76
Pendidikan Kewarganegaraan X
a. Merelakan tanah atau bangunannya diambil oleh pemerintah untuk
kepentingan sarana jalan atau jembatan. b.
Membayar pajak bumi dan bangunan, kendaraan, perusahaan, dan lain-lain tepat pada waktunya.
c. Memenuhi tugas yang diberikan oleh atasan atau guru di sekolah sesuai
dengan kesepakatan. d.
Memberi tempat atau pertolongan kepada orang lain yang membutuhkan. e.
Memberikan jalan kepada orang lain untuk lebih dahulu menyeberang atau melewatinya.
Perbuatan yang sesuai dengan hukum harus diawali dengan membiasakan diri untuk hidup tertib dan tidak terbiasa melanggar peraturan atau hukum dengan cara
disengaja sekecil apapun perbuatan tersebut. Jika seseorang tidak terbiasa melanggar hukum, maka saat ia melanggar hukum ia akan cemas dan ketakutan. Dengan demikian,
dia dapat mengontrol perbuatannya. Adapun ciri-ciri orang yang berperilaku sesuai dengan hukum akan tampak dalam perbuatan berikut.
1. Tidak menyinggung perasaan orang lain
2. Tidak menimbulkan kerugian baik bagi diri sendiri maupun orang lain.
3. Disenangi masyarakat.
4. Mencerminkan sikap patuh pada hukum.
5. Menciptakan kesadaran hidup.
Dilihat di berbagai lingkungan kehidupan, perbuatan yang mencerminkan sikap patuh terhadap hukum sebagai berikut.
1. Lingkungan keluarga
a. Membayar Pajak Bumi dan Bangunan PBB.
b. Seluruh anggota keluarga dilengkapi akta kelahiran.
c. Setiap keluarga memiliki Kartu Keluarga KK.
d. Setiap warga yang sudah berusia 17 tahun memiliki KTP.
2. Lingkungan sekolah
a. Berseragam sekolah sesuai dengan ketentuan.
b. Tidak merusak citra sekolah.
c. Membayar uang administrasi sekolah tepat waktu.
d. Mengikuti pelajaran sesuai dengan jadwal.
3. Lingkungan masyarakat bangsa dan negara
a. Mematuhi ketentuan hukum yang berlaku.
b. mematuhi pemerintahan yang sah.
c. Mentaati undang-undang lalu lintas.
d. Memiliki SIM bagi pengendara motor.
77
Bab 2
Sistem Hukum dan Peradilan Nasional
Bermusyawarah Bermusyawarah
1. Buatlah kelompok kerja yang terdiri atas 4–5 orang, laki-laki dan perempuan.
2. Diskusikanlah sebuah tema “Arti Kepemilikan KTP dan KK bagi setiap warga
negara”. 3.
Buatlah sebuah ringkasan hasil diskusi, lalu presentasikanlah di depan kelas di hadapan kelompok yang lain. Setelah itu rumuskanlah sendiri arti penting
kependudukan bagi suatu bangsa menurut Anda. Mintalah guru bertindak sebagai moderator.
4. Kumpulkanlah hasil pembahasan tiap kelompok kepada guru untuk dinilaikan.
D. Upa
Upa Upa
Upa Upay
y y
y ya P
a P a P
a P a Pember
ember ember
ember emberantasan K
antasan K antasan K
antasan K antasan Kor
or or
or orupsi di Indonesia
upsi di Indonesia upsi di Indonesia
upsi di Indonesia upsi di Indonesia
1 . 1 .
1 . 1 .
1 . P P
P P
Pe ng e ng
e ng e ng
e nge r e r
e r e r
e r tia n k tia n k
tia n k tia n k
tia n kor or
or or
or upsi upsi
upsi upsi
upsi
Dalam Ensiklopedi Indonesia disebutkan bahwa korupsi dari bahasa latin, corruption = penyuapan,
coruptio atau corruptus = kekuasaan atau kebobrokan, dan corrumpore = merusak adalah
gejala terjadinya penyuapan, pemalsuan, penyalahgunaan wewenang, dan ketidakberesan
lainnya yang dilakukan oleh para pejabat badan- badan negara. Istilah korupsi seringkali diikuti dengan
istilah kolusi dan nepotisme hingga membentuk istilah KKN korupsi, kolusi, dan nepotisme. Definisi
korupsi dari Transparency Internasional adalah perbuatan menyalahgunakan kekuasaan dan
kepercayaan publik untuk keuntungan pribadi. Dalam definisi tersebut, terkandung tiga unsur dari pengertian
korupsi, yaitu
a. keuntungan pribadi tidak selalu hanya untuk pribadi orang yang
menyalahgunakan kekuasaan, tetapi juga anggota keluarga dan teman- temannya;
b. menyalahgunakan kekuasaan;
c. kekuasaan yang dipercayakan, baik di sektor publik maupun di sektor swasta,
memilki akses bisnis atau keuntungan materi. Berdasarkan Pasal 2 UU Nomor 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi yang telah diubah dengan UU Nomor 20 tahun 2001, korupsi adalah perbuatan yang dapat merugikan perekonomian negara secara
melawan hukum dengan maksud memperkaya diri sendiri dan atau orang lain perseorangan atau korporasi. Unsur-unsur korupsi adalah
Sumber: http:
hadiguna.files.wordpress.com200908 korupsi1.jpg
Gambar 2.9
Korupsi tidak hanya melanggar hukum, namun melukai rasa
keadilan masyarakat.
78
Pendidikan Kewarganegaraan X
a. memperkaya diri sendiri dan atau orang lain,
b. melawan hukum, dan
c. dapat merugikan keuanganperekonomian negara.
