yang lain menyemangati, “Iya, iya, ayo Za cepetan”. Kemudian peneliti menanggapi, “Baik sudah benar. Coba sekarang kita hitung sama-sama, berapa
jumlah seluruh buah yang disajikan? ” Siswa menjawab, “Sembilanbuah”.
Kemudian guru menuliskan hasil jawaban, dan kembali meletakkan dua piring kosong di atas meja untuk menjawab soal omor 2. Siswa mulai mengarahkan S29
dengan berkata, “Eza, Eza, itu dipiring pertama taruhin 4 apel Za”, lalu yang lain menambahkan
, “Terus piring satu lagi taruhin 3 jeruk sama 2 pisang”. Peneliti kemudian kembali bertanya jumlah buah seluruhnya, dan siswa kembali
menjawab “Sembilan buah”. Setelah melakukan praktek demonstrasi pemindahan buah tersebut, peneliti
membimbing siswa untuk menemukan sifat yang dimaksud. Yaitu dengan menghubungkan cara pengerjaan soal pertama dan kedua. Melalui serangkaian
proses tanya jawab akhirnya ditemukan kesimpulan awal bahwa meskipun cara pengelompokkan buah itu berbeda, ternyata seluruh buah tersebut jika
dijumlahkan hasilnya sama. Hal ini dikarenakan jumlah masing-masing buah sejak awal sama.
Tetapi pada tahap ini ternyata masih ada beberapa siswa yang belum memahami maksud dari kesimpulan tersebut. Oleh karena itu peneliti segera
membimbing siswa ke tahap selanjutnya.
b Ikonik
Pada tahap ikonik siswa dibimbing untuk kembali memahami soal melalui gambar yang dibuat peneliti di papan tulis. Setelah peneliti menggambarkan
beberapa gambar piring dan buah sebagaimana yang diminta soal, dan melakukan interaksi tanya jawab singkat maka sebagian besar siswa mulai terlihat paham
maksud sifat pengelompokkan yang dipelajarinya.
c Simbolik
Penelitian pembelajaran berlanjut ke tahap selanjutnya yaitu simbolik. Pada tahap ini siswa diarahkan untuk membantu guru menyimbolkan di papan tulis
hasil jawaban yang mereka temukan, yaitu 4 + 3 + 2 = 4 + 3 + 2 = 9, dan menghubungkannya dengan persamaan sifat pada buku: a + b + c = a + b + c.
Dengan demikian mereka telah dikatakan mulai menemukan dan memahami sifat asosiatif pengelompokkan pada penjumlahan.
3. Tahap Pengecekan atau Evaluasi
Pada tahap ketiga penemuan terbimbing ini siswa akan dievaluasi pemahamannya melalui proses pengerjaan LKS. Di dalam LKS tersebut sudah
tersedia lagkah-langkah pengerjaannya, dan sebagaimana biasanya peneliti juga membagikan media gambar yang menunjang LKS tersebut kepada tiap-tiap
kelompok. Kali ini soal evaluasi dalam LKS juga langsung dikerjakan oleh mereka, hanya jumlahnya dikurangi oleh peneliti sebab mempersingkat waktu
pengerjaan. Selama proses pengerjaan LKS dan soal evaluasi berlangsung, peneliti
berkeliling guna membimbing mereka, serta membatu siswa yang mengalami kesulitan saat pengerjaan. Masih ada beberapa kelompok yang belum memahami
instruksi langkah kerja dalam LKS, sehingga peneliti harus menjelaskan singkat maksud dan cara kerjanya di depan seluruh siswa hingga mereka memahaminya.
Proses pengerjaan LKS ini dapat terdokumentasikan sebagai berikut:
Gambar 4.6 Aktivitas dan Kerjasama Kelompok Siswa Saat Mengerjakan LKS
4 Pertemuan Keempat Rabu 13 Agustus 2014
Pertemuan keempat dilaksanakan pada hari Rabu 13 Agustus 2014, pukul 10.10-11.30. Pertemuan keempat ini merupakan tes kemampuan pemahaman
sifat-sifat operasi hitung bilangan matematika untuk materi pembelajaran selama siklus I. Kegiatan diawali dengan mengucap salam, membaca doa bersama,
mengkondisikan kesiapan siswa, dan mengabsen siswa. Dua orang siswa tidak hadir pada pelaksanaa tes ini, yaitu S23 karena sakit dan S20 tanpa keterangan.
Jadi tes ini hanya diikuti oleh 41 siswa. Selanjutnya guru membagikan lembar soal tes pemahaman matematika siklus I kepada mereka, dan mempersilahkan
siswa untuk mengisinya. Saat pelaksanaan tes berlangsung, peneliti dibantu oleh guru kolaborator II mengawasi siswa. Setelah kegiatan tes berakhir, tepatnya saat
jam istirahat, peneliti mewawancarai sebagian dari mereka untuk mengetahui tanggapan mereka selama melakukan aktivitas pembelajaran dengan metode
penemuan terbimbing. Berikut adalah suasana kelas saat berlangsungnya tes siklus I.
Gambar 4.7 Suasana Tes Akhir Siklus I