Dasar huk Dasar huk

79 Bab 2 Sistem Hukum dan Peradilan Nasional Komisi ini diatur dalam Undang-Undang No. 30 tahun 2002 tentang Komisi Pemberantaran Tindak Pidana Korupsi yang selanjutnya dapat disingkat Komisi Pemberantasan Korupsi KPK. Tujuan pembentukan komisi tersebut adalah meningkatkan daya guna dan hasil guna terhadap upaya pemberantasan tindak pidana korupsi. serangkaian tindakan untuk mencegah dan memberantas tindak pidana korupsi melalui upaya koordinasi, supervisi, monitor, penyelidikan, penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di sidang pengadilan, dengan peran serta masyarakat berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku disebut pemberantasan tindak pidana korupsi. Dalam tugas-tugasnya, KPK bekerja sama dengan Tim Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Timtas Tipikor, Komisi Pemeriksa Kekayaan Penyelenggara Negara KPKPN, dan Komisi Ombusman Nasional. Komisi Pemberantasan Korupsi berkedudukan di ibu kota negara Republik Indonesia dan wilayah kerjanya meliputi seluruh wilayah negara Republik Indonesia. Komisi Pemberantasan Korupsi dapat membentuk perwakilan di daerah provinsi. Komisi Pemberantasan Korupsi bertanggung jawab kepada publik atas pelaksanaan tugasnya dan menyampaikan laporannya secara terbuka dan berkala kepada Presiden Republik Indonesia, Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, dan Badan Pemeriksa Keuangan. Struktur Komisi Pemberantasan Korupsi terdiri atas pimpinan yang terdiri atas lima anggota, pegawai yang bertugas sebagai pelaksana tugas, dan tim penasihat yang terdiri atas empat anggota. Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi disusun atas ketua merangkap anggota dan empat orang wakil ketua, masing-masing merangkap anggota. Komisi Pemberantasan Korupsi mempunyai tugas sebagai berikut. a. Supervisi terhadap instansi yang berwenang dalam melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi. b. Koordinasi dengan instansi yang berwenang dalam melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi. c. Menetapkan sistem pelaporan dalam kegiatan pemberantasan tindak pidana korupsi. d. Melaksanakan dengar pendapat atau pertemuan dengan instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi. e. Mengoordinasikan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan tindak pidana korupsi. f. Memonitor penyelenggaraan pemerintahan negara. g. Meminta laporan instansi terkait mengenai pencegahan tindak pidana korupsi. h. Penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan terhadap tindak pidana korupsi. i. Tindakan-tindakan pencegahan tindak pidana korupsi. 80 Pendidikan Kewarganegaraan X j. Meminta informasi tentang kegiatan pemberantasan tindak pidana korupsi kepada instansi yang terkait; Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, KPK melakukan penindakan dengan tujuan meningkatkan penyelesaian perkara tindak pidana korupsi. Strategi penindakan tersebut dijabarkan dalam sejumlah kegiatan berikut. a. Pengembangan mekanisme, sistem, dan prosedur supervisi oleh KPK atas penyelesaian perkara tindak pidana korupsi yang dilaksanakan oleh kepolisian dan kejaksaan. b. Pemetaan aktivitas-aktivitas yang berindikasikan tindak pidana korupsi. c. Pelaksanaan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan perkara tindak pidana korupsi. d. Identifikasi kelemahan undang-undang dan konflik antarundang-undang yang berkaitan dengan pemberantasan korupsi. e. Pengembangan sistem dan prosedur peradilan pidana korupsi yang ditangani langsung oleh KPK. Untuk mewujudkan visi pemberantasan korupsi Indonesia yang bebas dan korupsi, maka diperlukan strategi pencegahan tindak pidana korupsi yang handal, seperti: a. penyusunan sistem pelaporan pengaduan masyarakat dan sosialisasi, b. peningkatan efektivitas sistem petaporan kekayaan penyelenggaraan negara, c. penyusunan sistem pelaporan gratifikasi dan sosialisasi, d. pengkajian dan penyampaian saran perbaikan atas sistem administrasi pemerintahan dan pelayanan masyarakat yang berindikasikan korupsi, dan e. penelitian dan pengembangan teknik dan metode yang mendukung pemberantasan korupsi. 1. Buatlah kelompok kerja yang terdiri atas 4–5 orang, laki-laki dan perempuan. 2. Buatlah sebuah kliping tentang berita korupsi, baik skala lokal ataupun nasional setiap kelompok minimal mengambil satu berita, lebih banyak lebih baik. 3. Buatlah sebuah ringkasan untuk berita tersebut dengan pokok-pokok bahasan: apa kasusnya, siapa saja aktor pelakunya, bagaimana modus operandinya, bagaimana para penegak hukum melakukan pemberantasannya, bagaimanakah respons masyarakat terhadap kasus tersebut, dan bagaimana tentang hukumannya. Presentasikanlah hasil kerja kelompok Anda di depan kelompok lain di kelas. Mintalah guru bertindak sebagai penilai. Tanggap Sosial 81 Bab 2 Sistem Hukum dan Peradilan Nasional

