Menantang challenging Hasil Penelitian

seorang polisi, karena ia harus menyetujui peringatan tahanannya yang masih mengelu-elukan gelar bangsawannya. Contoh 2 042 Mr. Windibank: “but if you are so very sharp you ought to be sharp enough to know that it is you who are breaking the law now, and not me. I have done nothing actionable from the first, but as long as you keep the door locked you lay yourself open to an action for assault and illegal constraint”. Tuan Windibank: “tapi jika anda begitu cerdas, anda seharusnya mengerti bahwa andalah yang saat ini melanggar hukum, bukan saya. Saya tidak melakukan apapun yang dapat dituntu sejak awal, tapi selama anda mengunci pintu itu, anda bisa dituntut dengan penyerangan dan penahanan illegal” Holmes: “The law cannot, as you say, touch you,” Seperti telah diceritakan pada kasus sebelumnya, Holmes menjebak Mr. Windibank untuk mengakui penyamarannya dalam mengelabuhi anak tirinya untuk mendapatkan harta warisan mendiang istrinya. Dalam penjebakan tersebut, Mr. Windibank mengakui perbuatannya, tapi ia tak ingin masuk penjara dan diadili atas perbuatannya yang telah merugikan anak tirinya. Dengan akal busuknya, ia memperingatkan Holmes bahwa tindakan tersebut tidak dapat dituntut oleh hukum. Bahkan ia juga memperingatkan Holmes bahwa Holmes dapat dituntut karena telah menjebaknya dan mengunci pintu sehingga Mr. Windibank tak dapat meninggalkan ruangan Holmes. Peringatan Mr. Windibank tersebut merupakan tuturan yang mengancam muka karena mau tak mau Holmes harus melepaskannya dan tak bisa memberi hukuman setimpal pada Mr. Windibank atas perbuatannya.

e. Menantang challenging

Tuturan jenis ini merujuk pada ajakan berkelahi atau bertaruh karena penutur atau penantang merasa bahwa ia lebih kuat untuk menyelesaikan tantangan tersebut. Anggapan bahwa penutur lebih mampu dari pada mitra tuturnya menunjukkan bahwa penutur menganggap remeh mitra tuturnya, sementara setiap orang pasti tidak menginginkan untuk diremehkan. Sementara bagi mitra tutur, karena ia merasa ditantang tentu dia akan mengikuti tantangan yang ditawarkan oleh penutur sehingga ia tak memiliki kebebasan untuk memilih. Oleh sebab itu jenis tuturan ini merupakan salah satu tuturan yang mengancam muka. Tuturan jenis ini memiliki porsi yang lebih sedikit dibanding tuturan jenis lain. Dua data dalam tuturan jenis ini diucapkan oleh penutur dan satu diutarakan oleh mitra tuturnya. Berikut contoh data dan penjelasannya: Contoh 1 134 Lestrade: “good day, Mr. Holmes, and we shall see which gets to the bottom of matter first.” Lestrade: “Selamat sore, tuan Holmes, dan kita akan melihat siapa yang pertama kali memecahkan kasus ini.” Holmes: “Just one hint to you, Lestrade.” Seorang detektif dari kepolisian mendatangi Holmes karena ia mendengar bahwa Holmes juga sedang memecahkan kasus yang sama. Lestrade adalah saingan terkuat Holmes selama ini, dan Lestrade juga memiliki dendam terhadap Holmes karena Holmes lebih memilih untuk menjadi detektif independen dibanding bergabung dengan kepolisian. Merasa bahwa kasus ini merupakan kasus yang cukup pelik karena kepolisian selama bertahun-tahun belum mampu menangkap buronan mereka, John Clay, lalu Lestrade menantang Holmes siapa yang paling cepat menangkap buronan tersebut. Tantangan Lestrade dalam percakapan di atas juga berpotensi untuk merendahkan kemampuan Holmes, sehingga tuturan Lestrade tersebut juga bisa mencederai muka Holmes karena ia dianggap tidak mampu dalam kasus itu. Contoh 2 077 Holmes: “You’ll never persuade me to believe that.” Seller: “Will you bet, then?” Penjual: “kau mau bertaruh?” Kembali ke konteks situasi sebelumnya, saat Holmes menangani angsa yang menyimpan permata berharga di dalam temboloknya. Holmes masih belum percaya bahwa angsa-angsa tersebut diternakkan di kota seperti yang diucapkan oleh penjualnya. Merasa kesal karena ucapannya tak dipercaya, penjual angsa tersebut menantang Holmes untuk bertaruh bahwa ucapannya tersebut benar. Tuturan penjual angsa tersebut berpotensi untuk mencederai muka Holmes karena Holmes dipaksa untuk mempercayai ucapan penjual angsa sekalipun Holmes masih sulit menerimanya. Kembali kepada teori yang ditawarkan oleh Brown dan Levinson, bahwa setiap tuturan yang memaksa mitra tuturnya untuk mempercayai, menolak, ataupun menerima ucapan penutur sehingga mitra tutur kehilangan kebebasan untuk memilih digolongkan dalam tuturan yang mengancam muka negatif.

f. Memaksakan kehendak insisting