Tujuan konstitusi Peradilan terhadap pelanggar HAM internasionalllll

154 Pendidikan Kewarganegaraan X yang melambangkan kemerdekaannya. Adapun negara-negara yang menganut ajaran paham komunisme pada umumnya menolak konstitusionalisme disebabkan negara berfungsi ganda, yaitu 1 mencerminkan kemenangan-kemenangan yang sudah dicapai dalam perjuangan ke arah tercapainya masyarakat komunis serta merupakan pencatatan formal, dan 2 UUD memberikan kerangka dan dasar hukum untuk mengupayakan terwujudnya masyarakat yang dicita-citakan masyarakat tanpa kelas.

e. Isi konstitusi

Konstitusi suatu negara pada umumnya memuat atau berisi tentang hal- hal berikut. 1 Gagasan politik, moral, dan keagamaan, serta perjuangan bangsa. Contohnya, pernyataan Konstitusi Jepang 1947 dan Pembukaan UUD Republik Indonesia 1945. 2 Ketentuan organisasi negara, memuat ketentuan-ketentuan mengenai pembagian kekuasaan antara badan legislatif, eksekutif, dan yudikatif, maupun dengan badan-badan negara yang lain. 3 Ketentuan hak-hak asasi manusia, memuat aturan-aturan yang menjamin dan melindungi hak-hak asasi manusia bagi warga negara pada negara yang bersangkutan. 4 Ketentuan prosedur mengubah undang-undang dasar, memuat aturan- aturan mengenai prosedur dan syarat dalam mengubah konstitusi pada negara yang bersangkutan. 5 Ada kalanya konstitusi memuat larangan mengenai mengubah sifat-sifat tertentu dari undang-undang dasar. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari terulangnya hal-hal yang telah diatasi dan tidak dikehendaki lagi, seperti timbulnya seorang diktator. Sebagai contoh, UUD Negara Jerman melarang untuk mengubah sifat federalisme yang sudah ditetapkan dalam UUD sebab bila menjadi negara kesatuan, dikuatirkan akan muncul seorang Hitler yang baru.

f. Pembentukan konstitusi

Pembentukan konstitusi atau undang-undang dasar pada setiap negara berbeda-beda. Ada yang sengaja dibentuk, ada yang secara revolusi, pemberian dari penguasa, maupun dengan cara evolusi. 1 Konstitusi yang pembentukannya sengaja dibentuk berarti pembuatan UUD dilakukan setelah negara tersebut berdiri. 2 Konstitusi yang pembentukannya secara revolusi berarti pemerintahan yang baru terbentuk dari hasil revolusi membuat UUD setelah mendapat persetujuan rakyat atau dengan cara permusyawaratan. Kata Bijak Demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Abraham Lincoln 155 Bab 4 Hubungan antara Dasar Negara dengan Konstitusi Wawasan Kebhinekaan Wawasan Kebhinekaan Bermusyawarah Bermusyawarah 3 Konstitusi yang pembentukannya secara pemberian dari penguasa, dalam misalnya, seorang raja memberikan UUD kepada rakyatnya atau jika seorang raja mendapat tekanan dan khawatir akan timbul revolusi sehingga dibuatlah UUD yang dapat membatasi kekuasaan raja. 4 Konstitusi yang pembentukannya secara evolusi berarti pembuatan UUD didasarkan pada adanya perubahan-perubahan secara perlahan-lahan sehingga UUD yang lama menjadi tidak berlaku lagi. 1. Buatlah kelompok kerja yang terdiri atas 4–5 orang, laki-laki dan perempuan. 2. Diskusikanlah sebuah tema “Hubungan antara dasar negara dengan konstitusi dalam suatu negara”. 3. Pilihlah contoh kasus pada suatu negara selain Indonesia dan tiap kelompok sebaiknya tidak membahas satu negara yang sama. 4. Buatlah sebuah ringkasan, lalu presentasikanlah di depan kelas di hadapan kelompok yang lain. Mintalah guru bertindak sebagai moderator. 5. Kumpulkanlah hasil pembahasan tiap kelompok kepada guru untuk dinilaikan. Kemajemukan Bangsa Indonesia Bhinneka Tunggal Ika . Demikian slogan yang dicengkeram oleh Garuda, burung lambang negara kesatuan Republik Indonesia. Ironisnya, atas dasar tersebut, asumsi yang terus bertahan hingga kini adalah Indonesia merupakan bangsa majemuk. Asumsi tersebut kini mulai dipertanyakan akibat pola masyarakat majemuk dianggap bias kolonial Belanda. Sejumlah ahli kemasyarakatan di Indonesia, semisal Parsudi Suparlan berupaya mendekonstruksi asumsi majemuk masyarakat Indonesia menjadi multikulturalisme. Ini akibat asumsi tersebut dianggap telah gagal dalam menciptakan harmoni dan integrasi Indonesia yang ditengarai oleh berbagai kerusuhan yang bias konflik etnis maupun agama. Menurut BPS 2000, total etnis dan subetnis yang tersebar di Indonesia adalah 1.072. Dapat dibayangkan betapa bervariasinya budaya dan seberapa tinggi tingkat keragaman di Indonesia. Delapan etnis “besar” dalam populasi penduduk Indonesia adalah Jawa, Sunda, Madura, Minangkabau, Betawi, Bugis, Banten, dan Banjar. Dari paparan di atas, Indonesia memiliki tingkat keragaman kultural yang sedemikian tinggi. Keragaman ini tidak lagi dibatasi oleh wilayah asal basis etnis. Keragaman telah meliputi hampir seluruh wilayah yang berada di bawah NKRI. Dengan demikian, upaya-upaya serius seputar manajemen hubungan antaretnis menjadi signifikan dengan adanya realitas ini. Sumber: Adam Jamrozik, The Chains of Colonial Inheritance: 2004