Perbedaan sistem politik demokrasi liberal dengan sistem politik Demokrasi Pancasila

264 Pendidikan Kewarganegaraan X a. Partisipasi aktif, yaitu kegiatan untuk mengajukan usul suatu kebijakan, mengajukan kritik, mengajukan perbaikan, memilih pemimpin dalam pemerintahan, dan meluruskan kebijakan. b. Partisipasi pasif, yaitu kegiatan untuk menaati peraturan pemerintah serta menerima dan melaksanakan saja kebijakan dari pemerintah. Adapun Milbrath membedakan partisipasi politik ke dalam tingkatan-tingkatan berikut. a. Kegiatan gladiator, meliputi 1 memegang jabatan publik atau partai, 2 menjadi calon pejabat, 3 menghimpun dana politik, 4 menjadi anggota aktif suatu partai, dan 5 menyisihkan waktu untuk kampanye politik. b. Kegiatan transisi, meliputi 1 mengikuti rapat atau pawai politik, 2 memberi dukungan dana partai atau calon, dan 3 menjadi pejabat publik atau pemimpin politik c. Kegiatan menonton, meliputi 1 memakai simbolidentitas partaiorganisasi politik, 2 mengajak orang untuk memilih, 3 menyelenggarakan diskusi politik, dan 4 memberi suara. d. Kegiatan apatismasa bodoh Terdapat dua ukuran pokok yang dapat dipergunakan untuk menilai partisipasi masyarakat dalam politik.

a. Pengetahuan dan penghayatan terhadap politik yang mereka miliki.

Warga negara masyarakat yang memiliki pengetahuan dan penghayatan politik yang tinggi akan mampu untuk berpartisipasi secara aktif dan lebih rasional. Sementara, warga negara masyarakat yang memiliki pengetahuan dan penghayatan politik yang rendah dapat berpartisipasi secara aktif, tetapi cenderung kurang rasional.

b. Kadar kepercayaan warga negara masyarakat terhadap sistem politik

yang berlaku. Kadar kepercayaan itu, antara lain, ditentukan oleh kemampuan suatu sistem politik untuk menjawab tuntutan-tuntutan yang wajar dari masyarakat secara memuaskan. Sebenarnya, ada hubungan antara kedua ukuran pokok tersebut, yaitu warga negara yang memiliki pengetahuan dan penghayatan tinggi akan memiliki kemampuan yang tinggi pula dalam menentukan tuntutan-tuntutan yang wajar 265 Bab 6 Sistem Politik di Indonesia dan masuk akal. Dengan demikian, akan lahir suatu pola partisipasi yang aktif dan bertanggung jawab yang akan menjamin kelangsungan hidup sistem pilitik negara tersebut. Sebaliknya, warga negara yang kurang memiliki pengetahuan dan penghayatan politiknya akan mengalami lebih banyak kesulitan dalam menentukan tuntutan-tuntutan yang wajar. Apabila partisipasi aktif dari warga negara tersebut dimunculkan, maka akan melahirkan tuntutan-tuntutan yang tidak wajar dan membahayakan keutuhan sistem politik yang berlaku. 2 . 2 . 2 . 2 . 2 . Be ntuk-be ntuk pa r tisipa si politik Be ntuk-be ntuk pa r tisipa si politik Be ntuk-be ntuk pa r tisipa si politik Be ntuk-be ntuk pa r tisipa si politik Be ntuk-be ntuk pa r tisipa si politik

a. Partisipasi politik secara konvensional

1 Diskusi politik, yaitu suatu proses yang membicarakan berbagai isu politik yang sedang berkembang saat itu dengan kritis. Pada umumnya diskusi politik yang dilakukan akan berujung pada suatu rekomendasi ataupun pendapat-pendapat yang dapat menjadi alternatif solusi dalam suatu isu politik tertentu. 2 Membentuk dan bergabung dalam organisasi kemasyarakatan atau kelompok kepentingan karena dengan melakukan kegiatan berorganisasi, masyarakat sudah melakukan partisipasi politik. 3 Komunikasi personal dengan pejabat pemerintah atau pimpinan politik, yaitu melakukan komunikasi secara pribadi dengan pejabat pemerintahan atau pimpinan politik. Hanya saja cara ini pada umumnya menemui banyak kendala dan tidak setiap individu dapat melakukannya. 4 Memberikan suara, yaitu melakukan dalam kegiatan pemilihan umum. Hal ini dapat dilakukan oleh setiap anggota warga negara karena caranya mudah, biaya murah, dan kecil risikonya. 5 Mengikuti kegiatan kampanye yang pada umumnya diselenggarakan oleh partai politik pada saat menjelang pemilu.

b. Partisipasi politik secara nonkonvensional 1

Demonstrasi Cara ini merupakan suatu kegiatan dari masyarakat massa untuk memberikan pernyataan protes terhadap kebijakan atau tindakan pemerintah ataupun pihak lain yang dianggap oleh para demonstran orang-orang yang melakukan demonstrasi membawa kerugian pada kelompok masyarakat yang diwakilinya. Demonstrasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain, dengan membawa atribut-atribut yang berupa spanduk bertuliskan pernyataan protes, meneriakkan slogan-slogan, dan melakukan long march. Akan tetapi, demonstrasi sering kali berujung dengan kericuhan dan menimbulkan kerugian bagi pihak lain karena melibatkan sejumlah massa. 2 Pembangkangan tanpa ada kekerasan Cara ini merupakan suatu bentuk partisipasi politik yang dilakukan oleh sekelompok orang atau masyarakat mengenai suatu tindakan atau kebijakan