Pengertian konstitusi Peradilan terhadap pelanggar HAM internasionalllll

151 Bab 4 Hubungan antara Dasar Negara dengan Konstitusi Gelora Nasionalisme Semangat Kebangsaan Semangat Kebangsaan c Konstitusi yang bersifat politis, yaitu konstitusi yang ditulis dalam suatu naskah sebagai undang-undang. Dari beberapa pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa ada dua pengertian konstitusi, yaitu 1 dalam arti luas, merupakan suatu keseluruhan aturan dan ketentuan dasar hukum dasar yang meliputi hukum dasar tertulis dan hukum dasar tidak tertulis yang mengatur mengenai suatu pemerintahan yang diselenggarakan di dalam suatu negara; 2 dalam arti sempit, merupakan undang-undang dasar, yaitu suatu dokumen yang berisi aturan-aturan dan ketentuan-ketentuan yang bersifat pokok dari ketatanegaran suatu negara. 1. Buatlah sebuah naskah pidato 1–2 halaman dengan tema “Pancasila adalah Jiwa dan Semangatku” 2. Bawakanlah naskah tersebut di hadapan teman-teman Anda di depan kelas. 3. Berpidatolah dengan disertai semangat dan penghayatan sesuai tema. 4. Mintalah guru untuk memberikan penilaian. Hari Lahirnya Pancasila Kutipan Pidato Bung Karno pada tanggal 1 Juni 1945 Saudara-saudara, “dasar-dasar negara” telah saya usulkan. Lima bilangannya. Inikah Panca Dharma? Bukan Nama Panca Dharma tidak tepat di sini. Dharma herarti kewajiban, sedang kita membicarakan dasar. Saya senang kepada simbolik. Simbolik angka pula. Rukun Islam lima bilangannya. Jadi kita lima setangan. Kita mempunyai pancaindera. Apa lagi yang lima bilangannya? … Pandawa pun lima orangnya. Sekarang banyaknya prinsip; kebangsaan, internasionalisme, mufakat, kesejahteraan, dan ke-Tuhanan, lima pula bilangannya. Namanya bukan Panca Dharma, tetapi saya namakan ini dengan petunjuk seorang teman kita ahli bahasa, namanya Pancasila. Sila, artinya asas atau dasar, dan di atas kelima dasar itulah kita mendirikan negara Indonesia, kekal dan abadi. Kita mendirikan negara Indonesia yang kita semua harus mendukungnya. Semua buat semua. Bukan Kristen buat Indonesia, bukan golongan Islam buat Indonesia, bukan Hadikoesoemo buat Indonesia, bukan Van Eyck buat Indonesia. Semua buat semua. Jikalau saya peras yang lima menjadi tiga dan yang tiga menjadi satu maka dapatlah saya perkataan Indonesia yang tulen, yaitu perkataan gotong royong. Negara Indonesia yang kita dirikan haruslah negara gotong royong. Alangkah hebatnya Negara Gotong Royong” Sumber: Risalah sidang BPUPKI dan PPKI, Sekretariat Negara RI. 1998. 152 Pendidikan Kewarganegaraan X