2. 2.
2. 2.
2. Dasar huk Dasar huk
Dasar huk Dasar huk
Dasar hukum pember um pember
um pember um pember
um pemberantasan k antasan k
antasan k antasan k
antasan kor or
or or
orupsi upsi
upsi upsi
upsi
Dasar hukum pemberantaran tidak pidana korupsi adalah sebagai berikut. a.
UU No. 20 tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. b.
UU No. 28 tahun 1999 tentang Penyelengaraan Negara yang Bersih dan Bebas KKN.
c. UU No. 3 tahun 1971 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
d. UU No. 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
e. Ketetapan MPR No. XMPR1998 tentang Penyelengaraan Negara yang
Bersih dan Bebas KKN. f.
UU No. 15 tahun 2002 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang. g.
UU No. 30 tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi KPK.
h. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 5 tahun 2004 tentang
Percepatan Pemberantasan Korupsi. i.
Peraturan Pemerintah No. 71 tahun 2000 tentang Tata Cara Pelaksanaan Peran Serta Masyarakat dan Pemberian Penghargaan dalam Pencegahan
dan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
j. Peraturan Pemerintah No. 63 tahun 2005 tentang Sistem Manajemen Sumber
Daya Manusia KPK. Serangkaian tindakan untuk mencegah dan menanggulangi korupsi melalui
upaya koordinasi, supervisi, monitor, penyelidikan, penyidikan, penuntutan dan pemeriksanaan sidang pengadilan dengan peran serta masyarakat berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku disebut pemberantasan korupsi UU 302002 Pasal 1 butir 3. Berdasarkan UU No. 30 tahun 2002 telah dibentuk
komisi yang khusus menangani korupsi, yaitu Komisi Pemberantasan Korupsi KPK. Tugas KPK adalah menyelidiki para pejabat yang dicurigai melakukan
tindakan korupsi. Komisi Pemberantasan Korupsi menurut Pasal 3 undang-undang tersebut adalah lembaga negara yang dalam melaksanakan tugas dan
wewenangnya bersifat independen dan bebas dari pengaruh kekuasaan manapun.
3 . 3 .
3 . 3 .
3 . K K
K K
Komisi P omisi P
omisi P omisi P
omisi Pe mbe r e mbe r
e mbe r e mbe r
e mbe ra nta sa n K a nta sa n K
a nta sa n K a nta sa n K
a nta sa n Kor or
or or
or upsi KPK upsi KPK
upsi KPK upsi KPK
upsi KPK
Selain membentuk undang-undang pemberantasan korupsi, pemerintah juga membentuk lembaga untuk menangani korupsi, yaitu Komisi Pemberantasan
Korupsi KPK. Pembentukan KPK ini merupakan amanat dari Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 Pasal 43, yaitu perlunya dibentuk Komisi Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi.
79
Bab 2
Sistem Hukum dan Peradilan Nasional
Komisi ini diatur dalam Undang-Undang No. 30 tahun 2002 tentang Komisi Pemberantaran Tindak Pidana Korupsi yang selanjutnya dapat disingkat Komisi
Pemberantasan Korupsi KPK. Tujuan pembentukan komisi tersebut adalah meningkatkan daya guna dan hasil guna terhadap upaya pemberantasan tindak
pidana korupsi. serangkaian tindakan untuk mencegah dan memberantas tindak pidana korupsi melalui upaya koordinasi, supervisi, monitor, penyelidikan,
penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di sidang pengadilan, dengan peran serta masyarakat berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku
disebut pemberantasan tindak pidana korupsi. Dalam tugas-tugasnya, KPK bekerja sama dengan Tim Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Timtas Tipikor,
Komisi Pemeriksa Kekayaan Penyelenggara Negara KPKPN, dan Komisi Ombusman Nasional.
Komisi Pemberantasan Korupsi berkedudukan di ibu kota negara Republik Indonesia dan wilayah kerjanya meliputi seluruh wilayah negara Republik
Indonesia. Komisi Pemberantasan Korupsi dapat membentuk perwakilan di daerah provinsi. Komisi Pemberantasan Korupsi bertanggung jawab kepada publik
atas pelaksanaan tugasnya dan menyampaikan laporannya secara terbuka dan berkala kepada Presiden Republik Indonesia, Dewan Perwakilan Rakyat Republik
Indonesia, dan Badan Pemeriksa Keuangan.
Struktur Komisi Pemberantasan Korupsi terdiri atas pimpinan yang terdiri atas lima anggota, pegawai yang bertugas sebagai pelaksana tugas, dan tim
penasihat yang terdiri atas empat anggota. Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi disusun atas ketua merangkap anggota dan empat orang wakil ketua,
masing-masing merangkap anggota.
Komisi Pemberantasan Korupsi mempunyai tugas sebagai berikut. a.
Supervisi terhadap instansi yang berwenang dalam melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi.
b. Koordinasi dengan instansi yang berwenang dalam melakukan
pemberantasan tindak pidana korupsi. c.
Menetapkan sistem pelaporan dalam kegiatan pemberantasan tindak pidana korupsi.
d. Melaksanakan dengar pendapat atau pertemuan dengan instansi yang
berwenang melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi. e.
Mengoordinasikan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan tindak pidana korupsi.
f. Memonitor penyelenggaraan pemerintahan negara.
g. Meminta laporan instansi terkait mengenai pencegahan tindak pidana korupsi.
h. Penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan terhadap tindak pidana korupsi.
i. Tindakan-tindakan pencegahan tindak pidana korupsi.