Memaksakan kehendak insisting Hasil Penelitian

yang paling cepat menangkap buronan tersebut. Tantangan Lestrade dalam percakapan di atas juga berpotensi untuk merendahkan kemampuan Holmes, sehingga tuturan Lestrade tersebut juga bisa mencederai muka Holmes karena ia dianggap tidak mampu dalam kasus itu. Contoh 2 077 Holmes: “You’ll never persuade me to believe that.” Seller: “Will you bet, then?” Penjual: “kau mau bertaruh?” Kembali ke konteks situasi sebelumnya, saat Holmes menangani angsa yang menyimpan permata berharga di dalam temboloknya. Holmes masih belum percaya bahwa angsa-angsa tersebut diternakkan di kota seperti yang diucapkan oleh penjualnya. Merasa kesal karena ucapannya tak dipercaya, penjual angsa tersebut menantang Holmes untuk bertaruh bahwa ucapannya tersebut benar. Tuturan penjual angsa tersebut berpotensi untuk mencederai muka Holmes karena Holmes dipaksa untuk mempercayai ucapan penjual angsa sekalipun Holmes masih sulit menerimanya. Kembali kepada teori yang ditawarkan oleh Brown dan Levinson, bahwa setiap tuturan yang memaksa mitra tuturnya untuk mempercayai, menolak, ataupun menerima ucapan penutur sehingga mitra tutur kehilangan kebebasan untuk memilih digolongkan dalam tuturan yang mengancam muka negatif.

f. Memaksakan kehendak insisting

Memaksakan kehendak insisting dalam penelitian ini merujuk pada tuturan yang bersifat mendesak, berkali-kali meminta atau menyuruh dengan paksa mitra tutur untuk melakukan apa yang penutur inginkan. Setiap individu tentu ingin memiliki kebebasan untuk bertindak atau mengambil keputusan dalam hal apapun, dan keberadaan tuturan ini dapat mengancam kebebasan mitra tutur karena ia selalu dipaksa untuk melakukan hal yang tidak diinginkan. Jenis tuturan ini hanya memiliki porsi yang sangat kecil dibanding temuan jenis data lainnya, yakni hanya berjumlah satu data dan diucapkan oleh speaker 1. Berikut contoh data dan penjelasannya: Contoh 046: The coroner: “I am afraid that I must press it.” Koroner: “Saya harus memaksa anda. James: “It is really impossible for me to tell you...” Percakapan di atas terjadi dalam sebuah proses persidangan antara terdakwa dan koroner dalam sebuah kasus pembunuhan seorang ayah dan putra satu-satunya yang menjadi tersangka. Seorang saksi mengatakan bahwa sebelum ayahnya ditemukan meninggal, saksi tersebut melihat ayah dan James ini terlibat adu mulut. Kesaksian tersebut membuat James menjadi tersangka tunggal, karena James adalah orang terakhir yang terlihat bersama ayahnya. Koroner berusaha mencari tahu apa yang terjadi sebenarnya antara James dan ayahnya untuk menuntaskan kasus ini dengan bertanya penyebab pertengkaran mereka. James merasa ia bukanlah pembunuh ayahnya dan merasa pertengkaran tersebut bukan hal yang penting pemicu meninggalnya ayahnya tentu merasa tidak perlu untuk menjawab pertanyaan koroner, namun koroner tetap memaksakan kehendaknya. Pemaksaan kehendak terhadap mitra tutur akan membuat mitra tutur merasa tidak senang karena ia tidak memiliki kebebasan terhadap pilihan atau keputusan yang mereka buat, dan hal ini membuat mitra tutur merasa kehilangan muka, sementara dalam kehidupan sehari-hari konsep muka ini harus selalu dihormati atau disenangi oleh setiap peserta tutur. Oleh sebab itu, tuturan yang bernada memaksa atau memaksakan kehendak tergolong dalam tuturan mengancam muka negatif.

g. Mengundang inviting