pencarian yang tak akan pernah berhasil. Namun, pada contoh di atas, penerjemah menerapkan teknik harfiah dan menerjemahkan ungkapan tersebut menjadi
“bukan angsa liar yang tertangkap”, sehingga pesan yang dimaksud penerjemah dalam bahasa sumber tidak tersampaikan.
n. Peminjaman Naturalisasi
Senada dengan teknik peminjaman murni, teknik peminjaman ini diaplikasikan dengan meminjam kata pada bahasa sumber namun disesuaikan
dengan ejaan bahasa sasaran. Terdapat dua atau hanya sebesar 0,2 data yang menggunakan teknik peminjaman naturalisasi pada penelitian ini, diantaranya
peminjaman naturalisasi pada kata sifat dan mata uang. Berikut contoh dan penjelasannya:
121
a. BSu: “Absolute and complete silence before, during, and after? No
reference to the matter at all, either in word or writing?”
BSa: “Rahasia absolut sebelum, selama dan setelah pekerjaan selesai? Tak ada penyebutan sama sekali tentang masalah ini, baik dalam ucapan
maupun tulisan?”
Teknik peminjaman naturalisasi pada contoh di atas dilakukan karena kata tersebut sudah lazim dipakai pada bahasa sasaran. Untuk membuat terjemahan
terasa lebih alami ketika dibaca oleh pembaca sasaran, penerjemah meminjam kata tersebut namun mengubah ejaannya menjadi ejaan pada bahasa sasaran.
145
a. BSu: “Can you let me have £200?” BSa: “Bisakah kau memberiku 200 pounds?”
Teknik peminjaman berikutnya yang juga ditemukan dalam penelitian adalah peminjaman mata uang, seperti pada contoh di atas, simbol mata uang
poundsterling yang merupakan mata uang Inggris dan negara kesemakmurannya dipinjam dengan ejaan yang disesuaikan dalam bahasa sasaran menjadi “pounds”.
Hal ini dilakukan penerjemah karena istilah tersebut sudah umum dan dikenal oleh pembaca dalam bahasa sasaran,
sehingga penerjemah tidak perlu mengkonversi jumlah uang tersebut ke dalam bahasa sasaran.
o. Amplifikasi Linguistik
Teknik terakhir yang muncul pada penelitian ini adalah teknik amplifikasi linguistik dan hanya muncul sebanyak satu kali. Teknik ini diaplikasikan dengan
menambahkan unsur-unsur linguistik teks bahasa sumber dalam bahasa sasaran. Teknik ini merupakan teknik yang jarang diterapkan oleh penerjemah dalam
mengalihkan pesan dalam kalimat yang merepresentasikan tuturan mengancam muka negatif dalam penelitian ini. Berikut contoh dan penjelasannya:
114
a. BSu: “When you go out close the door, for there is a decided draught.” BSa: “Kalau anda keluar, tolong tutup pintu, karena ada bahaya diluar.”
Pada contoh tuturan di atas, teknik ini diaplikasikan dalam menerjemahkan klausa close the door menjadi “tolong tutup pintu”, penambahan kata “tolong”
pada klausa di atas dimaksudkan untuk membuat kalimat perintah tersebut menjadi lebih sopan dan lebih berterima pada budaya bahasa sasaran sehingga
daya ancam tuturan tersebut bisa berkurang bagi pendengar tuturan tersebut.
Namun keberadaan kata “tolong” pada tuturan di atas tidak mengubah isi pesan yang sebenarnya ingin disampaikan oleh penulis, dengan kata lain penambahan
unsur linguistik ini tidak merubah pesan atau makna.
3. Kualitas Terjemahan Kalimat yang Merepresentasikan Tuturan Mengancam Muka pada The Adventures of Sherlock Holmes
Kualitas suatu terjemahan diidentifikasi berdasarkan tiga hal, yaitu keakuratan, keberterimaan dan keterbacaan. Hasil terjemahan yang ideal adalah
pesan yang dialihkan akurat, berterima dengan kaidah bahasa sasaran dan mudah dipahami bagi pembaca sasaran. Pada penelitian ini, penilaian dilakukan oleh
rater untuk menilai keakuratan dan keberterimaan. Sementara pembaca sasaran diminta untuk menilai kualitas keterbacaan. Teknis penilaian dilakukan dengan
memberikan kuesioner pada masing-masing rater dan informan dan diharapkan mampu memberikan nilai sesuai dengan parameter yang ada. Proses selanjutnya,
dilakukan focused discussion group, yaitu baik rater maupun peneliti berdiskusi untuk mencapai kesepakatan penilaian. Jika dalam proses diskusi tidak tercapai
kesepakatan penilaian, maka peneliti membuat keputusan berdasarkan instrumen dan argumentasi dari masing-masing rater.
a. Keakuratan