74
Pendidikan Kewarganegaraan X
i. Terhadap putusan pengadilan tingkat pertama dapat dimintakan banding
kepada pengadilan tinggi oleh pihak-pihak yang bersangkutan, kecuali undang- undang menentukan lain.
j. Semua putusan pengadilan hanya sah dan mempunyai kekuatan hukum apabila
diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum. k.
Setiap orang yang disangka, ditangkap, ditahan, dituntut, dan atau dihadapkan di depan pengadilan wajib dianggap tidak bersalah sebelum ada putusan
pengadilan yang menyatakan kesalahannya.
l. Semua pengadilan memeriksa, mengadili, dan memutus dengan sekurang-
kurangnya tiga orang hakim, kecuali undang-undang menentukan lain. m. Tidak seorang pun dapat dikenakan penangkapan, penahanan, penggeledahan,
dan penyitaan, selain atas perintah tertulis oleh kekuasaan yang sah dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam undang-undang.
n. Hakim wajib menggali, mengikuti, dan memahami nilai-nilai hukum dan rasa
keadilan yang hidup dalam masyarakat. Dalam mempertimbangkan berat ringannya pidana, hakim wajib memerhatikan pula sifat yang baik dan jahat
dari terdakwa.
o. Setiap orang yang ditangkap, ditahan, dituntut, atau diadili tanpa alasan
berdasarkan undang-undang atau karena kekeliruan mengenai orangnya atau hukum yang diterapkannya, berhak menuntut ganti kerugian dan rehabilitasi,
dan telah memperoleh kekuatan hukum tetap. Hal ini disebut dengan asas praduga tak bersalah.
p. Sidang pemeriksaan pengadilan adalah terbuka untuk umum, kecuali undang-
undang menuntut ganti kerugian dan rehabilitasi. q.
Tidak seorang pun dapat dihadapkan ke pengadilan selain daripada yang ditentukan oleh undang-undang.
r. Setiap orang yang tersangkut perkara berhak memperoleh bantuan hukum.
s. Terhadap putusan pengadilan dalam tingkat banding dapat kasasi kepada
Mahkamah Agung oleh pihak-pihak yang bersangkutan, kecuali undang- undang menentukan lain.
t. Terhadap putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap,
pihak-pihak yang bersangkutan dapat mengajukan peninjauan kembali kepada Mahkamah Agung apabila terdapat hal atau keadaan tertentu yang ditentukan
dalam undang-undang.
C. Sik
Sik Sik
Sik Sika
a a
a ap P
p P p P
p P p Positif
ositif ositif
ositif ositif terhada
terhada terhada
terhada terhadap Huk
p Huk p Huk
p Huk p Hukum dan P
um dan P um dan P
um dan P um dan Pener
ener ener
ener enera
a a
a apanny
panny panny
panny pannya
a a
a a
Tujuan dibuatnya hukum adalah untuk menjaga dan memelihara ketertiban dalam masyarakat dan sekaligus juga untuk memenuhi rasa keadilan manusia. Oleh sebab
itu, diperlukan sikap yang mampu mendukung ketentuan hukum yang berlaku agar
75
Bab 2
Sistem Hukum dan Peradilan Nasional
kehidupan masyarakat dalam berbangsa dan bernegara dapat berlangsung dengan aman, tenteram, dan tertib. Sikap terbuka, sikap objektif, dan sikap mengutamakan
kepentingan umum adalah contoh sikap yang mendukung ketentuan hukum.
1. Sikap terbuka
Sikap terbuka adalah sikap yang secara internal menunjukkan adanya keinginan dari setiap warga negara untuk membuka diri dalam memahami hukum
yang berlaku di dalam masyarakat. Dalam menghilangkan rasa curiga dan salah paham sangatlah penting sehingga dapat memupuk rasa saling percaya dalam
membangun persatuan dan kesatuan. Sikap terbuka dalam memahami ketentuan hukum yang berlaku dapat mencakup hal-hal berikut:
a. berupaya untuk tidak menutup-nutupi kesalahan;
b. berupaya selalu jujur dalam memahami ketentuan hukum;
c. sanggup menyatakan suatu ketentuan hukum adalah benar atau salah;
d. mau mengatakan apa adanya, benar atau salah.
