12
BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR
Bab ini berisi landasan teori dan kerangka pikir penelitian. Beberapa teori dan rujukan penelitian yang digunakan pada tesis ini akan dipaparkan. Penelitian
ini mengkaji penerjemahan tuturan mengancam muka negatif. Adapun berikut penjelasan detil dari setiap subbab ini:
A. Kajian Teori 1. Penerjemahan
a. Definisi Penerjemahan
Penerjemahan merupakan sebuah langkah nyata untuk menghilangkan jurang pemisah sistem bahasa yang berbeda. Perbedaan tersebut meliputi struktur
baik dalam tataran kata, frasa, maupun kalimat, pengucapan, budaya dan lain- lain. Perbedaan bahasa antara individu satu dengan yang lain tidak serta merta
membatasi ruang gerak mereka untuk berinteraksi dan berkomunikasi. Hal ini bisa terlihat dari banyaknya kelompok masyarakat yang tetap bisa berinteraksi dengan
kelompok lain dengan perbedaan sistem bahasa. Secara umum, penerjemahan adalah proses penyampaian pesan dari
bahasa sumber BSu ke dalam bahasa sasaran BSa. Ada sejumlah pertimbangan yang menyertai usaha pemindahan pesan tersebut, terutama menyangkut keutuhan
pesan yang dihasilkan dalam produk terjemahan. Definisi penerjemahan telah dikemukakan oleh banyak ahli sejak tahun 1960-an. Dalam konsep teori
penerjemahan ini, beberapa pakar memberikan definisi penerjemahan sebagai berikut, di antaranya Newmark, Nida dan Taber, Bell dan Nababan.
Newmark 1988: 5 mendefinisikan penerjemahan sebagai “renderring meaning of a text into another language in the way that the author intended the
text”. Definisi tersebut mengandung arti bahwa penerjemahan merupakan sebuah proses untuk menerjemahakan sebuah makna kedalam bahasa lain dengan yang
dimaksud oleh penulis. Pendapat Newmark tersebut lebih menekankan penerjemahan sebagai suatu proses pengalihan makna seperti yang dimaksudkan
oleh penulis. Selanjutnya Nida dan Taber 1982 menyatakan bahwa “Translating consists of reproducing in the receptor language the closest natural equivalent of
the source language message, first in terms of meaning and secondly in terms of style.” Definisi ini menunjukkan ada empat hal penting yang menjadi pokok
permasalahan bagi suatu produk terjemahan itu sendiri, yaitu: masuk akal, setia makna dan gaya, struktur bahasa wajar dan menghasilkan respon yang sama
dengan teks aslinya. Definisi ini diperjelas lagi oleh Nababan 2003, penerjemahan tidak hanya mengalihkan pesan saja tetapi juga bentuk bahasanya.
Baik penerjemah karya sastra maupun penerjemah karya ilmiah perlu mempertimbangkan tidak hanya isi berita tetapi juga bentuk bahasa dalam
terjemahan karena pada hakekatnya setiap bidang ilmu mempunyai gaya bahasa dalam mengungkapkan pesannya. Dengan kata lain, penerjemahan merupakan
usaha mencapai tingkat kesepadanan ideal antara Bahasa Sumber BSu dengan Bahasa Sasaran BSa.
Dari pendapat beberapa ahli penerjemahan tersebut, dapat disimpulkan bahwa penerjemahan tidak sekedar mencari padanan tetapi bagaimana seharusnya
maksud penulis bisa dipahami oleh pembaca bahasa sasaran. Selain itu bentuk dan gaya bahasa juga merupakan aspek yang harus diterjemahkan, sehingga hasil
terjemahan sesuai dalam hal makna dan ekspresi dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran secara tertulis, lisan atau tanda. Oleh karena itu, penulis
memandang penerjemahan sebagai suatu aktivitas pengalihan makna BSu sedekat mungkin dalam BSa tanpa mengabaikan maksud penulis karena pada dasarnya
penerjemahan merupakan alat komunikasi antara penulis teks BSu dan pembaca teks BSa.
b. Teknik Penerjemahan