E. P

P P P Per er er er er an Ser an Ser an Ser an Ser an Ser ta dalam P ta dalam P ta dalam P ta dalam P ta dalam Pember ember ember ember ember antasan K a nta sa n K a nta sa n K a nta sa n K a nta sa n Kor or or or or upsi di upsi di upsi di upsi di upsi di Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia Korupsi termasuk tindak kejahatan tindak pidana dan pelanggaran hukum. Korupsi merupakan satu dari mata rantai KKN, yaitu korupsi, kolusi dan nepotisme. Istilah ini muncul dan mulai dikenal luas menjelang berakhimya pemerintahan Orde Baru yang jatuh karena dianggap banyak melakukan KKN. Sejak saat itu, selalu didengung-dengungkan tentang perlunya pemerintahan yang bersih dan bebas KKN. Pemberantasan KKN diyakini mampu menciptakan pemerintahan yang bersih dan menciptakan rasa keadilan.

1. P P

P P Pe r e r e r e r e r a n se r a n se r a n se r a n se r a n se r ta ma sy ta ma sy ta ma sy ta ma sy ta ma sya r a r a r a r a r a k a k a k a k a ka a a a a ttttt Terciptanya penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas dari KKN bukan hanya tanggung jawab dari penyelenggara negara semata, melainkan juga masyarakat dan semua komponen anak bangsa. Diperlukan peran serta masyarakat untuk melakukan kontrol sosial terhadap praktik penyelenggaraan pemerintahan. Masyarakat tidak hanya dijadikan objek penyelenggaraan negara, tetapi harus dilibatkan juga sebagai subjek. Agar pelaksanaan peran serta masyarakat berjalan dengan tertib, maka disusunlah pengaturannya dalam Undang-Undang No. 31 tahun 1999 yang menyebutkan bahwa masyarakat dapat berperan serta membantu upaya pencegahan, pengendalian, dan pemberantasan tindak pidana korupsi. Peran serta masyarakat tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk-bentuk berikut ini. a. Hak mencari, memperoleh, dan memberikan informasi adanya dugaan telah terjadi tindak pidana korupsi. b. Hak menyampaikan saran dan pendapat secara bertanggung jawab kepada penegak hukum yang menangani perkara tindak pidana korupsi. c. Hak untuk memperoleh perlindungan hukum dalam hal: 1 melaksanakan haknya sebagaimana tersebut di atas; 2 diminta hadir dalam proses penyelidikan, penyidikan, dan di sidang pengadilan sebagai saksi pelapor, saksi, atau saksi ahli sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. d. Hak untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan tentang laporannya yang diberikan kepada penegak hukum dalam waktu paling lama 30 tiga puluh hari. e. Hak untuk memperoleh pelayanan dalam mencari, memperoleh, dan memberikan informasi adanya dugaan telah terjadi tindak pidana korupsi kepada penegak hukum yang menangani perkara tindak pidana korupsi. Peran serta masyarakat tersebut akan mendapat penghargaan dari pemerintah. Penghargaan kepada masyarakat yang berjasa dalam pemberantasan tindak pidana korupsi dapat berupa piagam maupun premi. Artinya, pemerintah 82 Pendidikan Kewarganegaraan X