Indeks Kelangsungan Hidup Kualitas Sumberdaya Manusia

Purchasing Power Parity. Gabungan ketiga indikator tersebut diharapkan mampu mengukur tingkat kesejahteraan dan keberhasilan pembangunan manusia di suatu wilayah. Dibandingkan dengan indeks komposit lain, IPM dinilai sebagai indikator yang cukup baik karena mencakup tiga sektor pembangunan yang dominan dan memiliki sumbangan yang cukup besar dalam membentuk kualitas sumberdaya manusia. Jika ketiga sektor tersebut mengalami peningkatan yang cukup berarti, maka secara langsung sumberdaya manusia yang dihasilkan akan menjadi lebih berkualitas. Namun hal tersebut bukanlah perkara yang mudah begitu saja dicapai, perlu kerja keras dari berbagai pihak untuk bisa merealisasikannya. Sama halnya dengan Kabupaten Lebak yang masih menjadi juru kunci IPM di Provinsi Banten, peningkatan IPM terbentur oleh berbagai macam faktor, mulai dari kendala anggaran, faktor akses transportasi, hingga etos budaya masyarakat itu sendiri yang pada akhirnya menjadi palang pintu terakhir peningkatan pembangunan manusia

6.4.1 Indeks Kelangsungan Hidup

Angka Harapan Hidup AHH menggambarkan tingkat kesehatan rata-rata yang telah dicapai suatu kelompok masyarakat. Angka harapan hidup berkaitan erat dengan derajat kesehatan masyarakat. Semakin tinggi angka harapan hidup, maka dapat diasosiasikan dengan tingginya derajat kesehatan masyarakat. Angka harapan hidup penduduk Kabupaten Lebak pada tahun 2008 adalah 63,1 tahun, yang dapat diartikan bahwa rata-rata masa hidup penduduk Kabupaten Lebak mulai dari lahir hingga meninggal adalah sekitar 63 tahun 1 bulan. AHH tahun 2008 tidak mengalami perubahan dibandingkan AHH tahun 2007. Angka Kelangsungan Hidup yang tidak berubah dari tahun sebelumnya dapat juga berarti bahwa perbaikan kualitas kesehatan penduduk sebagai implikasi dari program pembangunan kesehatan tidak berpengaruh secara signifikan. Pembangunan yang dilakukan sepanjang tahun 2007-2008 tidak memberikan dampak yang cukup berarti terhadap kualitas sumberdaya manusia, karena AHH penduduk di Kabupaten Lebak jalan di tempat, atau dengan kata lain tidak mengalami peningkatan. Seharusnya banyak hal yang dapat dilakukan untuk perbaikan kesehatan, diantaranya adalah mempermudah penduduk untuk mengakses fasilitas kesehatan. Semua itu dapat dilakukan dengan meningkatkan jumlah dan penyebaran tenaga paramedis dan dokter, dalam hal ini lebih sering disebut dengan tenaga kesehatan, sehingga rasio antara jumlah penduduk dengan tenaga kesehatan akan semakin mengecil. Selain itu, optimalisasi peran posyandu sebagai ujung tombak keberhasilan peningkatan kualitas kesehatan masyarakat di wilayah-wilayah yang sulit terjangkau, terutama untuk peningkatan kualitas kesehatan penduduk usia muda. Peningkatan kualitas Paraji dukun beranak diharapkan cukup signifikan menekan angka kematian bayi dan ibu melahirkan. Sumber : Bappeda Kab Lebak, Tahun 2009 Gambar 17 Tren Angka Harapan Hidup Lebak dan Rata-rata Provinsi Banten Periode Tahun 2000-2008 Bercermin dari daerah lain, jika dilihat perbandingan rata-rata angka harapan hidup, terlihat bahwa Kabupaten Lebak masih di bawah rata-rata provinsi. Gambar di atas menunjukan gap yang semakin lebar dari tahun ke tahun selama sembilan tahun terakhir 2000-2008. Hal tersebut menunjukan bahwa daerah lain mengalami percepatan angka harapan hidup yang lebih tinggi. Pada tahun 2003 perbandingan antara harapan hidup Kabupaten Lebak dengan Provinsi Banten masih 62,3 tahun berbanding 62,6 tahun, kemudian di tahun 2008 62,50 63,10 61,90 62,30 62,40 62,60 63,00 63,11 63,12 62,40 62,85 62,40 62,60 63,80 64,00 64,30 64,45 64,60 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 AHH Kab. Lebak AHH Prov. Banten perbandingannya semakin menjauh, dimana 63,1 tahun untuk Kabupaten Lebak berbanding 64,60 untuk Provinsi banten. Indeks Kelangsungan Hidup merupakan konversi Angka Harapan Hidup dalam persen terhadap rentang angka harapan hidup yang dapat dicapai di Indonsia. Tahun 2008, angka harapan hidup sebesar 63,1 tahun setara dengan 63,60 persen pencapaian indeks. Hal ini mengindikasikan bahwa Angka Harapan Hidup Kabupaten Lebak masih terbuka lebar untuk dapat ditingkatkan. Namun meningkatkan angka harapan hidup bukanlah program yang dapat secara langsung dirasakan hasilnya, tetapi program peningkatan AHH adalah program yang membutuhkan investasi yang sangat besar khususnya dalam hal pembiayaan program dan waktu yang juga cukup panjang. Karena angka harapan hidup berhubungan dengan komposisi dan struktur umur penduduk serta jumlah penduduk yang menjadi sasaran program kesehatan. Tabel 29 Perkembangan Angka Harapan Hidup dan Indeks Kelangsungan Hidup Kabupaten Lebak dan Rata-Rata Provinsi Banten, Tahun 2000-2008 Tahun Angka Harapan Hidup Indeks Kelangsungan Hidup Kab. Lebak Prov. Banten Kab. Lebak Prov. Banten 2000 62.50 62.40 62.50 62.33 2001 62.85 63.10 63.08 63.50 2002 61.90 62.40 61.50 62.33 2003 62.30 62.60 62.17 62.67 2004 62.40 63.80 62.33 64.67 2005 62.60 64.00 62.67 65.00 2006 63.00 64.30 63.33 65.50 2007 63.11 64.45 63.52 65.55 2008 63.12 64.60 63.60 66.60 Sumber : Bappeda Kabupaten Lebak, Tahun 2010

6.4.2 Indeks Melek Huruf dan Indeks Lama Sekolah