BSu: “Ha You put me off, do you?” BSa: “Ha Kau menyepelekanku ya?” Kreasi diskursif BSu: “But I have heard that the crocuses promise well.”
4 cara, yakni mengkopi nama karakter sama seperti dalam bahasa sumbernya pure borrowing, mengkopi tapi pelafalannya disesuaikan dengan bahasa sasaran
naturalized borrowing, mengganti nama dalam teks BSu dengan istilah nama yang tidak memiliki keterkaitan sama sekali adaptation dan mengartikan nama
sesuai nama semantiknya literal. Namun penerapan teknik peminjaman murni dalam penelitian ini cenderung tepat karena selain untuk menghormati pilihan
penulis, juga untuk penyampaian atmosfer dalam cerita pada pembaca sasaran. 029
a. BSu: “....Oh, Mr. Holmes I wish you would do as much for me.” BSa: “...Oh, Tuan Holmes, saya harap anda juga bisa membantu saya.”
110
b. BSu: “Ha You put me off, do you?” BSa: “Ha Kau menyepelekanku ya?”
Kedua contoh di atas merupakan data penerapan teknik peminjaman murni dalam kata seru. Penerjemah memilih untuk meminjam kata tersebut dari pada
menerjemahkannya ke dalam bahasa sasaran dikarenakan tidak terdapat berbedaan dalam penggunaan kata seru pada ke dua bahasa baik bahasa sumber
maupun bahasa sasaran dan juga tidak perlu mengubah ejaannnya dalam bahasa sasaran. Sehingga hal ini tidak mempengaruhi kualitas terjemahan.
122
a. BSu: “How would fifty guinea for a night’s work suit you?” BSa: “Bagaimana jika anda dibayar lima puluh guinea untuk pekerjaan
selama satu malam?”
Penggunaan teknik peminjaman murni untuk mata uang dalam data penelitian hanya muncul satu kali. Penerjemah memilih untuk meminjam guinea
daripada menerjemahkannya atau mengkonversi menjadi rupiah sebagai mata uang yang digunakan dalam bahasa sasaran. Hal ini bisa saja dikarenakan
penerjemah tetap ingin menyampaikan pesan bahwa setting percakapan atau keseluruhan kumpulan cerita pendek tersebut terjadi di masa lampau sehingga
masih menggunakan mata uang di masa lalu, di mana kerajaan Inggris dan pesemakmurannya masih berjaya di masa penulisan semua seri cerita pendek ini.