Tabel 14 Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Lebak Menurut Kecamatan Tahun 2004-2008
No Kecamatan
2004 2005
2006 2007
2008 1
Malingping 2,30
1,84 2,68
-0,85 1,22
2 Wanasalam
1,84 2,68
2,96 2,49
3 Panggarangan
2,66 0,93
1,52 0,90
1,11 4
Cihara -
- 3,09
1,03 5
Bayah 4,93
1,34 1,38
0,84 1,19
6 Cilograng
1,34 1,38
3,69 2,14
7 Cibeber
-2,57 0,67
1,19 4,89
2,25 8
Cijaku 1,66
0,93 1,65
0,70 1,09
9 Cigemblong
- -
3,11 1,04
10 Banjarsari
1,61 1,11
-6,79 6,27
0,20 11
Cileles 2,77
1,73 13,54
-0,89 4,79
12 Gunungkencana
2,31 1,10
2,19 1,42
1,57 13
Bojongmanik 2,94
1,18 1,21
-1,94 0,15
14 Cirinten
- -
0,03 0,01
15 Leuwidamar
1,97 2,02
1,79 6,97
3,59 16
Muncang 1,09
1,69 1,59
-3,79 -0,17
17 Sobang
1,53 1,76
2,60 1,96
18 Cipanas
2,95 1,79
2,48 0,47
1,58 19
Lebakgedong -
- 1,45
0,48 20
Sajira 4,04
2,01 1,87
0,19 1,36
21 Cimarga
2,18 2,00
2,33 2,77
2,36 22
Cikulur 2,40
2,13 2,99
0,52 1,88
23 Warunggunung
2,33 2,64
2,85 -0,86
1,54 24
Cibadak 2,40
2,75 3,58
3,07 3,13
25 Rangkasbitung
3,67 1,65
2,59 -2,46
0,59 26
Kalanganyar -
- 0,10
0,03 27
Maja 1,49
2,59 2,19
0,85 1,88
28 Curugbitung
2,02 2,76
1,19 1,99
JUMLAH 2,38
1,69 2,21
1,32 1,74
Sumber : BPS Kabupaten Lebak, Tahun 2009
5.3 Infrastruktur Umum
Pembangunan infrastruktur adalah bagian integral dari pembangunan daerah. Infrastruktur merupakan roda penggerak pertumbuhan ekonomi, sosial
dan politik. Pertumbuhan dan perkembangan suatu wilayah sangat ditunjang oleh ketersediaan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh wilayah tersebut. Kondisi
sarana prasarana yang merupakan faktor pendorong percepatan pertumbuhan di
Kabupaten Lebak saat ini antara lain transportasi, jalan, terminal dan angkutan umum, perkeretaapian, irigasi, telekomunikasi, dan ketenagalistrikan.
Dengan demikian apabila faktor pendorong tidak dikelola dengan baik, maka ketidaknyamanan yang sering kali dikeluhkan oleh masyarakat mulai was-
was jika berada di pusat keramaian, bahkan ketika berada di dalam angkutan umum karena berbagai bentuk kejahatan. Hal ini akibat dari kesemrawutan
angkutan umum. Perubahan fungsi trotoar untuk pejalan kaki berubah menjadi tempat untuk menjajakan dagangan
Dalam penelitian ini, infrastruktur dibagi ke dalam tiga bagian, yakni infrastruktur umum, pendidikan dan kesehatan. Infrastruktur umum terdiri dari
sarana transportasi dan jalan, parasarana dan sarana utilitas pemukiman dan perumahan, telekomunikasi dan informasi, sumberdaya airirigasi,
ketenagalistrikan, sarana dan prasarana desa tertinggal. Tabel 15 Jumlah Ruas Jalan, Panjang dan Kondisi Jalan Kabupaten Di Kabupaten
Lebak Tahun 2004-2008 No.
Tahun Panjang
Ruas Jalan
KM Kondisi KM
Baik Sedang
Rusak Ringan
Rusak Berat
1 2004
827,80 464,30
246,00 54,90
62,60 2
2005 874,60
285,00 169,40
87,45 332,75
3 2006
892,20 285,00
168,60 87,55
351,05 4
2007 803,00
396,80 175,70
228,70 1,80
5 2008
856,21 477,61
124,75 134,00
119,85 Sumber : Dinas Bina Marga Kab. Lebak, Tahun 2009
Kondisi sarana dan prasarana jalan di Kabupaten Lebak adalah sebagai berikut :
Panjang Jalan Propinsi di Kabupaten Lebak adalah 302,87 Km, dengan jenis permukaan hotmix 218,87 Km dan permukaan lapen 84,00 Km dengan
kondisi baik 151,82 Km, kondisi sedang 8,95 Km, kondisi rusak ringan 75,00 Km dan kondisi rusak berat 67,10 Km. Apabila ditinjau dari kelas jalan, maka
terdapat 4,4 Km jalan kelas II dan 298,47 Km jalan kelas III.
