Penerjemahan dan Pragmatik Tuturan Mengancam Muka FTA dan Strategi kesopanan Brown dan Levinson

Pilihan atas strategi tertentu dalam melakukan FTA juga dipengaruhi oleh faktor lain, seperti imbalan yang akan diperoleh pay off oleh penutur dan variabel sosiologis yang melatari dilakukannya FTA tersebut. Menurut Brown dan Levinson 1987:74 , variabel sosiologis itu meliputi jarak sosial antara penutur dan lawan tutur, siapa yang berkuasa dan tingkat pengenaan FTA.

3. Penerjemahan dan Pragmatik

Pada dasarnya penerjemahan dan pragmatik merupakan aspek yang saling berkaitan. Keduanya memiliki fungsi yang sama dalam komunikasi. Drama dalam Fitriana, 2015 menjelaskan bahwa penerjemahan dikatakan sebagai bentuk komunikasi karena penerjemah berperan sebagai perantara untuk menyampaikan pesan BSu kepada masyarakat pembaca BSa. Komunikasi ini dapat dianggap menarik bila penerjemah bisa menampilkan hasil terjemahan yang berkualitas sehingga bisa dibaca atau dinikmati banyak orang secara tepat. Keberhasilan dalam menerjemahkan pastinya akan memberikan pengalaman berharga tersendiri dan motivasi yang meningkatkan rasa percaya diri. Menurut Nababan 2003, penerjemahan tidak hanya mengalihkan pesan saja, tetapi juga bentuk bahasanya, baik penerjemah karya sastra maupun penerjemah karya ilmiah dan perlu mempertimbangkan tidak hanya isi namun juga bentuk bahasa dalam terjemahan, karena pada hakekatnya setiap bidang ilmu mempunyai gaya bahasa tersendiri dalam mengungkapkan pesannya. Dalam hal ini, pesan merupakan inti yang ditransfer dari BSa ke BSu. Proses pemahaman pesan dalam penerjemahan menjadi sangat penting karena tanpa pemahaman yang tepat, jelas dan wajar dari teks BSa yang dibaca tidak mungkin bisa menyatukan padanan makna tersebut ke dalam BSu. Terkait makna yang diterjemahkan, terkadang sebuah teks dalam BSu tidak hanya memiliki makna secara literal atau struktural saja, tetapi ada maksud yang terkandung di dalamnya. Pengkajian suatu bahasa seperti ini bukanlah kajian pada tataran struktural karena kajian struktural sering kali menghasilkan suatu kajian yang tidak maksimal. Kondisi praktis penggunaan atau analisis bahasa yang “keluar” dari kaidah-kaidah struktural justru menghasilkan suatu komunikasi yang lebih efektif dan efisien. Hal ini tentunya harus diperhatikan oleh seorang penerjemah. Salah satu kajian bahasa yang mampu mengakomodasi komponen- komponen di luar bahasa dengan melibatkan komponen-komponen di luar bahasa yang turut serta memberi makna dalam suatu komunikasi adalah pragmatik. Kajian pragmatik menitikberatkann penggunaan bahasa yang terkait dengan konteksnya. Levinson 1983, mengemukakan pragmatik adalah kajian mengenai bagaimana bahasa dipakai untuk berkomunikasi terutama hubungan antara kalimat dengan konteks situasinya. Penerjemahan dan pragmatik merupakan aspek penting dalam berkomunikasi Wuryantoro, 2006. Pragmatik adaah bagaimana bahasa digunakan dalam berkomunikasi karena pada hakikatnya pemahaman pragmatik mutlak dimiliki oleh seseorang dalam pemahaman bahasa termasuk penerjemah.

4. Tentang The Adventures of Sherlock Holmes