Tabel 3.2 Taraf Keberhasilan Proses pembelajaran
Kategori Deskripsi
1. Maksimal Apabila seluruh bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai siswa
2. Optimal Apabila sebagian besar 76 s.d 99 bahan pelajaran dapat
dikuasai siswa 3. Baik
Apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang atau sama dengan 75 dikuasai siswa
4. Kurang Apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 60
G.
Data dan Sumber Data
Data dalam penelitian ini ada dua macam yaitu data kualitatif dan data kuantitatif.
1. Data Kualitatif: persentase lembar observasi aktivitas siswa, pedoman wawancara guru dan siswa setelah pembelajaran, dan dokumentasi.
2. Data Kuantitatif: hasil tes kemampuan pemahaman sifat-sifat operasi hitung bilangan siswa pada setiap akhir siklus.
H. Instrumen-Instumen Pengumpulan data
1. Instrumen pembelajaran a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Rencana Pelaksanaan pembelajaran ini dibuat dua kali siklus pembelajaran, yang terdiri dari tiga kali pertemuan pembelajaran pada
masing-masing siklusnya. Setelah tiga kali pertemuan pembelajaran pada masing-masing siklus barulah pada pertemuan keempatnya dilakukan tes
akhir siklus I atau II. RPP ini memuat standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan, materi pembelajaran, metode pembelajaran dan
langkah-langkah kegiatan pembelajaran.
b. Bahan ajar LKS Bahan ajar sekaligus LKS ini memuat masalah-masalah yang harus
diselesaikan oleh siswa melalui proses penemuannya. Penyajian materi dalam LKS disesuaikan dengan sumber belajar yang berlandaskan pada
kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa. Selain itu LKS juga dilengkapi dengan kalimat-kalimat instruksi yang bertahap guna
mengarahkan siswa untuk mampu mengkonstruksikan pemahamannya terkait materi yang dipelajari.
2. Instrumen Tes Tes yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
tingkat kemampuan pemahaman siswa terhadap materi sifat-sifat operasi hitung bilangan yang diberikan setiap akhir siklus. Bentuk soal tes berupa tes
uraian dengan indikator-indikator soal pemahaman guna mengukur kemampuan pemahaman sifat-sifat operasi hitung bilangan siswa.
Sebelum intrumen dipergunakan dalam pelaksanaan tindakan, instrumen tersebut dikonsultasikan terlebih dahulu pada dosen pembimbing, dosen ahli,
dan guru matematika yang telah berpengalaman. Selain melalui pengujian validitas isi oleh ahli atau pakar, instrumen tes tersebut juga diujicobakan
secara empirikguna mengetahui kualitas ataupun kelayakan instrumen untuk digunakan. Hasil Uji coba instrumen tersebut kemudian akan diolah guna
mengetahui serta mengukur validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda. Adapun hasil uji validitas ahli dan cara pengolahan data hasil uji
coba instrumen pemahaman konsep tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Validitas Instrumen
Sebuah tes dikatakan memiliki validitas apabila tes tersebut dengan secara tepat, shahih atau absah dapat mengungkap atau mengukur apa yang
seharusnya diukur lewat tes tersebut.
2
Jadi, validitas suatu instrumen penelitian adalah derajat yang menunjukkan dimana suatu tes mengukur apa
yang hendak diukur atau disebut dengan derajat ketepatan instrumen.
2
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011, h. 93.
Teknik pengujian validitas tes yang dipergunakan adalah validitas isi dan empirik. Validitas isi ditentukan berdasarkan justifikasi para ahli.
3
Prosedurnya dengan cara membandingkan tiap butir soal tes akhir siklus dengan kisi-kisi yang sudah ditetapkan.
Berdasarkan hasil uji validitas isi tes akhir siklus I oleh tiga orang ahli didapati bahwa dari 7 butir soal uraian, 2 butir soal yakni butir soal nomor 1
perlu ditambahi konflik kognitif. Untuk butir soal nomor 3a dan 3b masih diperlukan perbaikan kalimat, yaitu dengan mengganti data nama-nama bulan
pada tabel dengan nama jenis-jenis burung. Sehingga kalimat soal butir 3a menjadi “Jumlah seluruh jenis burung milik Kakek Badrul yang terjual dalam
kurun waktu 1 bulan adala h ... ekor.”