Tabel 16 Jumlah Ruas Jalan, Panjang dan Kondisi Jalan Propinsi Di Kabupaten Lebak Tahun 2004-2008
No. Tahun
Panjang Ruas Jalan
KM Kondisi KM
Baik Sedang
Rusak Ringan
Rusak Berat 1
2004 107,61
61,39 45,34
0,86 -
2 2005
106,74 61,39
45,34 0,87
- 3
2006 107,61
61,39 45,34
0,87 -
4 2007
281,71 177,26
0,00 51,63
52,82 5
2008 267,65
29,03 94,47
15,42 128,73
Sumber : Dinas Bina Marga Kab. Lebak, Tahun 2009 Panjang jalan kabupaten adalah 856,21 Km, terdiri dari ruas-ruas jalan dalam
Kota Rangkasbitung sepanjang 57,87 Km dan ruas-ruas jalan luar kota sepanjang 798,34 Km dengan jenis permukaan hotmix 542,61 Km, lapen
40,25 Km, batu 179,55 Km dan tanah 93,80 Km dengan kondisi jalan baik 477,61 Km 55,78, kondisi sedang 124,75 Km 14,57, kondisi rusak
134,00 Km 15,65 dan rusak berat 119,85 Km 14. Panjang jalan desa di Kabupaten Lebak adalah 5.647,2 Km terdiri dari jalan
tanah sepanjang 2.571,85 Km dan jalan desa dengan kontruksi beraspal 3.075,35 Km, dengan kondisi baik 75,50 Km 2,45, kondisi sedang 812,40
Km 26,42 dan kondisi rusak 2.187,45 Km 71,13. Selain jalan nasional, Propinsi dan Kabupaten, pemerintah daerah juga
telah melakukan terobosan yang sangat signifikan dengan pencanangan dan penanganan Jalan Poros Desa melalui Program Hotmik Masuk Desa HMD.
Program tersebut mulai dilaksanakan pada tahun 2007 dan akan terus dilanjutkan pada tahun-tahun berikutnya dengan tetap menentukan prioritas ruas jalan poros
desa yang akan dibangun atau ditingkatkan berdasarkan kriteria yang telah kita tetapkan. Adapun jumlah penanganan jumlah poros desa yang sudah ditangani
dari tahun 2007 sampai dengan 2009 sepanjang 488,84 Km yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Lebak.
Tabel 17 Jumlah Ruas Jalan, Panjang dan Kondisi Jalan Nasional di Kabupaten Lebak Tahun 2004-2008
No. Tahun
Panjang Ruas
Jalan KM
Kondisi KM Baik
Sedang Rusak
Ringan Rusak
Berat 1
2004 130,34
78,33 35,37
16,64 -
2 2005
130,34 78,33
35,37 16,64
3 2006
130,34 78,33
35,37 16,64
- 4
2007 140,00
128,00 0,00
12,00 -
5 2008
NR NR
NR NR
NR Sumber : Dinas Bina Marga Kab. Lebak, Tahun 2008
Prasarana dan Sarana Utilitas permukiman dan perumahan di Kabupaten Lebak pada umumnya meliputi : penyediaan sarana air bersih, penanganan jalan
lingkungan, dan pembangunan serta rehabilitasi gedung-gedung pemerintahan dan bangunan lainnya.
Tabel 18 Jumlah Penanganan Jalan Poros Desa HMD di Kabupaten Lebak Tahun 2007-2009
No. Tahun
Jumlah Penanganan Km Keterangan
1 2007
104,37 Tersebar di seluruh Kecamatan
2 2008
190,04 Tersebar di seluruh Kecamatan
3 2009
194,43 Tersebar di seluruh Kecamatan
Jumlah 488,84
Sumber : Dinas Bina Marga Kab. Lebak, Tahun 2009 Penyediaan sarana dan prasarana air bersih di Kabupaten Lebak
dilaksanakan oleh tiga institusi, yaitu PDAM, Dinas Cipta Karya dan Dinas Kesehatan. Penyediaan sarana tersebut selalu terus dianggarkan setiap tahunnya
karena hal ini ditujukan untuk terus meningkatkan cakupan air bersih yang sampai dengan tahun 2010 baru mencapai 45,46 perkotaan dan perdesaaan. Untuk
lebih rincinya berikut kami gambarkan cakupan air bersih setiap kecamatan di Kabupaten Lebak sampai dengan tahun 2008.
