Identifikasi Area dan Fokus Penelitian

yang tidak dimulai dengan definisi tetapi melalui contoh-contoh bangunnya. 4. Pembelajaran matematika menganut kebenaran konsistensi Kebenaran matematika merupakan kebenaran konsisten artinya tidak ada pertentangan antara kebenaran yang satu dengan kebenaran yang lainnya. Artinya, meskipun di SD pembelajaran matematika dilakukan dengan cara induktif yakni dari contoh-contoh umum ke dalil atau prinsip umum matematika tetapi pada jenjang selanjutnya generalisasi suatu konsep harus secara deduktif. 5. Pembelajaran matematika hendaknya bermakna Pembelajaran secara bermakna merupakan cara mengajarkan materi pelajaran yang mengutamakan pengertian daripada hafalan. Artinya dalam belajar bermakna aturan-aturan, sifat-sifat, dan dalil-dalil tidak diberikan dalam bentuk jadi, tetapi sebaliknya hal tersebut ditemukan oleh siswa melalui contoh-contoh secara induktif di SD, kemudian dibuktikan secara deduktif pada jenjang selanjutnya. 13 Selain itu, untuk mengatasi permasalahan matematika yang bersifat abstrak dan siswa SD yang masih konkret, saat ini sudah mulai berkembang beberapa model pembelajaran matematika sebagai hasil inovasi para ahli. Beberapa diantaranya ialah, contextual learning, cooperative learning, realistic mathematics education RME, problem solving, mathematical investigation, guided discovery, open ended multiple solution, multiple metod of solution, manipulative material, concept map, quantum teachinglearning, writing in mathematics. Sebagai upaya menjembatani karakteristik anak MISD yang operasional konkret dan matematika yang bersifat abstrak, maka pada penelitian ini saya akan meneliti salah satu alternatif model pembelajaran tersebut, yakni penemuan terbimbing dengan tetap memperhatikan prinsip pembelajaran SD yang dikemukakan Heruman. 13 Erna, Suwaningsih., dkk., Model Pembelajaran Matematika, Bandung: UPI Press h. 25

2. Metode Penemuan Terbimbing

Menurut Pupuh, “metode secara bahasa dapat diartikan sebagai cara atau prosedur, yakni suatu cara atau prosedur yang dipakai untuk mencapai tujuan tertentu.” 14 Sedangkan pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dan sumber belajar untuk mencapai tujuan. Dengan demikian metode pembelajaran itu sendiri dapat diartikan sebagai cara yang dipakai oleh guru untuk menciptakan interaksi belajar peserta didik dengan sumber belajarnya guna mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Adapun salah satu metode pembelajaran yang dapat mengaktifkan peserta didik serta menciptakan interaksi siswa dengan sumber belajarnya ialah metode penemuan. Model atau metode penemuan terbagi menjadi dua, yaitu penemuan murni dan penemuan terbimbing. Dalam Model Penemuan Murni, yang oleh Maier disebutnya sebagai “heuristik”, apa yang hendak ditemukan, jalan atau proses semata-mata ditentukan oleh siswa itu sendiri. 15 Metode penemuan murni awalnya dikembangkan Joromer Bruner seorang ahli psikologi perkembangan dan psikologi kognitif Universitas Harfard, dengan menyatakan “bahwa anak harus berperan aktif di kelas”. 16 Metode penemuan murni ini adalah cara menyampaikan bahan ajar sedemikian sehingga proses belajar yang terjadi memungkinkan siswa untuk menemukan hal baru baginya berdasarkan serentetan pengalaman yang dimiliki. Metode ini merupakan metode yang memajukan cara belajar aktif, berorientasi pada proses, mengarahkan sendiri, mencari sendiri dan reflektif. Menurut pandangan Bruner dalam Markaban “belajar dengan penemuan adalah belajar menemukan, dimana seorang siswa dihadapkan dengan suatu masalah atau situasi yang tampaknya ganjil sehingga siswa dapat mencari jalan pem ecahanya.” 17 Lebih lanjut Bruner menetapkan hal-hal yang perlu diperhatikan di dalam metode penemuan yaitu “Adanya suatu kenaikan di dalam potensi 14 Pupuh Faturrahman, Sobri Sutikno, Strategi Belajar Mengajar, Bandung: PT Refika Aditama, 2007, h. 55 15 Markaban, op.cit., h. 9 16 Wasty Soemato, Psikologi Pendidikan, Jakarta,: PT Rineka Cipta, 2006, Cet. ke-5. h. 134. 17 Markaban. loc.cit.

Dokumen yang terkait

Pengaruh permainan kartu milenium ular angka terhadap hasil belajar matematika pada materi operasi hitung bilangan: quasi ekpserimen di SDN Cengkareng Timur 17 Pagi

2 4 92

Pembelajaran matematika dengan menggunakan metode penemuan terbimbing (guided discorvery lesson) untuk meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa

1 9 95

PENEMENIN Penerapan Papan Magnetik Dan CD Warna Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Operasi Hitung Bilangan Bulat Kelas IV SDN Kleco I Surakarta.

0 1 16

PENDAHULUAN Penerapan Papan Magnetik Dan CD Warna Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Operasi Hitung Bilangan Bulat Kelas IV SDN Kleco I Surakarta.

0 2 8

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATEMATIKA OPERASI HITUNG CAMPURAN DENGAN METODE PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS Upaya Meningkatkan Pemahaman Matematika Operasi Hitung Campuran Dengan Metode Pembelajaran Numbered Heads Together Pada Siswa Kelas III SD Negeri 2

0 1 13

PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL DI KELAS V SEKOLAH DASAR (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V SDN Pengadilan 1 Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya).

0 2 34

PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SIFAT-SIFAT OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT SISWA SD.

0 0 20

bab 2 sifat operasi hitung bilangan

0 0 52

Operasi Hitung Bilangan Bulat Matematika Bab 1

0 0 2

PENERAPAN METODE PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4 PALU PADA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT | Nurhidayah | Jurnal Elektronik Pendidikan Matematika Tadulako 8293 27197 1 PB

0 0 12