Dari pendapat beberapa ahli penerjemahan tersebut, dapat disimpulkan bahwa penerjemahan tidak sekedar mencari padanan tetapi bagaimana seharusnya
maksud penulis bisa dipahami oleh pembaca bahasa sasaran. Selain itu bentuk dan gaya bahasa juga merupakan aspek yang harus diterjemahkan, sehingga hasil
terjemahan sesuai dalam hal makna dan ekspresi dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran secara tertulis, lisan atau tanda. Oleh karena itu, penulis
memandang penerjemahan sebagai suatu aktivitas pengalihan makna BSu sedekat mungkin dalam BSa tanpa mengabaikan maksud penulis karena pada dasarnya
penerjemahan merupakan alat komunikasi antara penulis teks BSu dan pembaca teks BSa.
b. Teknik Penerjemahan
Pendapat Molina dan Albir 2002 terkait teknik penerjemahan adalah “procedures to analyse and classify how translation equivalence works”.
Menurutnya, teknik penerjemahan adalah prosedur untuk menganalisis dan mengklasifikasikan bagaimana kesepadanan berlangsung dan dapat diterapkan.
Masih menurut Molina dan Albir, terdapat lima karakteristik dalam teknik penerjemahan antara lain:
a. “They affect the result of the translation” teknik penerjemahan mempengaruhi hasil terjemahan
b. “They are classified by comparison with the original” teknik
diklasifikasikan dengan perbandingan pada teks BSu dengan BSa
c. “They affect micro-unit of text” teknik berada pada tataran mikro d. “They are nature discursive and contextual” teknik tidak saling berkaitan
tetapi berdasarkan konteks tertentu e. “They are functional” teknik bersifat fungsional
Selanjutnya menurut Molina dan Albir dalam META XLVII, 2002 menegaskan bahwa teknik penerjemahan meliputi:
1. Adaptasi Adaptation Teknik ini bertujuan untuk mengganti unsur budaya pada bahasa sumber
ke dalam bahasa sasaran. Contoh penggunaan tehnik adaptasi sebagai berikut:
BSu: you can find the rest room there.
BSa: Kamar mandinya di sebelah sana.
2. Amplifikasi Amplification Teknik ini mengungkapkan pesan secara eksplisit atau memparafrasa suatu
informasi yang implisit dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran. Contoh teknik amplifikasi:
BSu: They fast in Ramadan. BSa: Mereka berpuasa pada bulan puasa kaum muslim.
3. Peminjaman Borrowing
Teknik menerjemahkan dimana penerjemah meminjam kata atau ungkapan dari bahasa sumber, baik sebagai peminjaman murni pure borrowing
atau peminjaman yang sudah dinaturalisasikan naturalized borrowing. Contoh:
BSu: He took my harddisk yesterday. BSa: Dia mengambil harddiskku kemarin.
Dalam menerjemahkan kata harddisk, penerjemah menerapkan teknik peminjaman murni. Sementara itu, peminjaman yang sudah dinaturalisasi
dilakukan dengan menyesuaikan ejaan istilah asing dengan ejaan dalam bahasa sasaran. Contoh:
Bsu: My computer does not work properly. BSa: Komputerku tidak dapat bekerja dengan baik.
4. Kalke Calque Teknik ini merujuk pada penerjemahan secara literal, baik kata maupun
frasa dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran. Adapun contohnya sebagai berikut:
BSu: Directorate General BSa: Direktorat Jendral
5. Kompensasi Compensation
Teknik penerjemahan dimana penerjemah memperkenalkan unsur-unsur pesan atau informasi atau pengaruh stilistika teks bahasa sumber di tempat lain
dalam teks bahasa sasaran. Contoh tehnik kompensasi:
BSu: You can let your imagination go wild. BSa: Anda dapat membiarkan khayalan anda mengembara sejauh
mungkin. 6. Deskripsi Description
Teknik ini diterapkan untuk menggantikan sebuah istilah atau ungkapan dengan deskripsi baik dalam bentuk maupun fungsinya. Contoh:
BSu: Green room. BSa: Ruang tunggu para artis sebelum mereka tampil.
