Analisis Penilaian Sikap Masyarakat terhadap Kinerja Pelayanan

memiliki rasio sangat rendah adalah Kecamatan Sobang, Kalang Anyar, Cirinten, Cigemblong dan Cihara. Kondisi rasio perbandingan antara jumlah bangunan dan penduduk, serta jumlah guru dengan murid memiliki kesamaan kondisi. Sebagian besar kecamatan yang memiliki kondisi rasio cukup tinggi adalah kecamatan yang secara transportasi darat lebih mudah diakses seperti Rangkasbitung, Cibeber, Panggarangan, Warunggunung dan Banjarsari. Lain halnya dengan kecamatan yang relatif lebih sulit diakses, kecamatan tersebut memiliki rasio yang lebih rendah, contohnya seperti Cigemblong, Lebak Gedong, Maja, Sobang, Cirinten dan Cihara.

6.1.2 Analisis Penilaian Sikap Masyarakat terhadap Kinerja Pelayanan

Publik Sektor Pendidikan Hasil analisis penilaian sikap masyarakat terhadap kinerja pelayanan publik pendidikan Pemkab Lebak pada wilayah tertinggal dapat dilihat pada Tabel 29. Berdasarkan Tabel 29 terlihat bahwa penilaian sikap masyarakat terhadap kinerja pelayanan publik bidang pendidikan Pemkab Lebak pada wilayah tertinggal adalah buruk dengan nilai 2.667. Atribut standar pelayanan pendidikan dasar dan menengah pada manajerial Pemkab Lebak dinilai masih buruk. Hal ini dapat dilihat dari hasil penilaian evaluasi dan kepercayaan responden terhadap yang masih ada di bawah rata-rata dan menilai biasa atau sedang. Atribut-atribut produk pelayanan publik pendidikan Pemkab Lebak akan dibagi ke dalam empat kuadran yang mencerminkan kondisi kepentingan dan kinerja dari masing-masing atribut tersebut. Empat kuadran tersebut terdiri dari : Pertama, kuadran I prioritas utama dengan tingkat kepentingan tinggi dan kinerja atribut rendah. Kedua, kuadran II pertahankan prestasi dengan tingkat kepentingan dan kinerja atribut tinggi. Ketiga, kuadran III prioritas rendah dengan tingkat kepentingan dan kinerja rendah. Keempat, kuadran IV berlebihan dengan tingkat kepentingan rendah tetapi kinerja tinggi. Tabel 22 Analisis Penilaian Sikap Masyarakat Terhadap Kinerja Pelayanan Publik Pendidikan Pemkab Lebak pada Wilayah Tertinggal Atribut b i e Y i b X i - e i Interpretasi Kuadran 1. Ketersediaan jumlah satuan pendidikan 2. Standar jumlah rombongan belajar dan ketersediaan ruang kelas 3. Ketersediaan ruang laboratorium IPA dan peralatan eksperimen 4. Ketersesiaan ruang guru, tenaga kependidikan dan kepala sekolah 5. Ketersediaan kuantitas rasio guru dengan muridpeserta didik 6. Katersediaan guru per mata pelajaran 7. Guru berkualifikasi S1 8. Guru bersertifikat 9. Sertifikasi guru untuk masing-masing mata pelajaran 10. Kepala Sekolah bersertifikat dan S1 untuk sekolah dasar 11. Kepala Sekolah bersertifikat dan S1 untuk sekolah menengah 12. Pengawas bersertifikat dan kualifikasi S1 13. Rencana pengembangan kurikulum pembelajaran efektif 14. Kunjungan pengawas ke sekolah tiap bulan selama 3 jam 15. Buku teks bersertifikat 16. Pemenuhan buku teks sesuai jumlah SPM per jumlah sekolah 17. Penyediaan satu set peraga IPA 18. Ketersediaan buku pengayaan dan referensi 19. Guru mengajar 35 jam per minggu 20. Proses pembelajaran selama 34 minggu per tahun 21. Penerapan kurikulum sesuai tingkat satuan pendidikan 22. Penerapan rencana pelaksanaan pembelajaran pada guru 23. penerapan program penilaian pembelajaran 24. Supervisi kepala sekolah ke dalam kelas 25. penyampaian oleh guru laporan evaluasi prestasi belajar 26. Penyampaian laporan hasil ujian oleh kepala sekolah 27. Penerapan pronsip manajemen berbasis sekolah 4,90 4,78 4,83 4,85 4,85 4,33 4,55 4,75 4,65 4,28 4,30 4,73 4,70 4,73 4,53 4,15 4,80 4,63 4,45 4,45 4,25 4,38 4,25 4,30 4,05 4,30 4,15 3,00 2,28 2,75 2,33 2,20 2,15 2,20 3,08 2,63 2,65 2,95 2,48 2,98 2,65 2,30 2,00 2,03 2,13 2,40 2,40 2,78 2,83 2,55 2,63 2,13 2,03 2,38 1,90 2,20 2,55 2,53 2,65 2,18 2,35 1,68 2,03 1,63 1,35 2,25 1,73 2,08 2,23 2,15 2,78 2,50 2,05 2,05 1,48 1,55 1,70 1,68 1,93 2,28 1,78 Biasa Biasa Biasa Biasa Biasa Buruk Buruk Biasa Biasa Biasa Biasa Biasa Biasa Biasa Buruk Buruk Buruk