Amplifikasi BSu: “It is quite little problem,” BSa: “Ini masalah yang cukup sepele.” BSu: “But a very serious one to me.” BSa: “Tapi ini masalah yang sangat serius bagiku.”

Penerapan teknik reduksi ini juga dapat dilihat pada contoh di atas. Penerjemah memilih untuk tidak menerjemahkan kata tunjuk karena perbedaan sistem bahasa antara BSu dan BSa. Pada contoh pertama, kata ganti I tidak diterjemahkan oleh penerjemah karena akan terjadi pengulangan dan akan membuat makna menjadi tidak berterima. Selanjutnya, kata ganti it pada contoh ke dua juga tidak diterjemahkan karena pada percakapan sebelumnya, pembaca sudah tahu bahwa kata ganti it di atas merujuk pada pernikahan. 009

a. BSu: “But a very serious one to me.”

BSa: “Tapi ini masalah yang sangat serius bagiku.” 016 b. BSu: “I am sorry that I have not been able to bring your Majety’s business to a more successful conclusion.” BSa: “Saya menyesal karena tidak mampu menyelesaikan urusan Yang Mulia dengan kesimpulan yang lebih sempurna.” Kedua contoh di atas merupakan sebagian data dari penggunaan teknik reduksi pada kata bilangan. Penerjemah memilih untuk tidak menerjemahkan kata a pada tuturan di atas karena pembaca bahasa sasaran juga pasti sudah mengetahui bahwa kesimpulan yang ditawarkan oleh Holmes dalam kasusnya merupakan kesimpulan tunggal dan juga keputusan penerjemah tersebut tidak berpengaruh pada kualitas terjemahan tuturan tersebut.

d. Amplifikasi

Teknik selanjutnya yang sering muncul dalam penelitian ini adalah amplifikasi. Dalam penelitian ini, data teknik amplifikasi muncul sebanyak 128 data atau sebesar 12,5. Teknik ini dipilih oleh penerjemah untuk memperjelas maksud pesan dari bahasa sumber dengan menambah beberapa informasi untuk membantu penyampaian pesan atau pemahaman pembaca. Menurut Molina dan Albir 2002 teknik amplifikasi dibagi menjadi 5, antara lain: anotasi, deskripsi, addition, eksplisitasi dan paraphrasing. Dalam penelitian ini, penerjemah hanay menggunakan teknik amplifikasin addition dan eksplisitasi, Teknik ini lebih banyak digunakan oleh penerjemah untuk menerjemahkan frasa, kata benda, dan to be. Berikut contoh dari masing-masing beserta penjelasannya: 008

a. BSu: “It is quite little problem,” BSa: “Ini masalah yang cukup sepele.”

009

b. BSu: “But a very serious one to me.” BSa: “Tapi ini masalah yang sangat serius bagiku.”

Contoh di atas merupakan penerapan teknik amplifikasi addition pada tataran frasa dan dapat dilihat penerjemah mencoba untuk memperjelas informasi agar pesan yang dimaksud pada bahasa sumber dapat diterima dengan baik dalam bahasa sasaran. Pada contoh pertama, penerjemah mengaplikasikan teknik amplifikasi addition dengan menerjemahkan frasa quite little problem menjadi “masalah yang cukup sepele”, penambahan kata hubung “yang” tersebut agar terjemahan terasa lebih alami dan mudah dipahami oleh pembaca sasaran. Selanjutnya, penerjemah mengalihkan very serious one menjadi “masalah yang sangat serius” juga dengan maksud yang sama seperti pada contoh pertama, yaitu agar terjemahan menjadi berterima dalam kaidah bahasa sasaran dan pesan lebih mudah diterima oleh pembaca. 018 a. BSu: “And the pay?” BSa: “Berapa gajinya?”