Strategi Kesopanan Tuturan Mengancam Muka FTA dan Strategi kesopanan Brown dan Levinson

Brown dan Levinson 1987: 67-68 menjelaskan bahwa FTA yang berpotensi mengancam muka negatif penutur antara lain meliputi tuturan mengungkapkan dan menerima ucapan terima kasih, melakukan pembelaan, menerima tawaran, merespon perbuatan lawan tutur yang memalukan, dan melakukan janji atau tawaran yang tidak dinginkan penutur. Sementara itu, tindakan yang mengancam muka positif penutur, menurut Brown dan Levinson 1987:68 antara lain tindakan meminta maaf, menerima ucapan selamat, melakukan tindakan fisik yang memalukan, merendahkan diri, dan mengakui kesalahan.

2. Strategi Kesopanan

Kesopanan berbahasa yaitu kesantunan berbahasa yang diambil penutur untuk mengurangi derajat perasaan tidak senang atau sakit hati sebagai akibat tuturan yang diungkapkan oleh penutur. Menurut Nadar dalam Amaroh, 2010 strategi kesopanan berbahasa adalah cara atau strategi yang secara sadar maupun tidak sadar dipergunakan oleh seorang penutur dalam rangka mengurangi akibat tidak menyenangkan dari tuturannya terhadap lawan tuturnya. Kata ‘strategi’ dalam strategi kesopanan berbahasa tidak selalu mengandung arti usaha sadar untuk berprilaku sopan, melainkan juga merujuk pada ungkapan-ungkapan berbahasa yang bersifat rutin serta mengacu pada upaya berbicara lebih sopan. Oleh karena itu, seorang penutur menghadapi sejumlah pilihan sebelum membuat tuturan yang melanggar muka negatif ataupun muka positif lawan tutur. Peserta tutur berkepentingan untuk saling menjaga muka masing-masing terutama karena sejumlah tindak tutur tertentu secara alamiah mempunyai potensi mengancam muka lawan tutur, sehubungan dengan itu, penutur mempunyai semacam keharusan menggunakan strategi kesopanan tertentu untuk mengurangi resiko atau akibat kurang menyenangkan dari tuturannya. Dengan demikian, pada akhirnya seorang penutur akan dihadapkan pada pilihan untuk menggunakan strategi tertentu yaitu strategi kesopanan positif yang ditujukan pada muka positif lawan tutur, dan strategi kesopanan negatif yang ditujukan pada muka negatif lawan tutur. Brown dan Levinson 1987:69 menyatakan bahwa dalam melakukan FTA, seseorang dapat menggunakan salah satu atau lebih dari lima strategi yang ditawarkan, yaitu: melakukan FTA secara langsung on record, melakukan secara tidak langsung off record, menggunakan strategi kesopanan positif, menggunakan strategi kesopanan negatif, dan tidak melakukan FTA. Strategi tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Melakukan tindak tutur secara apa adanya, tanpa basa basi on record