Buruk Biasa Biasa Biasa Biasa Biasa Biasa Buruk Buruk Buruk II I II I I III I II II IV IV II II I III III I I III III IV IV IV IV III III III 4,53 2,47 Total Skor ∑ e i 2.667 40 x 27 Interpretasi Penilaian Buruk Sumber: Hasil Perhitungan, Tahun 2010 Kuadran-kuadran ini dipisahkan oleh garis pembagi yang merupakan nilai total rata-rata dari tingkat kepentingan Y dan nilai total rata-rata dari tingkat kinerja X dari atribut kinerja pelayanan publik Pemkab Lebak. Tabel 29 menggambarkan skor rata-rata tingkat kepentingan dan kinerja pelayanan publik bidang pendidikan di wilayah khusus atau tertinggal secara keseluruhan. Pada Gambar 31 dapat dilihat posisi penempatan masing-masing atribut di dalam diagram kartesius. Diagram kartesius dibagi ke dalam empat kuadran dengan garis tengah pembagi berdasarkan nilai total rata-rata tingkat kepentingan Y yaitu sebesar 4,53 dan nilai total rata-rata tingkat kinerja X yaitu sebesar 2,47. Hasil ringkasan matriks posisi kuadran IPA, terdapat tujuh atribut yang menjadi prioritas utama yakni standar jumlah rombongan belajar dengan ruangan, ketersediaan ruang tenaga kependidikan, rasio guru dengan peserta didik, guru berkualifikasi S1, kunjungan pengawas sekolah, penyediaan peraga IPA serta ketersediaan buku pengayaan dan referensi. Terdapat enam atribut yang perlu dipertahankan prestasinya atau berada di kuadran II yakni ketersediaan jumlah satuan pendidikan, ruang lab dan peralatan eksperimen, guru bersertifikat, sertifikasi guru masing-masing mata pelajaran, pengawas berkualifikasi S1 dan bersertifikat dan kurikulum pembelajaran efektif. Sumber : Hasil Perhitungan, Tahun 2010 Gambar 13 Matriks Posisi Kuadran IPA Pelayanan Publik Bidang Pendidikan Kabupaten lebak Di Wilayah Tertinggal Kuadran III atau prioritas rendah terdiri dari delapan atribut yakni ketersediaan guru per mata pelajaran, buku teks bersertifikat, pemenuhan kuantitas jumlah buku tiap sekolah, guru mengajar 35 jam per minggu, proses pembelajaran 34 minggu per tahun, laporan evaluasi prestasi belajar oleh guru, laporan hasil ujian oleh kepala sekolah, penerapan manajemen berbasis sekolah. Sedangkan terdapat enam atribut yang masuk ke dalam kuadran IV yakni kepala sekolah kualifikasi S1 dan bersertifikat untuk sekolah dasar, kepala sekolah kualifikasi S1 dan bersertifikat untuk sekolah menengah, kurikulum sesuai tingkat satuan pendidikan, rencana pelaksanaan pembelajaran oleh guru, program penialain pembelajaran, supervisi kepala sekolah ke dalam kelas. 1 2 3 4 5 6 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 Ti ng k a t K e pe nt ing a n Kinerja Pelayana Publik Tabel 23 Ringkasan Matriks Posisi Kuadran IPA Pelayanan Publik Bidang Pendidikan Kabupaten lebak Di Wilayah Tertinggal Kuadran I Prioritas Utama 1. Standar jumlah rombongan belajar dengan ruangan 2. Ketersediaan ruang tenaga kependidikan 3. Rasio guru dengan peserta didik 4. Guru berkualifikasi S1 5. Kunjungan pengawas sekolah 6. Penyediaan peraga IPA 7. Ketersediaan buku pengayaan dan referensi Kuadran II Pertahankan Prestasi 1. Ketersediaan jumlah satuan pendidikan 2. Ruang Lab dan peralatan eksperimen 3. Guru bersertifikat 4. Sertifikasi guru masing-masing mata pelajaran 5. Pengawas berkualifikasi S1 dan bersertifikat 6. Kurikulum pembelajaran efektif Kuadran III Prioritas Rendah 1. Ketersediaan guru per mata pelajaran 2. Buku teks bersertifikat 3. Pemenuhan kuantitas jumlah buku tiap sekolah 4. Guru mengajar 35 jam per minggu 5. Proses pembelajaran 34 minggu per tahun 6. Laporan evaluasi prestasi belajar oleh guru 7. Laporan hasil ujian oleh kepala sekolah 8. Penerapan manajemen berbasis sekolah Kuadran IV Berlebihan 1. Kepala sekolah kualifikasi S1 dan bersertifikat untuk sekolah dasar 2. Kepala sekolah kualifikasi S1 dan bersertifikat untuk sekolah menengah 3. Kurikulum sesuai tingkat satuan pendidikan 4. Rencana pelaksanaan pembelajaran oleh guru 5. Program penilaian pembelajaran 6. Supervisi kepala sekolah ke dalam kelas Sumber : Hasil Perhitungan, Tahun 2010

