Angka tertinggi untuk menentukan interpretasi penilaian sikap masyarakat terhadap pelayanan publik pendidikan adalah 5.400 yaitu nilai jawaban tertinggi
yakni 5 yang dipilih oleh 40 responden untuk 27 atribut. Sedangkan angka terendah adalah 1.080, yaitu jika responden memilih angka 1 untuk seluruh
atribut. Banyaknya kelas interpretasi yang akan dibentuk adalah lima kelas. Hasil rentangan nilainya yaitu :
Jadi skala penilaiannya adalah : 1.080 – 1.944
= sangat buruk 1.945 – 2.808
= buruk 2.809 – 3.672
= biasa 3.673 – 4.536
= baik 4.537 – 5.400
= sangat baik Sedangkan untuk nilai setiap variabel atau atau atribut, maka Angka
tertinggi untuk menentukan interpretasi adalah 25 yaitu nilai jawaban rata-rata tertinggi yakni 5 yang dipilih oleh 40 responden untuk 39 atribut. Sedangkan
angka terendah adalah 1, yaitu jika responden memilih angka 1 untuk seluruh atribut. Banyaknya kelas interpretasi yang akan dibentuk adalah lima kelas. Hasil
rentangan nilainya yaitu :
Jadi skala penilaiannya adalah : 1 – 5,8
= sangat buruk 5,9 – 10,6
= buruk 10,7 – 15,4 = biasa
15,5 – 20,3 = baik 20,4 – 25
= sangat baik
4.5.4 Important Performance Analysis IPA
Analisis dengan menggunakan metode Important Performance Analysis IPA dimaksudkan untuk mengetahui keadaan masing-masing variabel dari
192 5
20 = −
= RS
faktor-faktor kepuasan ditinjau dari segi kepentingan dan kinerja. Selanjutnya untuk penilaian kinerja terhadap variabel-variabel dari faktor kepuasan ditunjukan
dengan tanda huruf X, sedangkan untuk penilaian faktor kepentingan ditunjukan dengan huruf Y. Terdapat beberapa langkah dalam mengoperasikan metode
Important Performance Analysis IPA, yakni : 1. Sebagai indikator skala ukuran kuantitatif untuk tingkat kepentingan menurut
persepsi masyarakat dan tingkat kinerja secara nyata dari suatu produk dinyatakan dalam skala Likert. Skala ini memungkinkan responden untuk
dapat mengekspresikan intensitas perasaan mereka terhadap karakteristik produk kebijakan dalam pelayanan publik pendidikan dan kesehatan dengan
cara menentukan jumlah skor dari setiap indikator dari variabel X dan Y. Kemudian mengalikan seluruh frekeansi data dengan bobotnya Simamora
2001. Total penilaian tingkat kepentingan masing-masing atribut diperoleh dengan cara menjumlahkan hasil perkalian skor masing-masing skala dengan
jumlah responden yang memilih pada skala tersebut. 2. Selanjutnya dilakukan pembagian jumlah bobot dengan banyaknya
responden, hasilnya berupa rata-rata bobot X untuk kinerja dan rata-rata bobot Y untuk kepentingan.
3. Membuat diagram kartesius yang merupakan suatu bangun yang dibagi atas empat bagian yang dibatasi oleh dua buah garis yang berpotongan tegak.
Selanjutnya dilakukan pembandingan jumlah bobot dengan banyaknya responden, hasilnya berupa rata-rata bobot X untuk kinerja dan rata-rata
bobot Y untuk kepentingan. Tingkat unsur-unsur tersebut akan dijabarkan dan dibagi menjadi empat
bagian ke dalam diagram kartesius IPA seperti pada Gambar 8. Keterangan :
1. Kuadran 1 Prioritas Utama : Kinerja suatu faktorvariabelatribut dianggap sangat penting akan tetapi kinerja lebih rendah dari keinginan masyarakat
sehingga menimbulkan kekecewaan masyarakat. Oleh karena itu pemerintah harus meningkatkan kinerjanya agar optimal.
2. Kuadran II Pertahankan Prestasi : Kinerja suatu atribut dianggap masyarakat penting. Kinerja dari faktorvariabelatribut dan berada pada tingkat tinggi dan
sesuai, sehingga pemerintah cukup mempertahankan kinerja atribut tersebut. 3. Kuadran III Prioritas Rendah : Menunjukan bahwa atribut yang memang
dianggap kurang penting oleh masyarakat dimana sebaiknya pemerintah menjalankannya secara sedang saja.
4. Kuadran IV Berlebihan : Menunjukan bahwa atribut jasa yang dianggap kurang penting akan tetapi telah dijalankan dengan sangat baik oleh pihak
pemerintah atau sangat memuaskan. Hal ini dapat dianggap berlebihan.
Y Tingkat Kepentingan
Tingkat Pelaksanaan X
Sumber : Simamora, Tahun 2001 Gambar 8 Diagram Kartesius Important Performance Analysis IPA
4.5.5 Location Quotient LQ