BSu: “This photograph” BSa: “Foto ini” BSu: “Was it to be in church?” BSa: “Apakah akan dilangsungkan di gereja?” BSu: “It is quite little problem,” BSa: “Ini masalah yang cukup sepele.” Bsu: “That is not always so easy.” BSa: “Itu tidak selalu mudah dida

sehingga tidak terjadi perbedaan kelas kata ataupun membuat perubahan makna dalam pesan. 001

a. BSu: “I think that I had better go, Holmes.” BSa: “Ku kira lebih baik aku pergi, Holmes.”

019 b. BSu: “If you can do nothing better than laugh at me, I can go elsewhere.” BSa: “Jika kau tak bisa melakukan yang lebih baik lagi selain menertawakan aku, aku bisa pergi ke tempat lain”. Pada kalimat di atas teknik padanan lazim dipilih oleh penerjemah untuk menerjemahkan kata pembanding yakni better dan diterjemahkan ke dalam bahasa sasaran menjadi “lebih baik”. Pemilihan teknik ini merupakan langkah yang tepat karena teknik tersebut dapat membuat terjemahan menjadi sepadan karena baik dalam bahasa sumber atau bahasa sasaran, keduanya masih sama-sama kata pembanding. 017

a. BSu: “This photograph” BSa: “Foto ini”

031 b. BSu: “Was it to be in church?” BSa: “Apakah akan dilangsungkan di gereja?” Tuturan di atas merupakan contoh dari penggunaan teknik padanan lazim yang digunakan untuk menerjemahkan kata benda. Kata photograph diterjemahkan ke dalam bahasa sasaran menjadi “foto” dan kata benda church menjadi “gereja”. Penggunaan teknik padanan lazim pada kata benda juga dirasa dapat memberi dampak positif pada hasil terjemahan jika kedua bahasa memiliki konsep penamaan yang sama terhadap benda tersebut. Sehingga penggunaan teknik padanan lazim dirasa tepat karena pesan dari bahasa sumber dapat tersampaikan pada pembaca bahasa sasaran terlebih lagi kedua kata di atas merupakan kata yang sudah lazim digunakan. 008

a. BSu: “It is quite little problem,” BSa: “Ini masalah yang cukup sepele.”

056

b. Bsu: “That is not always so easy.” BSa: “Itu tidak selalu mudah didapatkan.”

Penggunaan teknik padanan lazim selanjutnya dapat ditemukan pada tuturan di atas yaitu ketika penerjemah menemukan kata tunjuk dalam bahasa sumber. Seperti kata it is dan that is yang dialihkan menjadi “ini” dan “itu”. Penggunaan teknik ini juga dirasa tepat karena tidak mengurangi pesan yang ingin disampaikan oleh penulis dan keduanya sepadan sebagai kata tunjuk.

b. Variasi

Teknik ini menduduki peringkat ke dua sebagai teknik yang paling sering digunakan oleh penerjemah untuk menerjemahkan, yaitu sebanyak 243 data atau 23,63 dari keseluruhan data. Dalam penelitian ini, penulis menemukan teknik variasi digunakan dalam menerjemahkan kata ganti, kata hubung dan juga kata kerja. Hal ini terjadi karena penerjemah menemui beberapa padanan yang lain pada suatu kata dalam bahasa sumbernya, sehingga penerjemah memutuskan untuk menggunakan salah satu dari padanan kata tersebut. Berikut contoh dari masing-masing penerapan teknik variasi yang ditemukan dalam data tuturan mengancam muka negatif pada The Adventures of Sherlock Holmes. 120

a. BSu: “I promise.” BSa: “Saya berjanji.”