Penyediaan air bersih oleh pemerintah daerah dipenuhi melalui pembangunan sarana MCK, sumur bor, sipas gravitasi dan sarana air bersih
lainnya. Selain pemenuhan kebutuhan air bersih, pada bidang keciptakaryaan Pemerintah daerah selalu meningkatkan dan menangani jalan pemukiman.
Peningkatan jalan pemukiman dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2009 sekarang ini baru mencapai 68,20 Km yang dialokasikan sebagian besar untuk di
perkotaan dan di lokasi-lokasi penyelenggaraan MTQ Kabupaten. Mengingat
masih banyak kondisi jalan lingkungan yang rusak dan tidak memadai untuk aksesibilitas, Pemerintah daerah perlu terus merencanakan pembangunan atau
peningkatan jalan lingkungan terutama di perdesaan. Tabel 19 Cakupan Air Bersih per Kecamatan Di Kabupaten Lebak Tahun 2008
No Kecamatan
Jumlah KK KK Terlayani
persentase 1
Rangkasbitung 20,864
14,417 69.10
2 Kalanganyar
7,236 3,808
52.63 3
Cibadak 12,559
10,156 80.87
4 Warunggunung
11,555 4,328
37.46 5
Cikulur 10,941
6,209 56.75
6 Sajira
9,433 6,563
69.57 7
Cipanas 11,314
6,296 55.65
8 Lebak Gedong
4,172 1,708
40.94 9
M A J A 11,316
6,468 57.16
10 Curugbitung
7,601 4,449
58.53 11
Muncang 6,980
2,484 35.59
12 Sobang
7,452 2,346
31.48 13
Cimarga 12,622
4,135 32.76
14 Leuwidamar
12,489 4,227
33.85 15
Cileles 12,776
1,134 8.88
16 Gunung Kencana
7,449 2,919
39.19 17
Cijaku 6,669
3,157 47.34
18 Cigemblong
5,284 1,221
23.11 19
Banjarsari 13,029
5,208 39.97
20 Malingping
18,604 9,790
52.62 21
Wanasalam 9,798
5,354 54.64
22 Bojongmanik
4,841 913
18.86 23
Cirinten 5,173
1,210 23.39
24 Panggarangan
9,215 6,983
75.78 25
Cihara 7,608
2,014 26.47
26 Bayah
10,315 2,016
19.54 27
Cilograng 5,720
1,707 29.84
28 Cibeber
14,981 5,158
34.43 Jumlah
277,996 126,378
45.46
Sumber : Kompilasi Dinas Kesehatan dan Dinas Cipta Karya, Tahun 2009 Sarana telekomunikasi di Kabupaten Lebak berdasarkan data tahun 2006
telah mampu mencapai kapasitas 17.796 SST dengan kapasitas yang telah dimanfaatkan sebanyak 8.079 SST 45,40 dan telah mampu menjangkau semua
kecamatan yang ada di Kabupaten Lebak. Selain itu untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat secara lebih luas, telah disediakan pula telepon umum dan
warung telekomunikasi sebanyak 425 buah. Kabupaten Lebak juga dilayani oleh jasa Pos dan Giro melalui PT. Pos Indonesia sebanyak 50 unit dengan klasifikasi 1
unit Kantor Pos Cabang Rangkasbitung, 9 unit Kantor Pos Kecamatan dan 40 unit Kantor Pos Desa.
Selain itu sarana telekomunikasi yang dapat diakses oleh masyarakat yaitu melalui penyediaan layanan seluler oleh beberapa provider yang mengembangkan
investasinya di Kabupaten Lebak. Hal ini dapat diketahui dengan terbangunnya
tower seluler yang tersebar di 28 kecamatan sebanyak 139 tower yang telah memiliki ijin pada akhir tahun 2007.
Kabupaten Lebak merupakan daerah penyangga stok pangan padi sawah di Propinsi Banten, mengingat kawasan Banten Utara yang meliputi daerah Serang,
Cilegon dan Tangerang yang sudah beralih fungsi penggunaan lahan pertaniannya menjadi lahan permukiman dan industri. Oleh karenanya pengembangan pertanian
padi sawah diarahkan ke Kabupaten Lebak dan Pandeglang sebagai wilayah pengembangan budidaya pertanian tanaman pangan dan hortikultura, konservasi
lahan kritis sebagai fungsi kawasan tangkapan air baku sungai dan situ yang berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai sumber air baku Irigasi.
