DPR Dewan Perwakilan Rakyat

227 Bab 6 Sistem Politik di Indonesia Dari fungsi DPR itu, maka tugas dan wewenang DPR adalah 1 membentuk undang-undang yang dibahas dengan presiden untuk mendapat persetujuan bersama; 2 membahas dan memberikan persetujuan terhadap peraturan pemerintah pengganti undang-undang; 3 menerima dan membahas usulan rancangan undang-undang yang diajukan DPD yang berkaitan dengan bidang tertentu serta mengikutsertakannya dalam pembahasan; 4 memerhatikan pertimbangan DPD atas rancangan undang-undang APBN serta rancangan undang-undang yang berkaitan dengan pajak, pendidikan, dan agama; 5 melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan undang-undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara serta kebijakan pemerintah; 6 membahas dan menindaklanjuti hasil pemeriksaan atas pertanggungjawaban keuangan negara yang disampaikan oleh Badan Pemeriksa Keuangan; 7 menetapkan APBN bersama dengan memerhatikan pertimbangan DPD; 8 menyerap, menghimpun, menampung, dan menindaklanjuti aspirasi masyarakat; 9 memberikan pertimbangan kepada presiden untuk mengangkat duta, menerima penempatan duta negara lain, serta memberikan pertimbangan dalam pemberian amnesti dan abolisi; 10 memberikan persetujuan kepada presiden untuk menyatakan perang, membuat perdamaian, dan perjanjian dengan negara lain, serta membuat perjanjian internasional lainnya yang menimbulkan akibat yang luas serta mendasar bagi kehidupan rakyat yang terkait dengan beban keuangan negara dan atau pembentukan undang-undang; 11 memberikan persetujuan kepada presiden atas pengangkatan dan pemberhentian anggota Komisi Yudisial; 12 memberikan persetujuan calon hakim agung yang diusulkan Komisi Yudisial untuk ditetapkan sebagai hakim agung oleh presiden; 13 memilih tiga orang calon anggota hakim konstitusi dan mengajukannya kepada presiden untuk ditetapkan.

d. DPD Dewan Perwakilan Daerah

DPD adalah suatu lembaga tinggi negara. Dalam UUD 1945 Pasal 2 dinyatakan bahwa “Majelis Permusyawaratan Rakyat terdiri atas anggota Dewan Perwakilan Rakyat serta anggota Dewan Perwakilan Daerah yang dipilih melalui pemilihan umum, serta diatur lebih lanjut dengan undang- undang”. 228 Pendidikan Kewarganegaraan X Jika dibahas tentang peran yang diberikan oleh ketentuan perundang- undangan kepada DPD, maka dapat diketahui bahwa DPD tidak setara dengan DPR. Secara implisit, kedudukan DPD berada di bawah DPR dan Presiden. Tugas serta wewenang DPD sebagai berikut. 1 Mengajukan RUU kepada DPR yang berkaitan dengan: a pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah; b otonomi daerah; c perimbangan keuangan pusat dan daerah; d hubungan pusat dan daerah; e pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya. 2 Melakukan pembahasan terhadap RUU yang diajukannya serta memberi pertimbangan kepada DPR atas RAPBN yang berkaitan dengan pajak, pendidikan, dan agama. 3 Melakukan pengawasan atas pelaksanaan undang-undang yang berkaitan dengan otonomi daerah, pembentukan, pemekaran, dan penggabungan daerah, hubungan pusat dan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi, pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, pajak, pendidikan, dan agama serta menyampaikan hasil pengawasannya kepada DPR untuk ditindaklanjuti. Prinsip ketidaksetaraan kedudukan DPD dengan DPR diatur dalam UUD 1945 Pasal 22C ayat 3 jo ketentuan Pasal 33 ayat 3 UU No. 22 tahun 2003 yang menyatakan bahwa jumlah seluruh anggota DPD tidak melebihi sepertiga jumlah anggota DPR. Dengan demikian, apabila dipandang baik dari sudut kelembagaan maupun keanggotaan, DPD merupakan suatu komponen ketatanegaraan yang baru. Selain itu, sehubungan dengan kepentingan tiap-tiap daerah yang tidak akan sama, maka menimbulkan ketidaksamaan pada visi dari tiap-tiap anggota DPD sehingga mereka akan berjuang sendiri-sendiri untuk kepentingan daerahnya yang beragam itu. Sumber: · http:amillavtr .files.wor dpr ess.com2009 03sipur-dpd.jpg · http:images.google.co.id imglanding?q=gedung20komisi20yudisial20republik20indonesia Gambar 6.4 Suasana sidang dan lambang resmi DPD RI.