BSu: “Do you promise then?” BSa: “Kalau begitu, anda berjanji?” BSu: “Well, would you please, sir, march upstairs, where we can get a Generalisasi BSu: “You think that he is dead?” BSa: “Menurutmu dia sudah meninggal?” BSu: “What she has been sa

akan mengembalikannya”, pengubahan sudut pandang ini dilakukan agar konteks utang-piutang yang melatarbelakangi percakapan tersebut dapat tersampaikan dengan mudah pada pembaca. Begitu pula dengan contoh ke dua, you don’t think I’ll see him again, penerjemah merubah sudut pandang dan juga strukturnya menjadi “anda menduga saya tidak akan pernah melihatnya lagi” karena akan terjadi distorsi makna jika diterjemahkan dengan teknik harfiah atau padanan lazim.

k. Kompensasi

Selanjutnya dalam penelitian ini juga ditemukan adanya penggunaan teknik kompensasi, dengan menggantikan posisi unsur informasi atau efek stilistika dalam bahasa sumber pada bagian lain dalam bahasa sasaran karena tidak dapat direalisasikan pada bagian yang sama dalam bahasa sasaran. Teknik ini digunakan sebanyak 16 kali atau sebesar 1,6 dari total keseluruhan data. Penerjemah menggunakan teknik ini pada kata hubung dan kata sapaan. Berikut contoh dan penjelasannya: 034 a. BSu: “...your own opinion is, then, that some unforeseen catasthrope has occured to him?” BSa: “...kalau begitu menurut pendapat anda sendiri, ada sebuah bencana tak terduga yang telah menimpa dia?” 119 b. BSu: “Do you promise then?” BSa: “Kalau begitu, anda berjanji?” Kedua contoh di atas merupakan contoh pengaplikasian teknik kompensasi pada kata hubun bahasa sumber. Kemudian, agar terjemahan pada bahasa sasaran sesuai dengan kaidah yang berlaku, penerjemah mengganti posisi kata hubung tersebut pada awal kalimat di bahasa sumber. 027

a. BSu: “Well, would you please, sir, march upstairs, where we can get a

cab to carry your Highness to the police-station?” BSa: “Tuan, bersediakah Anda berjalan ke atas, dimana kami dapat mencarikan sebuah kereta kuda untuk membawa paduka ke kantor polisi”. 063 b. BSu: “Frankly, then, madam, I do not” BSa: “Sejujurnya aku tidak yakin dia masih hidup, Nyonya” Selanjutnya, teknik kompensasi juga diaplikasikan oleh penerjemah pada penggunaan kata sa bagian akhir kalimat karena jenis tuturan tersebut merupakan tuturan menjawab atau memberikan informasi, sehingga kata sapaan seharusnya diletakkan dibelakang untuk memberi penekanan pada mitra tutur.

l. Generalisasi

Generalisasi merupakan salah satu teknik yang muncul dalam penelitian ini, meskipun dengan dalam bahasa suber merujuk pada bagian yang spesifik, yang padanannya dalam bahasa sasaran tidak ada yang merujuk pada bagian yang sama. Pada penelitian ini, penggunaan teknik ini dapat ditemukan dalam pengguan kata ganti, kata benda dan kata kerja. Dibawah ini contoh beserta penjelasannya: 064 a. BSu: “You think that he is dead?” BSa: “Menurutmu dia sudah meninggal?” 106 b. BSu: “What she has been saying to you?” BSa: “Apa yang dia katakan kepadamu?” Contoh di atas merupakan penerapan teknik generalisasi pada kata ganti yang ditemukan pada data penelitian ini. Pada kalimat pertama, kata he yang sebenarnya merujuk pada kata ganti dia untuk laki-laki, diganti dengan istilah yang lebih umum “dia”. Begitu pula pada contoh ke dua, kata ganti she dialihkan menjadi “dia” yang bersifat lebih umum, sementara pada bahasa sumber merujuk pada kata ganti dia untuk perempuan. Hal ini dilakukan oleh penerjemah karena adanya sistem perbedaan bahasa yang terdapat pada bahasa sumber dan bahasa sasaran, sehingga penerjemah menggantinya dengan istilah yang lebih umum, bukan dengan menambahi dia perempuan atau dia laki-laki karena akan membuat terjemahan terasa tidak alamiah. Terlebih lagi dalam bahasa sasaran juga hanya mengenal satu konsep kata “dia”. 109 a. BSu: “But I have heard that the crocuses promise well.” BSa: “Tetapi ku dengar rumput-rumput tumbuh dengan subur.” 138 b. BSu: “I had hoped, that you would have joined us in a friendly supper.” BSa: “Saya berharap, anda dapat bergabung dengan makan malam yang bersahabat ini.” Selanjutnya, penerapan teknik generalisasi juga digunakan untuk menerjemahkan kata benda yang erat kaitannya dengan budaya bahasa sumber. Seperti pada contoh pertama, kata crocuses yang berarti sejenis tanaman liar namun memiliki bunga yang berwarna-warni dan hanya tumbuh di daerah yang memiliki musim dingin diubah menjadi “rumput-rumput”, hal ini dikarenakan pada bahasa sasaran, tidak dapat dijumpai tanaman seperti itu, sehingga diganti dengan padanan yang lebih umum, yaitu rumpu-rumput. Terlebih lagi, dalam bahasa sasaran tidak terdapat musim dingin seperti yang diceritakan oleh penulis pada bahasa sumber. Pada contoh kedua, supper yang merujuk pada makan malam yang dilakukan sangat larut, diubah menjadi “makan malam”, sama seperti yang terjadi pada contoh pertama, penggantian istilah ini dilakukan karena adanya perbedaan budaya sehingga penerjemah mengganti dengan istilah yang lebih umum atau lazim digunakan dalam bahasa sasaran. 027

a. BSu: “Well, would you please, sir, march upstairs, where we can get a