6.1.2.1 Kuadran I Prioritas Utama

Kuadran I diagram kartesius Important Performance Analysis IPA berarti tingkat kepentingan dari suatu atribut pelayanan publik dianggap oleh masyarakat adalah sangat penting, tetapi kinerja dari atribut ini biasa saja. Dengan demikian atribut ini harus menjadi prioritas utama bagi Pemkab Lebak untuk meningkatkan kepuasan masyarakat.

6.1.2.1.1 Standar Jumlah Rombongan Belajar dengan Ruangan

Atribut standar jumlah rombongan belajar dengan ruangan mendapat skor evaluasi kurang memuaskan dengan nilai 2,28. Sedangkan skor kepercayaan sebesar 4,78 dengan selisih cukup besar yakni 2,20. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat masih menilai kinerja pelayanan publik pendidikan Pemkab Lebak di wilayah tertinggal lebih buruk atau di bawah standar dibandingkan dengan harapan yang masyarakat inginkan. Masih terdapat banyak sekolah yang perserta didiknya belum memenuhi syarat maksimal 32 untuk sekolah dasar dan maksimal 36 orang untuk sekolah menengah. Selain itu, sebagian besar sekolah di wilayah tertinggal masih kekurangan ruangan, sehingga perlu pergiliran penggunaan ruangan untuk belajar. Oleh karena itu, pemerintah daerah harus meningkatkan kinerja karena standar jumlah rombongan belajar dan ketersediaan ruangan merupakan prioritas utama pilihan masyarakat di wilayah khusus.

6.1.2.1.2 Ketersediaan Ruang Tenaga Kependidikan

Atribut ketersediaan ruang tenaga kependidikan mendapat skor evaluasi kurang memuaskan dengan nilai 2,33. Sedangkan skor kepercayaan sebesar 4,85 dengan selisih cukup besar yakni 2,53. Kondisi ketersediaan ruang tenaga kependidikan pada beberapa sekolah khususnya sekolah dasar di daerah atau wilayah tertinggal masih belum memenuhi standar pelayanan minimal pendidikan. Dimana belum tersedia satu ruangan guru yang dilengkapi dengan meja dan kursi untuk setiap guru, kepala sekolah dan tenaga kependidikan lainnya. Sedangkan penyediaan ruang kepala sekolah yang terpisah dari ruang guru pada sekolah menengah belum terpenuhi semua.