2. Sikap objektifrasional
Bersikap objektif atau rasional merupakan sikap yang ditunjukkan oleh seseorang untuk memahami ketentuan-ketentuan hukum yang dikembalikan pada
fakta, data, dan dapat diterima oleh akal sehat. Seseorang yang mengedepankan objektivitas atau rasionalitas akan mampu berpikir jernih dan memiliki pendirian
kuat dalam menghadapi berbagai persoalan sehingga tidak mudah difitnah atau terombang-ambing oleh keadaan. Beberapa contoh sikap objektif yang dapat
ditunjukkan, antara lain,
a. menghargai orang lain sesuai dengan kemampuan, keahlian, atau profesinya;
b. mampu memberi penjelasan yang netral dan dapat diterima akal sehat bahwa
suatu pelaksanaan ketentuan hukum benar atau salah; c.
mampu menyatakan atau menunjukkan bahwa suatu ketentuan hukum benar atau salah dengan argumentasi yang baik;
d. sanggup menyatakan kekurangan atau kelemahannya jika orang lain lebih
baik; e.
sanggup menyatakan ya atau tidak untuk suatu pelaksanaan ketentuan hukum dengan segala konsekuensinya.
3. Sikap mengutamakan kepentingan umum
Kepentingan umum atau kepentingan orang lain pasti didahulukan di mana pun kita berada. Sikap mengutamakan kepentingan umum merupakan sikap
seseorang untuk menghargai atau menghormati orang lain yang dirasakan lebih membutuhkan atau penting untuk sesuatu yang lebih besar manfaatnya dalam
suatu kurun waktu tertentu. Dalam pelaksanaan ketentuan hukum, sikap mengutamakan kepentingan umum dapat dilihat pada beberapa contoh berikut
ini.
76
Pendidikan Kewarganegaraan X
a. Merelakan tanah atau bangunannya diambil oleh pemerintah untuk
kepentingan sarana jalan atau jembatan. b.
Membayar pajak bumi dan bangunan, kendaraan, perusahaan, dan lain-lain tepat pada waktunya.
c. Memenuhi tugas yang diberikan oleh atasan atau guru di sekolah sesuai
dengan kesepakatan. d.
Memberi tempat atau pertolongan kepada orang lain yang membutuhkan. e.
Memberikan jalan kepada orang lain untuk lebih dahulu menyeberang atau melewatinya.
Perbuatan yang sesuai dengan hukum harus diawali dengan membiasakan diri untuk hidup tertib dan tidak terbiasa melanggar peraturan atau hukum dengan cara
disengaja sekecil apapun perbuatan tersebut. Jika seseorang tidak terbiasa melanggar hukum, maka saat ia melanggar hukum ia akan cemas dan ketakutan. Dengan demikian,
dia dapat mengontrol perbuatannya. Adapun ciri-ciri orang yang berperilaku sesuai dengan hukum akan tampak dalam perbuatan berikut.
1. Tidak menyinggung perasaan orang lain
2. Tidak menimbulkan kerugian baik bagi diri sendiri maupun orang lain.
3. Disenangi masyarakat.
4. Mencerminkan sikap patuh pada hukum.
5. Menciptakan kesadaran hidup.
Dilihat di berbagai lingkungan kehidupan, perbuatan yang mencerminkan sikap patuh terhadap hukum sebagai berikut.
1. Lingkungan keluarga
a. Membayar Pajak Bumi dan Bangunan PBB.
b. Seluruh anggota keluarga dilengkapi akta kelahiran.
c. Setiap keluarga memiliki Kartu Keluarga KK.
d. Setiap warga yang sudah berusia 17 tahun memiliki KTP.
2. Lingkungan sekolah
a. Berseragam sekolah sesuai dengan ketentuan.
b. Tidak merusak citra sekolah.
c. Membayar uang administrasi sekolah tepat waktu.
d. Mengikuti pelajaran sesuai dengan jadwal.
3. Lingkungan masyarakat bangsa dan negara
a. Mematuhi ketentuan hukum yang berlaku.
b. mematuhi pemerintahan yang sah.
c. Mentaati undang-undang lalu lintas.
d. Memiliki SIM bagi pengendara motor.