7. Impersonalize S and H menghindari penggunaan kata ‘saya’ atau penutur dan ‘anda’ atau lawan tutur
Contoh: “Mohon lakukan saja demi kebaikan bersama.” 8. State the FTA as a general rule nyatakan tindakan mengancam muka
sebagai ketentuan sosial yang umum berlaku. Contoh: “Dimohon untuk para pengguna toilet untuk mengingat bahwa
akan ada pengunjung lain setelah anda.” 9. Nominalize nominalkan pernyataan
Contoh: “Prestasimu dalam bidang tarik suara benar-benar mengesankan pihak rekaman.”
10. Go on record as incurring a debt, or as not indebting H nyatakan secara jelas bahwa penutur telah memberikan kebaikan atau tidak kepada lawan
tutur. Contoh: “Saya selamanya akan berhutang budi pada anda atas bantuan
anda ini.”
4. Melakukan tuturan secara tidak langsung off record
Realisasi linguistik dari tindakan off record antara lain meliputi penggunaan metafora dan ironi, pernyataan retoris, penyederhanaan masalah,
tautologi, dan semua ungkapan yang dikemukakan secara tidak langsung oleh penutur sehingga membuka peluang untuk menginterpretasikan secara berbeda-
beda. Brown dan Levinson 1987 menjelaskan dalam melakukan tindakan off record seorang penutur memperoleh keuntungan antara lain:
1. He can credit for being tactful, non-coercive yang bersangkutan dipercayai sebagai seseorang yang bijaksana dan tidak memaksakan
kehendak terhadap lawan tutur 2. He can run less risk of his act entering the ‘gossip biography’ that others
keep of him yang bersangkutan dapat menghindari kemungkinan akan menjadi bahan pergunjingan atau perbincangan orang lain terhadap
dirinya. 3. He can avoid respinsibility for the potentially face-damaging
interpretation terkait dengan makna, yang bersangkutan dapat menhindar dari tanggung jawab sebagai seorang yang diinterpretasikan telah
mengancam muka lawan tuturnya. 4. He can give non-overtly the addressee an opportunity to be seen to care
for S yang bersangkutan secara tidak langsung memberi kesempatan pada lawan tutur untuk memperhatikan kepentingannya.
Brown dan Levinson 1987: 213-227 menawarkan lima belas strategi off record sebagai berikut:
A. Give hints memberi isyarat atau petunjuk Contoh: “Wah, malam minggu gini kayaknya enak kalau nonton film di
Paragon. Pasti rame.” B. Give association clues mengasosiasikan petunjuk dengan menyebutkan
sesuatu yang diasosiasikan pada tindakan yang diminta kepada lawan tutur
Contoh: “Kamu mau ke kantin belakang kampus nggak?.”
C. Presuppose mempresuposisikan maksud penutur Contoh: “Masak aku terus yang bayarin kalian..”
D. Understate menggunakan ungkapan yang lebih halus Contoh: “Anak budhe cuma kurang lancar dalam membaca huruf tegak
bersambung.” E. Overstate menggunakan ungkapan yang berlebihan dengan membesar-
besarkan keadaan dari yang sebenarnya Contoh: “Aku sampe capek ngetok pintu kamarmu ratusan kali buat
bangunin sahur tapi kamu nggak bangun-bangun juga.” F. Use tautologies menggunakan tautologi
Contoh: “Katanya mau diet beneran.. Katanya mau turun 20kg.. Cuma wacana. Niat tinggal niat doang mbak.”
G. Use contradictions menggunakan kontradiksi Contoh: “Ah sudah santai saja, aku nggak apa-apa kok, nggak usah
dipikirin perasaanku. Dibilang aku kecewa ya nggak, dibilang nggak kecewa ya lumayan.”
H. Use ironic menyindir dengan cara menyatakan maksud secara tidak langsung dan berlawanan
Contoh: “Wah.. akhirnya kamu datang juga.. sulit memang buat merubah kebiasaan tepat waktumu itu.”
I. Use
metaphors menggunakan
metafora atau
kiasan dengan
menyembunyikan konotasi nyata dari tuturan yang dituturkan
Contoh: “Kamu mau aja disuruh bawa beban sebanyak itu. Memangnya kamu ini kuda.”
J. Use rethorical questions menggunakan pernyataan retorik dengan mengemukakan pertanyaan dari jawaban yang mengambang untuk
menyatakan FTA Contoh: “Masak iya aku harus ceritakan lagi?”
K. Be ambiguous menggunakan ungkapan yang ambigu Contoh: “wah ada yang baru jadian nih.. langgeng ya.. pantes nggak
pernah kumpul-kumpul lagi.” tidak jelas maknanya, tergantung konteksnya.
L. Be vague menggunakan ungkapan yang samar-samar Contoh: “Kamu tahu kan, aku pergi kemana?”
M. Over generalize menggunakan generalisasi yang berlebihan Contoh: “Kamu itu jadi orang jangan gampang marah dong, orang Jawa
kan penyabar.” N. Displace H menggantikan lawan tutur dengan mengalamatkan FTA pada
seseorang yang tidak mungkin terancam mukanya Contoh: “Ah biar Mami saja yang bayar tagihanku ya, Mas?” Istrinya
menyindir suaminya, kemudian suaminya yang membayar tagihan belanja istrinya.
O. Be incomplete, use ellipsis menggunakan ungkapan yang tidak lengkap Contoh: “Aduh.. kok dingin banget ya..”
Pilihan atas strategi tertentu dalam melakukan FTA juga dipengaruhi oleh faktor lain, seperti imbalan yang akan diperoleh pay off oleh penutur dan
variabel sosiologis yang melatari dilakukannya FTA tersebut. Menurut Brown dan Levinson 1987:74 , variabel sosiologis itu meliputi jarak sosial antara penutur
dan lawan tutur, siapa yang berkuasa dan tingkat pengenaan FTA.
3. Penerjemahan dan Pragmatik