6.1.2.1.3 Rasio Guru dengan Peserta Didik

Atribut rasio guru dengan peserta didik mendapat skor evaluasi kinerja kurang memuaskan dengan nilai 2,20. Sedangkan skor kepercayaan atau tingkat kepentingan sebesar 4,85 dengan selisih cukup besar yakni 2,65. Rasio guru dengan peserta didik pada beberapa sekolah baik pada sekolah dasar maupun menengah di daerah atau wilayah tertinggal masih belum memenuhi standar pelayanan minimal pendidikan. Belum seluruh SDMI menyediakan satu orang guru untuk setiap 32 peserta didik dan 6 orang guru untuk setiap satuan pendidikan. Rasio guru dengan murid ini tentu saja menjadi salah satu faktor yang sangat mempengaruhi pelayanan pendidikan dan juga perkembangan pendidikan anak didik. Karena guru adalah fasilitator utama dalam penyampaian materi- materi pembelajaran di sekolah.

6.1.2.1.4 Guru Berkualifikasi S1 Sarjana

Atribut guru berkualifikasi S1 Sarjana mendapat skor evaluasi kinerja kurang memuaskan dengan nilai 2,20. Sedangkan skor kepercayaan atau tingkat kepentingan sebesar 4,55 dengan selisih 2,35. Ketersediaan guru yang berkualifikasi S1 atau sarjana pada beberapa sekolah baik pada sekolah dasar maupun menengah di daerah atau wilayah tertinggal masih belum memenuhi standar pelayanan minimal pendidikan. SDMI dan SMPSMA seharusnya mampu menyediakan dua orang guru yang memenuhi kualifikasi standar akademik S1 atau sarjana. Standar pelayanan minimal berupa sarjana S1 ini mengacu pada standar pelayanan pendidikan yang mengharuskan seluruh tenaga pengajar memiliki kemampuan terhadap keilmuannya.

6.1.2.1.5 Kunjungan Pengawas Sekolah

Atribut kunjungan pengawas sekolah mendapat skor evaluasi kinerja kurang memuaskan dengan nilai 2,65. Sedangkan skor kepercayaan atau tingkat kepentingan sebesar 4,73 dengan selisih 2,08. Kunjungan pengawas ke seluruh satuan pendidikan dilakukan satu kali setiap bulan dan setiap kunjungan dilakukan selama 3 jam untuk melakukan supervisi dan pembinaan. Supervisi dan pembinaan ini diharapkan dapat meningkatkan kinerja dan memberikan evaluasi program pendidikan sehingga dapat dilakukan perbaikan demi kemajuan proses pembelajaran peserta didik.

6.1.2.1.6 Penyediaan Peraga IPA

Atribut penyediaan peraga IPA mendapat skor evaluasi kinerja kurang memuaskan dengan nilai 2,03. Sedangkan skor kepercayaan atau tingkat kepentingan sebesar 4,80 dengan selisih 2,78. Penyediaan peraga IPA yang dimaksud adalah satu set peraga IPA dan bahan yang terdiri dari kerangka manusia, model tubuh manusia, bola dunia globe, contoh peralatan optik, kit IPA untuk eksperimen dasar dan poster IPA. Peraga IPA ini tentu saja sangat substansial untuk menyokong pelajaran teks dengan praktek langsung.

6.1.2.1.7 Ketersediaan Buku Pengayaan dan Referensi

Atribut ketersediaan buku pengayaan dan referensi mendapat skor evaluasi kinerja kurang memuaskan dengan nilai 2,13. Sedangkan skor kepercayaan atau tingkat kepentingan sebesar 4,63 dengan selisih 2,13. Untuk tingkat sekolah dasar, SDMI minimal harus memiliki 100 judul buku pengayaan dan 10 buku referensi. Sedangkan pada tingkat sekolah menengah harus memiliki 200 judul buku pengayaan dan 20 buku referensi. Buku pengayaan tersebut merupakan salah satu gerbang dalam membuka khasanah ilmu pengetahun. Sehingga peserta didik dalam hal ini pelajar akan memiliki tambahan pengetahuan yang mungkin tidak didapat di dalam kelas. Sama halnya dengan buku referensi yang juga menjadi alat pendukung dalam proses belajar.

