c. Persentase anak berumur lima tahun ke bawah balita dengan status gizi kurang P
32
Metode penghitungan IKM mengikuti metode penghitungan yang digunakan dalam Human Development Report yang diterbitkan oleh UNDP
United Nation Development Programme.
IKM = [ 13 P
yang didefinisikan sebagai persentase balita yang tergolong dalam status gizi rendah.
1
+ P
2
+ P
3
] P
3
Dimana:
P
3
= 13 P
31
+ P
32
+ P
33
4.5.7 Indeks Williamson IW
Indeks Williamson digunakan untuk mengukur penyebaran dispersi tingkat pendapatan per kapita daerah relatif terhadap rata-rata nasional. Indeks ini
merupakan ukuran ketimpangan pembangunan yang pertama kali ditemukan oleh Jeffrey G. Williamson dalam studinya pada tahun 1966. Berbeda dengan Gini
Ratio yang lazim digunakan dalam mengukur distribusi pendapatan, Indeks Williamson menggunakan PDRB perkapita sebagai data dasar. Karena yang
diperbandingkan adalah tingkat pembangunan antar wilayah dan bukan tingkat kemakmuran antar kelompok. Secara statistik, Indeks Williamson dapat
diformulasikan sebagai berikut :
Keterangan :
I
w
= Indeks kesenjangan Williamson y
i
= PDRB per kapita wilayah ke-i = Rata-rata PDRB per kapita nasional, kawasan, pulau, provinsi
P
i
Nilai angka indeks I = fin dimana fi jumlah penduduk kabupatenkota ke-i dan n adalah total
penduduk nasional, provinsi, pulau atau kawasan
w
yang semakin kecil atau mendekati nol menunjukan ketimpangan yang semakin kecil atau merata. Sedangkan jika semakin jauh dari
nol atau mendekati satu, hal tersebut menunjukan ketimpangan yang semakin lebar pada suatu wilayah.
4.5.8 Tipologi Klassen
Deskripsi komparatif untuk melihat struktur ekonomi termasuk di dalamnya adalah PDRB per kapita, baik tingkat provinsi maupun untuk
kabupatenkota. Analisis ini dilakukan dengan analisis tipologi daerah menggunakan Matriks Klassen. Hal ini seperti dilakkan oleh Syafrizal dalam
penelitiannya di daerah Sumatera Barat tentang Analisis Pertumbuhan Ekonomi Regional : Kasus Sumatera Barat dalam bukunya, Ekonomi Regional Syafrizal,
2008 Menurut Hill dalam Kuncoro 2004, analisis tipologi daerah digunakan
untuk mengetahui gambaran mengenai pola dan struktur pertumbuhan ekonomi dan masing-masing daerah. Tipologi daerah pada dasarnya membagi daerah
menjadi dua indikator utama, yaitu pertumbuhan ekonomi daerah dan pendapatan per kapita PDRB per kapita. Dengan menentukan rata-rata pertumbuhan
ekonomi sebagai sumbu vertikal dan rata-rata pendapatan per kapita PDRB per kapita sebagai sumbu horizontal, daerah yang diamati dapat dibagi menjadi
empat klasifikasi, yaitu Tabel 7 : 5 High growth and high income daerah cepat maju dan cepat tumbuh
6 High growth but low income daerah berkembang cepat 7 Low growth and low income daerah relatif tertinggal
8 High income but low growth daerah maju tapi tertekan Tabel 7 Matriks Tipologi Daerah Klassen
PDRB per kapita y Laju Pertumbuhan r
y
i
y y
i
y r
i
Pendapatan rendah dan pertumbuhan tinggi
r Pendapatan tinggi dan
pertumbuhan tinggi r
i
Pendapatan rendah dan pertumbuhan rendah
r Pendapatan tinggi dan
pertumbuhan rendah
Sumber : Hill dalam Kuncoro 2004 Keterangan : r : Rata-rata pertumbuhan ekonomi kabupaten
y : Rata-rata PDRB per kapita kabupaten r
i
: Pertumbuhan ekonomi kecamatan yang diamati y
i
: PDRB per kapita kecamatan yang diamati
Kriteria daerah untuk membagi kecamatan adalah sebagai berikut : 1 High growth and high income daerah cepat maju dan cepat tumbuh
adalah kecamatan yang memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi dan PDRB per kapita yang lebih tinggi dibandingkan rata-rata kecamatan di wilayah
penelitian 2 High growth but low income daerah berkembang cepat adalah kecamatan
yang memiliki tingkat pertumbuhan tinggi tetapi tingkat PDRB per kapita yang lebih rendah dibandingkan rata-rata kecamatan di wilayah penelitian
3 Low growth and low income daerah relatif tertinggal adalah kecamatan yang memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi dan pendapatan per kapita
yang lebih rendah dibanding rata-rata kecamatan di wilayah penelitian 4 High income but low growth daerah maju tapi tertekan adalah daerah
yang memiliki tingkat PDRB per kapita yang lebih tinggi tetapi tingkat pertumbuhan ekonominya lebih rendah dibanding rata-rata kecamatan di
wilayah penelitian Disebut tinggi apabila indikator di suatu kecamatan lebih tinggi dibanding
rata-rata kecamatan di wilayah penelitian. Digolongkan rendah apabila indikator di suatu kecamatan lebih rendah dibanding rata-rata kecamatan di wilayah
penelitian.
4.5.9 Pemodelan Ekonometrika Regresi Berganda