Pembangunan hukum nasional Ala Ala
53
Bab 2
Sistem Hukum dan Peradilan Nasional
dikesampingkan lex posterior derogat priori. Apabila peraturan yang lebih tinggi tingkatnya bertentangan dengan peraturan yang lebih rendah, maka
berlaku peraturan yang lebih tinggi tingkatannya. Untuk peraturan yang mengatur hal yang merupakan kekhususan dari hal yang umum dalam arti
sejenis yang diatur oleh peraturan yang sederajat, maka berlaku peraturan yang mengatur hal khusus tersebut lex specialis derogat lex generalis.
Pembentuk peraturan perlu bersepakat bahwa dalam hal peraturan perundang-undangan sederajat yang mengatur bidang-bidang khusus, maka
peraturan perundang-undangan yang mengatur bidang umum yang berkaitan dengan bidang khusus tersebut dikesampingkan. Dengan demikian, pembentuk
peraturan perundang-undangan perancang dituntut untuk selalu melakukan tugas pengharmonisan dan sinkronisasi dengan peraturan yang ada danatau
terkait pada waktu menyusun peraturan.
Setiap pembentukan peraturan perundang-undangan harus senantiasa berdasarkan pada ketentuan-ketentuan yang telah digariskan dalam peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Peraturan tersebut ialah UU No. 10 tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan; Peraturan
Presiden No. 61 tahun 2005 tentang Tata Cara Penyusunan dan Pengelolaan program Legislasi Nasional; Peraturan Presiden No. 68 tahun 2005 tentang
Tata Cara Mempersiapkan Rancangan Undang-Undang, Rancangan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang, Rancangan Peraturan
Pemerintah, dan Rancangan Peraturan Presiden; serta Peraturan Presiden No. 1 tahun 2007 tentang Pengesahan, Pengundangan, dan Penyebarluasan
Peraturan Perundang-undangan.
Seiring dengan hal tersebut, Pasal 53 ayat 3 UU No. 24 tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi menyebutkan secara tegas bahwa pemohon
pengujian UU terhadap UUD 1945 harus menguraikan dalam permohonannya mengenai pembentukan undang-undang tidak memenuhi ketentuan
berdasarkan UUD 1945, dan atau materi muatan dalam ayat, pasal, dan atau bagian UU dianggap bertentangan dengan UUD 1945. Proses pembuatan
undang-undang maupun peraturan perundang-undangan memegang peranan yang cukup penting dalam menentukan eksistensi jati diri suatu undang-
undangperaturan perundang-undangan hukum nasional.
Peraturan perundang-undangan ditaati secara spontan, bukan dengan paksaan. Suatu peraturan perundang-undangan harus mempunyai dasar
berlaku yang baik. Biasanya ada tiga dasar agar suatu peraturan perundang- undangan mempunyai kekuatan berlaku yang baik, yaitu mempunyai dasar
yuridis, sosiologis, serta filosofis.
Van der Vlies dan Prof. Hamid S. Attamimi berpendapat bahwa pembentukan peraturan perundang-undangan yang baik meliputi asas-asas
formal dan material. UU No. 10 tahun 2004 menetapkan asas formal pembentukan peraturan perundangan meliputi:
54
Pendidikan Kewarganegaraan X
1 kejelasan tujuan,
2 kelembagaan atau organ pembentuk yang tepat,
3 kesesuaian antara jenis dan materi muatan,
4 dapat dilaksanakan,
5 kedayagunaan dan kehasilgunaan,
6 kejelasan rumusan, dan
7 keterbukaan.
Sementara, asas material pembentukan peraturan perundangan sebagaimana ditetapkan dalam Pasal 6 UU No. 10 tahun 2004 adalah
1 pengayoman,
2 kemanusiaan,
3 kebangsaan,
4 kekeluargaan,
5 kenusantaraan,
6 bhinneka tunggal ika,
7 keadilan,
8 kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan,
9 ketertiban dan kepastian hukum, dan atau
10 keseimbangan, keserasian, dan keselarasan.
Bilamana Suatu Undang-Undang Mulai Sah Berlaku?
Syarat untuk berlakunya suatu undang-undang ialah setelah diundangkan dalam Lembaga Negara Lembaran Negara adalah tempat perundangan peraturan-peraturan
Negara agar supaya sah berlaku oleh Sekertaris Negara dan tanggal mulai berlakunya suatu undang-undang ialah menurut tanggal yang ditentukan dalam undang-undang itu
sendiri. Jika tanggal berlakunya itu tidak disebutkan dalam undang-undang, maka undang- undang itu mulai berlaku 30 hari sesudah diundangkan dalam Lembaran Negara untuk
Jawa dan Madura, sedangkan untuk daerah-daerah lainnya baru mulai berlaku 100 hari setelah perundangannya.
Berkenaan dengan berlakunya suatu undang-undang, kita mengenal beberapa asas peraturan perundangan: a undang-undang tidak berlaku surut, b undang-undang yang
dibuat oleh penguasa yang lebih tinggi mempunyai kedudukan yang lebih tinggi pula, c undang-undang yang bersifat khusus mengesampingkan undang-undang yang bersifat
umum, d undang-undang yang berlaku kemudian membatalkan undang-undang yang terdahulu yang mengatur hal tertentu yang sama, dan e undang-undang tak dapat
diganggu-gugat.
Wawasan Hukum
55
Bab 2
Sistem Hukum dan Peradilan Nasional
4 . 4 .
4 . 4 .
4 . P P
P P
Pe ng e ng
e ng e ng
e ngg g
g g
golong olong
olong olong
olonga n huk a n huk
a n huk a n huk
a n hukum um
um um
um