Selanjutnya untuk butir soal nomor 3b dinyatakan terlalu mudah dan jika digunakan sulit membedakan kemampuan penafsiran matematika anak yang
berkemampuan tinggi dan biasa. Oleh karena itu, butir soal nomor 3b perlu diperbaiki kalimatnya menja
di “Jenis burung apa paling banyak terjual dalam setengah bulan? ....” Untuk soal nomor 4 dinyatakan tidak cukup sesuai
dengan kalimat kisi-kisi soal, sebab masih pada operasi hitung penjumlahan bukan perkalian. Oleh karena itu, kisi-kisi soal perlu diubah dengan
meniadakan kata “perkalian”. Untuk soal nomor 5 kalimatnya “Budi ataupun Beni” perlu diperbaiki menjadi nama anak perempuan, sebab dikatakan dalam
soal ia membeli pensil boneka sehingga tidak tepat jika yang membeli ialah anak laki-laki. Setelah memperoleh beberapa saran ahli tersebut, maka peneliti
segera memperbaiki butir soal tersebut. Kemudian dari hasil uji validitas ahli atas tes akhir siklus II yang
berjumlah 10 butir diketahui bahwa butir soal no 1, 2, 3b, 4b, 5a dan 6a valid tanpa perbaikan. Sedangkan untuk butir soal nomor 3a, 4a dianggap tidak
valid sebab dalam perintah butir soal nomor 3b dan 4b sudah mampu mencakup perintah yang diminta butir soal 3a dan 4a tersebut. Oleh karena itu
butir 3a, 3b tidak diperlukan. Untuk butir soal nomor 5b dianggap tidak valid,
3
Estina Ekawati, Sumaryanta, Pengembangan Instrumen Penilaian Pembelajaran Matematika SDSMP, 2011, www. p4tkmatematika.org., h. 66.
sebab dalam informasi kalimat soal tidak tercantum harga, maka menurut ahli tidak relevan untuk mempertayakan keuntungan. Sedangkan untuk butir soal
nomor 6b dinyatakan perlu diperbaiki susunan kalimatnya menjadi “Siapakah yang pali
ng banyak sisa uang tabungannya?” Setelah memperoleh beberapa saran ahli tersebut, maka peneliti segera memperbaiki butir-butir soal yang
ada serta menghapus soal yang tidak diperlukan. Uji validitas empirik yang digunakan pada penelitian ini menggunakan
rumus product moment sebagai berikut.
4
2 2
2 2
y Y
N X
X N
y x
xy N
r
xy
Keterangan: r
xy
= Koefisien korelasi antara variabel X dan Y N = Jumlah atau soal
Y = Skor total ∑ = Jumlah skor setiap butir soal
∑ = Jumlah skor total
Tes pemahaman sifat-sifat operasi hitung bilangan untuk siklus I yang terdiri dari 7 butir soal setelah melalui perhitungan uji validitas diketahui
bahwa ada 5 butir soal valid dan 2 butir soal tidak valid. Butir soal yang valid tersebut yaitu soal nomor 1, 3a, 4, 5, 6 dan butir soal yang tidak valid yaitu
nomor 2, dan 3b. Setelah hasil uji tersebut dikonsultasikan kembali kepada dosen ahli, maka soal nomor 2 kemudian dapat diperbaiki sehingga menjadi
valid. Kemudian untuk tes pemahaman sifat-sifat operasi hitung bilangan
untuk siklus II yang terdiri dari 10 butir soal setelah melalui perhitungan uji validitas diketahui bahwa ada 8 butir soal yang valid dan 2 butir soal lainnya
tidak. Butir soal yang valid tersebut yaitu nomor 1, 2, 3b, 4b, 5a, 5b, 6a, 6b dan butir soal yang tidak valid yaitu nomor 3a, dan 4a. Setelah hasil uji
tersebut dikonsultasikan kembali oleh dosen ahli, maka butir soal nomor 5b
4
Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan, Bandung: PT. Rosda Karya, 2011, h.279
dan 6b dianggap tidak diperlukan atau dapat dibuang. Hal ini dilakukan guna menyamakan jumlah butir soal yang valid antara soal tes akhir siklus I dan II,
sehingga kedua siklus sama-sama memiliki 6 butir soal tes uraian yang valid.
2. Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas adalah derajat konsistensi instrumen yang bersangkutan. Realibilitas berkenaan dengan pertanyaan, apakah suatu instrumen dapat
dipercaya sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.
5
Reliabilitas tes pada penelitian ini menggunakan rumus Alpha berikut:
6
r₁₁ =
[ ] [
∑
]
Dimana:
11
r
= Reliabilitas tes secara keseluruhan = Jumlah varians skor tiap-tiap item
= Varians total n
= Jumlah soal yang valid Rumus varians yang digunakan adalah:
∑ ∑
Tabel 3. 3 Klasifikasi Tingkat Reliabilitas
Nilai r
11
Reliabilitas
r
11
0,20 Sangat rendah
0,20 ≤r
11
0,40 Rendah
0,40 ≤r
11
0,60 Sedang
0,60 ≤r
11
0,80 Tinggi
0,80 ≤r
11
≤ 1,00 Sangat Tinggi
5
Zainal Arifin,Op.Cit.hal. 248
6
Anas Sudjiono, Pengantar Evaluasi Pendidikan ”.Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2011, Cet. 4, h. 208