terhadap hasil belajar matematika pada materi operasi hitung bilangan: quasi ekpserimen di SDN Cengkareng Timur 17 Pagi

2 4 92

Pembelajaran matematika dengan menggunakan metode penemuan terbimbing (guided discorvery lesson) untuk meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa

1 9 95

PENEMENIN Penerapan Papan Magnetik Dan CD Warna Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Operasi Hitung Bilangan Bulat Kelas IV SDN Kleco I Surakarta.

0 1 16

PENDAHULUAN Penerapan Papan Magnetik Dan CD Warna Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Operasi Hitung Bilangan Bulat Kelas IV SDN Kleco I Surakarta.

0 2 8

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATEMATIKA OPERASI HITUNG CAMPURAN DENGAN METODE PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS Upaya Meningkatkan Pemahaman Matematika Operasi Hitung Campuran Dengan Metode Pembelajaran Numbered Heads Together Pada Siswa Kelas III SD Negeri 2

0 1 13

PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL DI KELAS V SEKOLAH DASAR (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V SDN Pengadilan 1 Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya).

0 2 34

PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SIFAT-SIFAT OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT SISWA SD.

0 0 20

bab 2 sifat operasi hitung bilangan

0 0 52

Operasi Hitung Bilangan Bulat Matematika Bab 1

0 0 2

PENERAPAN METODE PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4 PALU PADA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT | Nurhidayah | Jurnal Elektronik Pendidikan Matematika Tadulako 8293 27197 1 PB

0 0 12