BSu: “And the pay?” BSa: “Berapa gajinya?” BSu: “Do you find that with your short sight it is a little trying to do so BSu: “Which of you is Holmes?” BSa: “Mana diantara kalian yang bernama Holmes?” BSu: “Can you let me have £200?” BSa: “Bisakah kau membe

agar terjemahan menjadi berterima dalam kaidah bahasa sasaran dan pesan lebih mudah diterima oleh pembaca. 018 a. BSu: “And the pay?” BSa: “Berapa gajinya?” 028

b. BSu: “Do you find that with your short sight it is a little trying to do so

much typewriting?” BSa: “Apakah anda tidak sadar bahwa dengan mata anda yang rabun dekat, pekerjaan mengetik agak menyusahkan?” Pada contoh di atas, dapat dilihat bahwa teknik amplifikasi addition juga diterapkan oleh penerjemah pada tataran kata benda. Pada contoh pertama, penerjemah secara langsung mengeksplisitkan pesan yang dimaksud pada bahasa sumber dengan menerjemahkan kata pay menjadi “gajinya” bukan “bayaran”, “upah” atau padanan lainnya, karena konteks yang menaungi percakapan tersebut dalam sebuah wawancara kerja. Selanjutnya, penerjemah menggunakan teknik ini untuk menerjemahkan short sight menjadi “mata anda yang rabun dekat”, hal ini dilakukan untuk memperjelas maksud dari pesan yang ingin disampaikan oleh penulis. 105 a. BSu: “Which of you is Holmes?” BSa: “Mana diantara kalian yang bernama Holmes?” 145 b. BSu: “Can you let me have £200?” BSa: “Bisakah kau memberiku 200 pounds?” Temuan terakhir penerapan teknik amplifikasi adalah pada tataran to be. Pada contoh pertama, is diterjemahkan dengan teknik amplifikasi menjadi “yang bernama” oleh penerjemah. Hal ini dilakukan penerjemah karena adanya perbedaan sistem bahasa antara bahasa sumber dan sasaran, sehingga tidak mungkin bagi penerjemah untuk menggunakan teknik padanan lazim karena akan membuat pesan tidak dapat tersampaikan. Sehingga, keputusan penerjemah dalam menerapkan teknik amplifikasi pada data tuturan di atas dirasa perlu. Selanjutnya, penerjemah menambahkan imbuhan –kah untuk menerjemahkan can pada contoh kedua agar terjemahan bisa sesuai dengan kaidah bahasa sasaran.

e. Adaptasi

Temuan teknik selanjutnya adalah penerapan teknik adaptasi yang digunakan oleh penerjemah dalam menerjemahkan kalimat yang merepresentasikan tuturan mengancam muka negatif dalam The Adventures of Sherlock Holmes. Teknik ini memiliki porsi frekuensi yang lebih sedikit dibandingkan dengan teknik-teknik sebelmnya, yakni hanya berjumlah 39 data atau 3,7 dari total keseluruhan 1028 data teknik terjemahan. Teknik adaptasi merupakan penggantian unsur-unsur budaya yang khas dalam bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran apabila terdapat unsur atau elemen yang sama pada keduanya. Teknik ini ditemukan dalam tuturan mengancam muka negatif dan digunakan untuk menerjemahkan idiomatic expression dan kata sapaan. Berikut contoh dan penjelasannya: 053

a. BSu: “I owe you an apology.”