6.1.2.2 Kuadran II Pertahankan Prestasi

Kuadran II diagram kartesius Important Performance Analysis IPA berarti tingkat kepentingan suatu atribut produk kebijakan publik dianggap oleh masyarakat adalah sangat penting dan kinerja atribut ini dianggap sudah baik. Dengan demikian atribut tersebut harus dipertahankan oleh Pemkab Lebak dalam memberikan pelayanan publik kepada masyarakat sehingga masyarakat merasa puas dan loyal kepada pemerintah. Tingkat kepuasan dan loyalitas masyarakat ini secara langsung tentu akan mendukung program pembangunan baik dalam tingkat lokal atau daerah maupun nasional.

6.1.2.2.1 Ketersediaan Jumlah Satuan Pendidikan

Atribut ketersediaan jumlah satuan pendidikan mendapatkan skor evaluasi yang cukup baik dengan skor 3,00. Sedangkan skor kepercayaan adalah 4,90 dengan selisih sebesar 1,90. Masyarakat telah menilai bahwa ketersediaan jumlah satuan pendidikan sudah cukup memenuhi kebutuhan dasar dalam melayani masyarakat. Ketersediaan ini berupa tersedianya satuan pendidikan pada pemukiman padat penduduk di atas 1.000 orang. Untuk sekolah dasar, jarak maksimal yang mampu diakses penduduk adalah 3 km, sekolah menengah pertama jarak maksimalnya adalah 6 km, dan sekolah menengah atas adalah 10 km.

6.1.2.2.2 Ruang Lab dan Peralatan Eksperimen

Atribut ruang laboratorium dan peralatan eksperimen mendapatkan skor evaluasi yang cukup baik di atas rata-rata dengan skor 2,75. Sedangkan skor kepercayaan adalah 4,83 dengan selisih sebesar 2,55. Ketersediaan laboratorium ini berupa adanya satu ruangan khusus yang digunakan untuk laboratorium IPA yang dilengkapi dengan meja dan kursi untuk 36 peserta didik. Selain itu juga, perlu disediakannya satu set peralatan praktek IPA untuk demonstrasi dan eksperimen. Laboratorium dan peralatan eksperimen ini akan menjadi wahana bagi peserta didik dalam memacu kreativitas dan inovasi dalam bidang ilmu alam serta menstimulus rasa keingintahuan.

6.1.2.2.3 Guru Bersertifikat

Atribut guru bersertifikat mendapatkan skor evaluasi yang cukup baik di atas rata-rata dengan skor 3,08. Sedangkan skor kepercayaan adalah 4,75 dengan selisih sebesar 1,68. Pada tingkat sekolah dasar, minimal tersedia dua orang guru yang telah memiliki sertifikat pendidik. Sedangkan untuk tingkat sekolah menengah, minimal telah tersedia 20 persen dari keseluruhan jumlah guru. Sertifikasi ini merupakan salah satu program departemen pendidikan nasional dalam meningkatkan kualitas tenaga pengajar secara menyeluruh untuk seluruh daerah. Kualitas tenaga pengajar harus memenuhi empat kriteria utama berupa kemampuan pedagogik, kepribadian, profesional dan juga sosial.

6.1.2.2.4 Sertifikasi Guru Masing-masing Mata Pelajaran

Atribut sertifikasi guru pada masing-masing mata pelajaran mendapatkan skor evaluasi yang cukup baik di atas rata-rata dengan skor 2,63. Sedangkan skor kepercayaan adalah 4,65 dengan selisih sebesar 2,03. Sertifikasi guru ini berupa adalanya masing-masing satu orang untuk mata pelajaran matematika, IPA, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Sertifikasi guru pada masing-masing mata pelajaran ini tujuan akhirnya adalah untuk meningkatkan mutu tenaga pengajar dan juga meningkatkan prestasi akademik peserta didik. Masyarakat menilai bahwa pelayanan pemerintah dalam hal ketersediaan sertifikasi guru masing- masing mata pelajaran ini sudah cukup baik sehingga minimal perlu dipertahankan performansinya.

6.1.2.2.5 Pengawas berkualifikasi S1 dan bersertifikat

Atribut pengawas berkualifikasi S1 dan juga bersertifikat mendapatkan skor evaluasi yang cukup baik di atas rata-rata dengan skor 2,48. Sedangkan skor kepercayaan adalah 4,73 dengan selisih sebesar 2,25. Kabupaten minimal harus memiliki pengawas sekolah yang telah berkualifikasi S1 dan juga telah memiliki sertifikat pendidik. Sertifikasi ini telah menjadi hal yang mutlak dilaksanakan karena terkait dengan profesionalitas seorang pengawas dalam menjalankan tugasnya untuk pengawasan sekolah.