7. Kreasi Diskurisf Discursive creation Teknik ini dimaksudkan untuk menampilkan kesepadanan sementara yang
tidak terduga atau keluar konteks. Teknik ini biasanya digunakan untuk menerjemahkan judul buku atau judul film. Adapun contohnya:
BSu: Husband for A Year Rebecca Winters
BSa: Suami Sementara
8. Pemadanan Lazim Established Equivalent Teknik penerjemahan ini lebih cenderung menggunakan istilah atau
ekspresi yang sudah dikenal baik di dalam kamus atau penggunaan bahasa
sehari-hari. Teknik ini mirip dengan teknik literal. Adapun contoh penerjemahan dengan menggunakan teknik ini adalah sebagai berikut:
BSu: This spicy fried noddle gets my mouth watered. BSa: Mie goreng pedas ini membuatku ngiler.
9. Generalisasi Generalization Teknik ini digunakan untuk menggantikan sebuah istilah atau ungkapan
yang lebih umum atau lebih netral. Contoh: BSu: Penthouse, mansion
BSa: Tempat tinggal
10. Amplifikasi Linguistik Linguistic Amplification Teknik ini digunakan untuk menambah unsur-unsur linguistik dalam teks
bahasa sasaran. tehnik ini dipakai dalam consecutive interpreting pengalih bahasaan secara konsekutif atau dubbing sulih suara. Adapun contoh
penggunaan teknik ini sebagai berikut: BSu: Pardon me?
BSa: Bisa di ulang perkataannya?
11. Kompresi Linguistik Linguistic Compression Teknik ini merupakan teknik penerjemahan dengan cara mensitesa unsur-
unsur linguistik dalam teks bahasa sasaran yang biasanya diterapkan penerjemah
dalam pengalih bahasaan secara simultan simultaneous interpreting dan penerjemahan teks film sub-titling. Contoh penggunaan teknik ini:
BSu: I want you to know BSa: Ketahuilah
12. Penerjemahan Harfiah Literal Translation Teknik ini menerjemahkan sebuah kata atau ekspresi per kata. Contoh:
BSu: I play this guitar everyday BSa: Aku memainkan gitar ini setiap hari
13. Modulasi Modulation Merupakan teknik penerjemahan dimana penerjemah mengubah sudut
pandang, fokus atau kategori kognitif dalam kaitannya dengan bahasa sumber. Adapun contohnya sebagai berikut:
BSu: Nobody does not like Adele and her music. BSa: Semua orang menyukai Adele dan musiknya.
14. Partikularisasi Particularization Teknik ini lebih memfokuskan pada penggunaan istilah yang lebih konkrit
atau persis. Contoh:
BSu: He visits me once a month by air transportation. BSa: Dia mengunjungiku sebulan sekali dengan naik pesawat.
15. Reduksi Reduction Teknik ini lebih memfokuskan pada pemadatan teks dari bahasa sumber ke
dalam bahasa sasaran. Ini juga bisa disebut sebagai kebalikan dari amplifikasi. Berikut contohnya:
BSu: My family will be here this morning
BSa: Keluargaku akan datang 16. Subtitusi Substitution
Teknik ini mengubah unsur-unsur linguistik ke paralinguistik yang berhubungan dengan intonasi dan isyarat tubuh atau sebaliknya. Teknik ini
biasanya digunakan dalam pengalihbahasaan secara lisan. Contoh: ketika pembicara bahasa sumber membungkukkan badannya maka interpreter
menerjemahkan gerakan tersebut dengan “saling memberi hormat”. 17. Transposisi Transposition
Teknik ini adalah mengubah kategori gramatikal. Teknik ini sama dengan teknik pergeseran kategori, struktur dan unit. Contoh:
BSu: My husband is Indonesian Adj BSa: Suami saya orang Indonesia N
18. Variasi Variation Teknik ini adalah mengubah unsur-unsur linguistik dan paralinguistik
yang mempengaruhi variasi linguistik, perubahan tona secara tekstual, gaya
bahasa, dialek bahasa dan juga dialek geografis biasanya teknik ini diterapkan dalam penerjehaman drama. Contoh:
BSu: Hello, chicks? BSa: Halo, cewek?
c. Penilaian Kualitas Terjemahan