Diagram 3.2. Triangulasi Metodologi
F. Teknik Analisis Data
Sesuai dengan ciri metode penelitian kualitatif, data dalam penelitian ini dianalisis secara induktif, yaitu data dikumpulkan satu per satu untuk menyusun
teori yang utuh. Penelitian ini menggunakan content analysis yang merupakan tahapan pengumpulan, pengelompokan, dan penganalisaan data berdasarkan pada
pendekatan yang dipakai dalam sebuah penelitian. Tahapan analisis data yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari tahapan analisis data menurut
Spradley 2006 yang meliputi : 1 analisis domain, 2 analisis taksonomi, 3 analisis komponensial, dan 4 analisis tema budaya.
1. Analisis Domain domain
Analisis ini pada hakikatnya adalah upaya penulis untuk memperoleh gambaran umum tentang data untuk menjawab fokus penelitian. Caranya adalah
dengan membaca naskah data, dalam hal ini novel secara umum dan menyeluruh untuk memperoleh domain atau ranah apa saja yang ada di dalam data tersebut.
Dari hasil pembacaan itu diperoleh hal-hal penting dari kata, frasa atau bahkan kuesioner
Simak catat Sumber data
Focus group discussion
kalimat untuk dibuat catatan pinggir. Pemilihan data dilakukan pada tahap ini. Analisis domain ditujukan untuk membedakan mana data dan mana bukan data.
Analisis domain ini merupakan tahap awal dan mendasar dalam proses analisa data. Kesalahan analisis akan mengakibatkan kesalahan dalam analisis
pada tahap selanjutnya. Berikut contoh analisis domain pada penelitian ini:
Tabel 3.7. Analisis Domain
No: Data
Bukan Data 1
BSu: Count von Kramm: “...If not, I
should much
prefer to
communicate with you alone.” Holmes: “It is both, or none.”
BSa: Count von Kramm: “...jika tidak,
saya lebih
suka berkomunikasi
dengan anda
sendirian saja.” Holmes: “Kami berdua, atau tidak
sama sekali”.
BSu: Holmes: “I think, Watson, that you have put on seven and a
half pounds since I saw you.” Watson: “Seven”
BSa: “Watson, ku kira kau sudah bertambah berat tujuh setengah
pon setelah terakhir kali aku melihatmu.”
Watson: “Tujuh”
2 BSu: Count von Kramm: “...If not,
I should
much prefer
to communicate with you alone.
Holmes: “It is both, or none.” BSa: Count von Kramm: “...jika
tidak,
saya lebih
suka berkomunikasi
dengan anda
sendirian saja.” Holmes:
“Kami berdua, atau tidak sama sekali”.
BSu: Holmes: “Indeed, I should have thought a little more....”
Watson: “Then, how do you
know?’ BSa: Holmes: “Seharusnya aku
memikirkannya lebih
dalam lagi...”
Watson: “Lalu, bagaimana kau bisa tahu?”
Tabel 3.9 di atas menunjukkan salah satu data penelitian ini berupa tuturan mengancam muka. Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, tuturan
mengancam muka merupakan tuturan yang bisa saja mencederai muka atau citra diri dari penutur sendiri maupun mitra tuturnya. Contoh dalam tabel di atas, Count
von Kram meminta Holmes untuk berkonsultasi berdua saja, meskipun dari awal
kedatangannya, Holmes sudah menahan Watson untuk tetap tinggal. Hal ini tentu saja mencederai citra diri seorang bangsawan Bohemia yang keinginannya tidak
dituruti oleh Holmes. Selanjutnya, tabel di atas juga data menjelaskan contoh tuturan yang
bukan data meskipun secara harfiah dapat dilihat melalui ujaran Holmes kepada Watson tentang penampilan Watson, tuturan tersebut bukan termasuk tuturan
yang mengancam muka karena tuturan tersebut tidak berpotensi untuk mencederai muka baik penutur maupun mitra tuturnya karena adanya kedekatan di antara
keduanya.
2. Analisis Taksonomi
Pada tahapan ini, data yang telah didapat kemudian diklasifikasikan berdasarkan jenis tuturan mengancam muka negatif yakni requesting, rejecting,
asking, dan lain-lain. Klasifikasi data juga dilakukan berdasarkan teknik penerjemahan dalam menerjemahkan tuturan mengancam muka tersebut. Berikut
contoh tabel analisis taksonomi:
Tabel 3.8. Temuan Data Jenis Tuturan Mengancam Muka
No: Konteks
BSa BSa
Jenis 1.
Klien Holmes
seorang bangsawan dan
ingin berkonsultasi empat
mata, namun
Holmes menolaknya.
Count von
Kramm: “...If
not, I
should much prefer to
communicate with you alone.”
Holmes:
“It is both, or none.”
Count von
Kramm: “...jika tidak, saya lebih
suka berkomunikasi
dengan
anda sendirian saja.”
Holmes: “Kami berdua,
atau tidak
sama sekali”.
Requesting
2. Klien
Holmes seorang bangsawan
dan ingin
berkonsultasi empat mata,
namun Holmes
menolaknya. Count
von Kramm:
“...If not,
I should
much prefer to communicate
with you alone.” Holmes:
“It is both, or none”
BSa: Count von Kramm: “...jika
tidak, saya lebih suka
berkomunikasi dengan
anda sendirian saja.”
Holmes: “Kami berdua,
atau tidak
sama sekali”.
Rejecting
3. Holmes
tertawa dengan
nada mengejek
setelah mendengar
kasus yang
menimpa bangsawan Bohemia
tersebut. Holmes:
“It is quite a pretty
little problem.” Count
von Kramm: “But a
very serious one to me.”
Holmes: “Ini
masalah yang
cukup sepele.” Count von Kram:
“Tapi ini
masalah yang
serius bagiku.” Mocking
3. Analisis Komponensial
Tahapan selanjutnya setelah analisis taksonomi adalah analisis
komponensial, yaitu menganalisis tingkat kualitas terjemahan berdasarkan penerapan teknik-teknik penerjemahan seperti terlihat dalam tabel berikut:
Tabel 3.9. Contoh Analisis Komponensial No
data Konteks
BSu BSa Penutur
FTA Jenis
FTA Teknik
penerjemahan Kualitas
terjemahan KA
KB KT
4. Analisis Tema Budaya
Analisis tema budaya dapat dilakukan untuk menemukan hubungan- hubungan yang terdapat pada domain-domain yang dianalisis sehingga akan
membentuk kesatuan yang holistis, terpola dalam suatu complex pattern yang akhirnya akan menampakkan ke permukaan tentang tema-tema atau faktor yang
paling mendominasi domain tersebut dan mana yang kurang mendominasi. Pada penelitian ini analisis tema budaya didapat setelah dilakukan analisis berulang
terhadap domain, sehingga diperoleh kesimpulan akhir mengenai kualitas terjemahan bisa didapat.
G. Prosedur Penelitian