6.1.2.2.6 Kurikulum Pembelajaran Efektif

Atribut kurikulum pembelajaran yang efektif mendapatkan skor evaluasi yang cukup baik di atas rata-rata dengan skor 2,98. Sedangkan skor kepercayaan adalah 4,70 dengan selisih sebesar 1,73. Pemerintah kabupaten perlu memiliki rencana dan melaksanakan kegiatan untuk membantu satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum dan proses pembelajaran yang efektif. Pembelajaran yang efektif ini erat hubungannya dengan sistem pembelajaran yang interaktif, inspiratif, partisipatif, prakarsa, kreatif, mengembangkan bakat, minat, fisik dan psikis peserta didik dalam proses pembelajaran.

6.1.2.3 Kuadran III Prioritas Rendah

Kuadran III diagram kartesius Important Performance Analysis IPA berarti tingkat kepentingan dan tingkat kinerja dari suatu atribut produk dianggap rendah oleh masyarakat. Sehingga atribut ini harus diperbaiki kinerjanya setelah pihak Pemkab Lebak memperbaiki kinerja atribut yang terdapat pada kuadran I dan mampu mempertahankan kinerja yang baik pada kuadran II.

6.1.2.3.1 Ketersediaan Guru per Mata Pelajaran

Atribut guru per mata pelajaran mendapatkan skor evaluasi yang kurang memuaskan di bawah rata-rata dengan skor 2,15. Sedangkan skor kepercayaan adalah 4,33 dengan selisih sebesar 2,18. Ketersediaan guru pada tiap mata pelajaran pada sekolah menengah ini ditunjukkan dengan menyediakan satu orang guru untuk setiap mata pelajaran. Karena biar bagaimanapun, spesifikasi tenaga pendidikan ini sangat menentukan dalam proses pembelajaran dalam sekolah menengah. Proses pembelajaran yang efektif perlu ditunjang oleh ketersediaan guru yang sesuai dengan tiap mata pelajaran sekolah tingkat menengah.

6.1.2.3.2 Buku Teks Bersertifikat

Atribut buku teks bersertifikat mendapatkan skor evaluasi yang kurang memuaskan di bawah rata-rata dengan skor 2,30. Sedangkan skor kepercayaan adalah 4,53 dengan selisih sebesar 2,23. SDMI harus mampu menyediakan buku teks yang sudah disertifikasi oleh pemerintah, mencakup mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, IPA dan IPS dengan perbandingan satu set untuk setiap peserta didik. Sedangkan untuk sekolah menengah, mampu menyediakan buku teks yang sudah disertifikasi oleh pemerintah mencakup semua mata pelajaran dengan perbandingan satu set untuk setiap peserta didik.

6.1.2.3.3 Pemenuhan Kuantitas Jumlah Buku Tiap Sekolah

Atribut pemenuhan kuantitas jumlah buku tiap sekolah mendapatkan skor evaluasi yang kurang memuaskan di bawah rata-rata dengan skor 2,00. Sedangkan skor kepercayaan adalah 4,15 dengan selisih sebesar 2,15. Pemenuhan kuantitas ini terkait dengan sudah terpenuhinya sesuai dengan standar pelayanan minimum per jumlah sekolah di wilayah kabupaten atau kota. Kurang puasnya masyarakat ini disebabkan oleh belum teredianya buku teks sesuai standar pelayanan minimal di tiap sekolah. Sehingga pemerintah harus segera melakukan langkah strategis dengan memenuhi kuantitas minimal jumlah buku teks tiap sekolah di Kabupaten Lebak.

6.1.2.3.4 Guru Mengajar 35 Jam per Minggu

Atribut guru mengajar selama 35 jam per minggu mendapatkan skor evaluasi yang kurang memuaskan di bawah rata-rata dengan skor 2,40. Sedangkan skor kepercayaan adalah 4,45 dengan selisih sebesar 2,05. Standar pelayanan minimal ini mendeskripsikan bahwa setiap guru tetap bekerja selama 35 jam per minggu di setiap satuan pendidikan. Rincian mengajar ini termasuk melakukan tatap muka dikelas, merencanakan pembelajaran, membimbing peserta didik dan melaksanakan tugas tambahan lainnya.