Jaringan irigasi yang telah dibangun dan dikembangkan sejak PELITA I sampai dengan Tahun 2008 berdasarkan data Dinas Sumber Daya Air Kabupaten
Lebak adalah seluas 61.158 Ha yang meliputi : 1 Irigasi Pemerintah sebanyak 358 Unit 48.367 Ha yang terdiri dari :
a. Irigasi Teknis 17 Unit, luas areal potensial 13.030 Ha 21,31 b. Irigasi Semi Teknis 45 Unit, luas areal optensial 10.787 Ha 17,64
c. Irigasi Sederhana 247 unit, luas areal potensial 24.550 Ha 40,14 2 Irigasi Pedesaan 123 Unit, luas areal potensial 12.791 Ha 20.91
Dari total luas areal potensial tersebut di atas 61.158 Ha, jaringan Irigasi yang berfungsi pada tahun 2003 adalah seluas 24.300 Ha. Adapun penanganan
pembangunan baik pembangunan baru maupun rehabilitasi dari tahun 2004 sampai dengan 2008 sebanyak 243 daerah irigasi dengan luas areal 26.591 Ha
sehingga total luas potensial sampai dengan tahun 2008 adalah 50.921 Ha. Sedangkan potensi sawah tadah hujan baik yang bisa dikembangkan dan yang
tidak bisa dikembangkan adalah seluas 14.132 Ha dengan rincian : a. Sawah yang bisa dikembangkan seluas 4.386 Ha
b. Sawah yang tidak bisa dikembangkan seluas 9.746 Ha
Tabel 20 Rasio Elektrifikasi per Kecamatan Di Kabupaten Lebak Tahun 2008
No Kecamatan
Kebutuhan Kk Terlayani Kk
Terlayani 1
Maja 11,679
9,310 79.7
2 Rangkasbitung
28,459 22,392
78.7 3
Sajira 11,628
8,433 72.5
4 Cibadak
12,587 9,107
72.4 5
Gunungkencana 7,798
5,557 71.3
6 Cileles
10,840 7,332
67.6 7
Bayah 10,315
6,847 66.4
8 Cipanas
11,257 7,471
66.4 9
Malingping 14,669
9,571 65.2
10 Muncang
7,269 4,334
59.6 11
Cikulur 11,545
6,507 56.4
12 Curugbitung
7,281 3,804
52.2 13
Kalanganyar 6,718
3,499 52.1
14 Cimarga
14,246 7,227
50.7 15
Warunggunung 12,410
6,277 50.6
16 Panggarangan
9,065 4,244
46.8 17
Banjarsari 17,332
8,109 46.8
18 Bojongmanik
5,624 2,606
46.3 19
Cijaku 6,891
2,948 42.8
20 Leuwidamar
12,846 5,386
41.9 21
Sobang 7343
3023 41.2
22 Cibeber
15,505 6,290
40.6 23
Wanasalam 13,857
4,956 35.8
24 Lebakgedong
4,699 1,664
35.4 25
Cilograng 8,516
2,996 35.2
26 Cihara
7,414 2,354
31.8 27
Cirinten 6,074
1,739 28.6
28 Cigemblong
6,596 796
12.1 Jumlah
300,463 164,779
54.8
Sumber : Bappeda Kab. Lebak, Tahun 2009 Pembangunan di Kabupaten Lebak tidak terlepas dari dukungan sarana
dan prasarana energi listrik dalam upaya mendorong pertumbuhan perekonomiaan dan pembangunan lainnya. Energi listrik ini dipergunakan untuk keperluan
domestik dan industri. Berdasarkan data yang diolah dari PT. PLN Cabang Rangkasbitung, rasio elektrifikasi di kabupaten Lebak baru mencapai 54,58. Hal
ini menggambarkan bahwa setengah dari penduduk Kabupaten Lebak belum tersentuh oleh tenaga listrik. Berdasarkan tabel di atas, rasio elektrifikasi yang
tertinggi adalah Kecamatan Maja dan Rangkasbitung, sementara yang terendah terdapat di kecamatan Cigemblong dan kecamatan-kecamatan lain yang relatif
terisolir. Sedangkan untuk Penerangan Jalan Umum PJU yang sudah terpasang dan masuk kontrak dengan pihak PT. PLN sebanyak 2092 titik, dengan
mekanisme pengelolaan yang terpadu bersama Pemerintah Daerah.
BAB VI PENGARUH KINERJA PELAYANAN PUBLIK TERHADAP