Teknik padanan lazim pada dua contoh kalimat di atas digunakan oleh penerjemah untuk menerjemahkan kata kerja, yakni: go dan communicate menjadi
“pergi” dan “berkomunikasi”. Penambahan imbuhan dalam kata “berkomunikasi” juga tidak merubah makna dan penggunaan kedua kata tersebut sudah lazim
digunakan dalam keseharian bahasa sasaran, sehingga penggunaan teknik ini sudah tepat untuk digunakan pada tataran kata kerja seperti pada contoh di atas.
116
a. BSu: “I am dangerous man to fall foul of” BSa: “Aku orang berbahaya kalau di ajak bermain-main.”
b. BSu: “No doubt you think me mad?” BSa: “Pasti anda mengira saya gila?”
Penerjemah juga menerapkan teknik padanan lazim dalam menerjemahkan beberapa kata sifat seperti yang dalam contoh di atas. Kata dangerous
diterjemahkan menjadi “berbahaya”, pemilihan kata ini dirasa tepat karena penerjemah ingin menyampaikan pesan dari bahasa sumber bahwa penutur
berusaha menakut-nakuti mitra tuturnya dengan mengatakan bahwa dia adalah orang berbahaya untuk diajak bermain-main. Pada tuturan ke dua, penerjemah
memilih menggunakan kata gila untuk menerjemahkan kata mad. Teknik padanan lazim merupakan pilihan yang tepat karena pesan penulis dapat tersampaikan pada
pembaca bahasa sasaran. 006
a. BSu: “If I am Mr. Neville St. Clair, then it is obvious that no crime has
been committed, and that, therefore, I am illegally detained.”
BSa: : “Jika aku adalah Tuan Neville St. Clair, kalau begitu sangat jelas bahwa tidak ada kejahatan yang telah terjadi, dan aku ditahan secara tidak
sah.”
Selanjutnya, teknik padanan lazim juga digunakan untuk menerjemahkan to be atau kata bantu seperti terlihat pada contoh di atas. Kata am diterjemahkan
menjadi “adalah” untuk mengakomodasi pesan yang ingin disampaikan oleh penulis pada pembaca sehingga pesan dapat diterima oleh pembaca dalam bahasa
sasaran dapat memahaminya dengan mudah karena penerjemah memilih padanan kata yang lazim untuk menerjemahkan kata tersebut. Teknik ini juga memberi
dampak yang baik terhadap pengalihan pesan pada bahasa sasaran, karena sekalipun terdapat perbedaan struktur namun pesan tetap tersampaikan.
005
a. BSu: “It is both, or none”. BSa: “Kami berdua, atau tidak sama sekali”.
012
b. BSu: “And for present expenses?” BSa: “Dan untuk biaya pengeluaran saat ini?”
Pada dua contoh kalimat di atas, teknik padanan lazim digunakan untuk menerjemahkan kata penghubung, seperti: dan, atau, dengan, dan lain sebagainya.
Or pada kalimat di atas diterjemahkan menjadi “atau” dan kata and dalam bahasa sumber diubah menjadi “dan” dalam bahasa sasaran. Kedua kata hubung tersebut
diterjemahkan ke dalam bahasa sasaran berdasarkan penggunaan kamus, karena kedua kata tersebut merupakan kata yang lazim digunakan dalam bahasa sasaran
sehingga tidak terjadi perbedaan kelas kata ataupun membuat perubahan makna dalam pesan.
001
a. BSu: “I think that I had better go, Holmes.” BSa: “Ku kira lebih baik aku pergi, Holmes.”
019
b. BSu: “If you can do nothing better than laugh at me, I can go elsewhere.” BSa: “Jika kau tak bisa melakukan yang lebih baik lagi selain
menertawakan aku, aku bisa pergi ke tempat lain”.
Pada kalimat di atas teknik padanan lazim dipilih oleh penerjemah untuk menerjemahkan kata pembanding yakni better dan diterjemahkan ke dalam bahasa
sasaran menjadi “lebih baik”. Pemilihan teknik ini merupakan langkah yang tepat karena teknik tersebut dapat membuat terjemahan menjadi sepadan karena baik
dalam bahasa sumber atau bahasa sasaran, keduanya masih sama-sama kata pembanding.
017
a. BSu: “This photograph” BSa: “Foto ini”