6.1.2.3.5 Proses Pembelajaran 34 Minggu per Tahun

Atribut proses pembelajaran 34 minggu per tahun mendapatkan skor evaluasi yang kurang memuaskan di bawah rata-rata dengan skor 2,40. Sedangkan skor kepercayaan adalah 4,45 dengan selisih sebesar 2,05. Standar pelayanan minimal pendidikan menjelaskan bahwa setiap satuan pendidikan wajib menyelenggarakan proses pembelajaran selama 24 minggu per tahun. Kegiatan tatap muka terdiri dari kela I-II selama 18 jam per minggu, kelas III selama 24 jam per minggu, IV-VI selama 27 jam per minggu dan kelas VII-IX selama 27 jam per minggu.

6.1.2.3.6 Laporan evaluasi prestasi belajar oleh guru

Atribut laporan evaluasi prestasi belajar oleh guru mendapatkan skor evaluasi yang kurang memuaskan di bawah rata-rata dengan skor 2,13. Sedangkan skor kepercayaan adalah 4,05 dengan selisih sebesar 1,93. Dalam proses belajar mengajar, setiap guru menyampaikan laporan hasil evaluasi mata pelajaran serta hasil evaluasi peserta didik kepada kepala sekolah pada akhir semester. Laporan tersebut dalam bentuk laporan prestasi belajar peserta didik.

6.1.2.3.7 Laporan Hasil Ujian oleh Kepala Sekolah

Atribut laporan hasil ujian oleh kepala sekolah mendapatkan skor evaluasi yang kurang memuaskan di bawah rata-rata dengan skor 2,03. Sedangkan skor kepercayaan adalah 4,30 dengan selisih sebesar 2,38. Setiap kepala sekolah dalam satuan pendidikan wajib menyampaikan laporan akhir ulangan akhir semester UAS dan ulangan kenaikan kelas UKK serta yang terakhir adalah ujian akhir sekolah atau ujian nasional UN kepada orang tuawali peserta didik pada setiap akhir semester.

6.1.2.3.8 Penerapan manajemen berbasis sekolah

Atribut penerapan manajeman berbasis sekolah mendapatkan skor evaluasi yang kurang memuaskan di bawah rata-rata dengan skor 2,38. Sedangkan skor kepercayaan adalah 4,15 dengan selisih sebesar 1,78. Berdasarkan undang-undang sistem pendidikan nasional dan standar pelayanan pendidikan, maka setiap satuan pendidikan wajib menerapkan prinsip-prinsip manajemen berbasis sekolah MBS. Manajemen berbasis sekolah tersebut meliputi rencana kerja tahunan, laporan tahunan dan komite sekolah yang berfungsi dengan baik.

6.1.2.4 Kuadran IV Berlebihan

Kuadran IV diagram kartesius Important Performance Analysis IPA berarti tingkat kepentingan rendah dan tingkat kinerja dari suatu atribut produk dianggap tinggi oleh masyarakat. Dengan demikian terjadi kesalahan prioritas dalam pengalokasian sumber daya. Sehingga pemerintah perlu melakukan perbaikan strategi kebijakan dan program pembangunan yang akan diimplementasikan pada periode selanjutnya. Dengan perbaikan kebijakan tersebut diharapkan mampu meningkatkan efektifitas penyerapan dan disiplin penggunaan anggaran belanja daerah yang tepat guna.

6.1.2.4.1 Kepala Sekolah Kualifikasi S1 dan Bersertifikat Untuk Sekolah

Dasar Atribut kepala sekolah berkualifikasi S1 dan bersertifikat pendidik untuk sekolah dasar mendapatkan skor evaluasi yang cukup memuaskan di bawah rata- rata dengan skor 2,65. Namun tingkat kepercayaan dan harapan masyarakat di atas rata-rata dengan skor kepercayaannya adalah 4,28 dengan selisih sebesar 1,63. Standar pelayanan minimal ini menunjukkan agar kabupaten atau kota telah memiliki kepala SDMI berkualifikasi akademik S1 dan juga telah memiliki sertifikat pendidik. Pelayanan atribut ini dinilai telah cukup baik oleh masyarakat, akan tetapi tingkat kepercayaan masyarakat di bawah rata-rata. Artinya masyarakat lebih menghendaki atribut lain sebagai prioritas pembangunan di sektor pendidikan.