b. Kedudukan konstitusi

Kedudukan konstitusi dalam kehidupan ketatanegaraan pada suatu negara sangat penting karena menjadi ukuran kehidupan dalam bernegara dan berbangsa untuk mengetahui aturan-aturan pokok yang ditujukan baik kepada penyelenggara negara maupun masyarakat dalam ketatanegaraan. Kedudukan tersebut adalah sebagai berikut. 1 Sebagai hukum dasar Dalam hal ini, konstitusi memuat aturan- aturan pokok mengenai penyelengara negara, yaitu badan-badanlembaga-lembaga peme- rintahan dan memberikan kekuasaan serta prosedur penggunaan kekuasaan tersebut kepada badan-badan pemerintahan. 2 Sebagai hukum tertinggi Dalam hal ini, konstitusi memiliki kedudukan yang lebih tinggi terhadap peraturan-peraturan yang lain dalam tata hukum pada suatu negara. Dengan demikian, aturan-aturan di bawah konstitusi tidak bertentangan dan harus sesuai dengan aturan-aturan yang terdapat pada konstitusi. Sumber: http:2.bp.blogspot.com_HbOLgGFEktYSVIy3vmfA8IAAAAAAAAAIM73fTenJwPcs320untitledK. bmp Bagan 4.1 Perbandingan sistem ketatanegaraan Republik Indonesia sebelum dan sesudah Perubahan Amendemen UUD 1945. Bagan 1. Lembaga Negara Sebelum Perubahan UUD 1945 MPR UUD 1945 DPR BPK DPA MA Presiden Bagan 2. Lembaga Negara Sesudah Perubahan UUD 1945 UUD 1945 BPK Komisi Yudisial KPU MK + MA Yudikatif Presiden Wapres DPD + DPR Forum MPR Kata Bijak Pemerintahan oleh hukum tidak sama dengan demokrasi dan tidak saling menjamin. Pemerintahan oleh hukum merupakan penerimaan bahwa hukum ditetapkan bukan hanya oleh kekuasaan tinggi tertentui, tetapi oleh kewargaan, mengatur semua- semua yang berkuasa, mereka yang beroposisi, dan semua di luar permainan kekuasaan. Ralf Dahrendorf 153 Bab 4 Hubungan antara Dasar Negara dengan Konstitusi

c. Macam-macam, unsur-unsur, dan sifat konstitusi

Konstitusi dapat dibedakan dalam dua macam. 1 Konstitusi tertulis , yaitu suatu naskah yang menjabarkan menjelaskan kerangka dan tugas-tugas pokok dari badan-badan pemerintahan serta menentukan cara kerja dari badan-badan pemerintahan tersebut. Konstitusi tertulis ini dikenal dengan sebutan undang-undang dasar. 2 Konstitusi tidak tertulis , merupakan suatu aturan yang tidak tertulis yang ada dan dipelihara dalam praktik penyelenggaraan negara di suatu negara. Konstitusi tidak tertulis ini dikenal dengan sebutan konvensi. Unsur-unsur yang harus dimuat di dalam konstitusi menurut pendapat Lohman dalam Farida Indrati Suprapto adalah 1 konstitusi sebagai perwujudan kontak sosial , yaitu merupakan perjanjian dari kesepakatan antara warga negara dengan pemerintah; 2 konstitusi sebagai penjamin hak asasi manusia , yaitu merupakan penentu hak dan kewajiban warga negara dan badan-badan pemerintah; 3 konstitusi sebagai forma regiments , yaitu merupakan kerangka pembangunan pemerintah. Menurut pendapat dari C.F. Strong dalam Miriam Budiardjo: 1985, suatu konstitusi dapat bersifat kaku atau bisa juga supel tergantung pada apakah prosedur untuk mengubah konstitusi itu sudah sama dengan prosedur membuat undang-undang di negara yang bersangkutan atau belum. Dengan demikian, sifat dari konstitusi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu 1 konstitusi yang bersifat kaku rigid, hanya dapat diubah melalui prosedur yang berbeda dengan prosedur membuat undang-undang pada negara yang bersangkutan; 2 konstitusi yang bersifat supel flexible, sifat supel disini diartikan bahwa konstitusi dapat diubah melalui prosedur yang sama dengan prosedur membuat undang-undang pada negara yang bersangkutan.

d. Tujuan konstitusi

Pada umumnya, konstitusi mempunyai tujuan untuk membatasi kekuasaan penyelenggara negara agar tidak dapat berbuat sewenang-wenang serta dapat menjamin hak-hak warga negara. Tujuan konstitusi ini merupakan suatu gagasan yang dinamakan dengan konstitusionalisme. Maksud dari konstitusionalisme adalah suatu gagasan yang memandang pemerintah penyelenggara pemerintahan sebagai suatu kumpulan kegiatan yang diselenggarakan oleh dan atas nama rakyat. Negara-negara Asia dan Afrika pada dasarnya menerima konstitusionalisme, seperti Filipina dan Indonesia yang memiliki UUD sebagai suatu dokumen yang bermakna khas dan juga merupakan salah satu atribut