6.1.2.4.2 Kepala Sekolah Kualifikasi S1 dan Bersertifikat Untuk Sekolah

Menengah Atribut kepala sekolah berkualifikasi S1 dan bersertifikat pendidik untuk sekolah menengah mendapatkan skor evaluasi yang cukup memuaskan di atas rata-rata dengan skor 2,95. Namun tingkat kepercayaan dan harapan masyarakat di bawah rata-rata dengan skor kepercayaannya adalah 4,30 dengan selisih sebesar 1,35. Standar pelayanan minimal ini menunjuk agar kabupaten atau kota telah memiliki kepala SMPSMA berkualifikasi akademik S1 dan juga telah memiliki sertifikat pendidik. Pelayanan atribut ini dinilai telah cukup baik oleh masyarakat, akan tetapi tingkat kepercayaan masyarakat di bawah rata-rata dimana masyarakat lebih menginginkan atribut lain sebagai prioritas pembangunan dalam sektor pendidikan.

6.1.2.4.3 Kurikulum Sesuai Tingkat Satuan Pendidikan

Atribut kurikulum sesuai dengan tingkat satuan pendidikan mendapatkan skor evaluasi yang cukup memuaskan di atas rata-rata dengan skor 2,78. Namun tingkat kepercayaan dan harapan masyarakat di bawah rata-rata dengan skor kepercayaanya adalah 4,25 dengan selisih sebesar 1,48. Untuk penerapan standar pelayanan minimal ini, setiap satuan pendidikan menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP sesuai dengan ketentuan yang berlaku, dalam hal ini standar pelayanan pendidikan nasional yang mengatur kurikulum sesuai dengan tingkat satuan pendidikan.

6.1.2.4.4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Oleh Guru

Atribut rencana pelaksanaan pembelajaran oleh guru mendapatkan skor evaluasi yang cukup memuaskan di atas rata-rata dengan skor 2,83. Namun tingkat kepercayaan dan harapan masyarakat di bawah rata-rata dengan skor kepercayaannya adalah 4,38 dengan selisih sebesar 1,55. Setiap guru harus menerapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP yang disusun berdasarkan silabus untuk setiap mata pelajaran yang dipegangnya. Rencana pelaksanaan pembelajaran ini diharapkan mampu meningkatkan efektifitas temu tatap muka di kelas dan juga sistem penugasan di rumah.

6.1.2.4.5 Program Penilaian Pembelajaran

Atribut program penilaian pembelajaran mendapatkan skor evaluasi yang cukup memuaskan di atas rata-rata dengan skor 2,55. Namun tingkat kepercayaan dan harapan masyarakat di bawah rata-rata dengan skor kepercayaanya adalah 4,25 dengan selisih sebesar 1,70. Setiap guru harus mengembangkan dan menerapkan program penilaian untuk membantu meningkatkan kemampuan belajar peserta didik. Penilaian pembelajaran ini juga menjadi salah satu tolak ukur yang dilakukan untuk melihat perkembangan belajar peserta didik dalam satu masa belajar semester.

6.1.2.4.6 Supervisi Kepala Sekolah Ke Dalam Kelas

Atribut supervisi kepala sekolah ke dalam kelas mendapatkan skor evaluasi yang cukup memuaskan di atas rata-rata dengan skor 2,63. Namun tingkat kepercayaan dan harapan masyarakat di bawah rata-rata dengan skor kepercayaannya adalah 4,30 dengan selisih sebesar 1,68. Setiap kepala sekolah untuk seluruh satuan pendidikan harus memenuhi syarat melakukan supervisi kelas dan memberikan umpan balik kepada guru dua kali dalam setiap semester. Supervisi kepala sekolah juga diharapkan memberikan inspirasi kepada peserta untuk mampu belajar dengan baik dan juga menemukan cara belajar yang kreatif, menyenangkan, menantang, partisipatif dan juga mampu menumbuhkembangkan bakat-bakat serta minat belajar di dalam maupun luar kelas.

6.2 Kinerja Pelayanan Publik Sektor Kesehatan