Indeks Melek Huruf dan Indeks Lama Sekolah

perbandingannya semakin menjauh, dimana 63,1 tahun untuk Kabupaten Lebak berbanding 64,60 untuk Provinsi banten. Indeks Kelangsungan Hidup merupakan konversi Angka Harapan Hidup dalam persen terhadap rentang angka harapan hidup yang dapat dicapai di Indonsia. Tahun 2008, angka harapan hidup sebesar 63,1 tahun setara dengan 63,60 persen pencapaian indeks. Hal ini mengindikasikan bahwa Angka Harapan Hidup Kabupaten Lebak masih terbuka lebar untuk dapat ditingkatkan. Namun meningkatkan angka harapan hidup bukanlah program yang dapat secara langsung dirasakan hasilnya, tetapi program peningkatan AHH adalah program yang membutuhkan investasi yang sangat besar khususnya dalam hal pembiayaan program dan waktu yang juga cukup panjang. Karena angka harapan hidup berhubungan dengan komposisi dan struktur umur penduduk serta jumlah penduduk yang menjadi sasaran program kesehatan. Tabel 29 Perkembangan Angka Harapan Hidup dan Indeks Kelangsungan Hidup Kabupaten Lebak dan Rata-Rata Provinsi Banten, Tahun 2000-2008 Tahun Angka Harapan Hidup Indeks Kelangsungan Hidup Kab. Lebak Prov. Banten Kab. Lebak Prov. Banten 2000 62.50 62.40 62.50 62.33 2001 62.85 63.10 63.08 63.50 2002 61.90 62.40 61.50 62.33 2003 62.30 62.60 62.17 62.67 2004 62.40 63.80 62.33 64.67 2005 62.60 64.00 62.67 65.00 2006 63.00 64.30 63.33 65.50 2007 63.11 64.45 63.52 65.55 2008 63.12 64.60 63.60 66.60 Sumber : Bappeda Kabupaten Lebak, Tahun 2010

6.4.2 Indeks Melek Huruf dan Indeks Lama Sekolah

Angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah adalah dua indikator yang digunakan untuk menggambarkan hasil pembangunan di bidang pendidikan. Kedua indikator tersebut dipandang cukup untuk mewakili beberapa indikator pendidikan lainnya. Hasil SUSENAS tahun 2008 menunjukan bahwa persentase penduduk usia 10 tahun ke atas yang mampu membaca dan menulis adalah sebesar 84,1 persen, sehingga yang buta huruf sebanyak 5,9 persen, angka ini tidak jauh berbeda dengan keadaan beberapa tahun sebelumnya. Khusus di Kabupaten Lebak, penduduk buta aksara selain dipengaruhi oleh jumlah penduduk tua, dipengaruhi juga oleh keberadaan suku Baduy terutama Baduy Dalam yang masih menabukan penduduknya untuk mengenyam pendidikan formal. Apabila peraturan adat tersebut tidak dapat dirubah, maka pencapaian Angka Melek Huruf di Kabupaten Lebak tidak akan pernah mencapai 100 persen. Angka melek huruf di Kabupaten Lebak masih dikategorikan kecil bila dibandingkan rata-rata angka melek huruf Provinsi Banten yang pada tahun 2008 mencapai 95,6 persen. Indikator rata-rata lama sekolah di Kabupaten lebak tahun 2008 lebih rendah dari angka rata-rata Provinsi banten yang sebesar 8,1 tahun, yakni hanya 6,2 tahun, atau baru setara dengan lulusan sekolah dasar. Kondisi ini mengindikasikan bahwa angka melek huruf di kabupaten Lebak lebih rendah bila dibandingkan kabupatenkota lainnya di Provinsi Banten. Tabel 30 Perkembangan Angka Melek Huruf dan Rata-Rata Lamanya Sekolah Kabupaten Lebak dan Rata-Rata Provinsi Banten, Tahun 2002-2008 Tahun Angka Melek Huruf Rata-rata Lama sekolah Tahun Kab. Lebak Prov. Banten Kab. Lebak Prov. Banten 2002 90.19 93.84 5.30 7.90 2003 91.40 94.20 5.50 8.10 2004 93.90 94.70 6.10 8.50 2005 94.10 95.60 6.20 8.00 2006 94.10 95.60 6.20 8.10 2007 94.10 95.60 6.20 8.10 2008 94.10 95.60 6.20 8.10 Sumber : Bappeda Kab. Lebak, Tahun 2010 Nilai indeks melek huruf sama dengan angka melek huruf karena capaian maksimal angka melek huruf adalah 100 persen, sehingga konversi juga tidak memerlukan formula khusus. Indeks lama sekolah tahun 2008 masih sama dengan tahun 2007, yaitu sebesar 41,33 persen, yang mempresentasikan rendahnya rata- rata lama sekolah yang hanya 6,2 tahun. Capaian 41,33 persen juga hanya dapat ditingkatkan dalam jangka panjang melalui cakupan partisipasi sekolah. Tabel 31 Perkembangan Indeks Pengetahuan Kabupaten Lebak dan Rata-Rata Provinsi Banten, Tahun 2002 - 2008 Tahun Indeks Melek Huruf Indeks Lama Sekolah Indeks Pengetahuan Kab. Lebak Prov. Banten 2002 90.19 35.33 71.90 80.12 2003 91.4 36.67 73.16 80.80 2004 93.9 40.67 76.16 82.02 2005 94.1 41.33 76.51 81.51 2006 94.1 41.33 76.51 81.73 2007 94.1 41.33 76.51 81.73 2008 94.1 41.33 76.51 81.73 Sumber : Bappeda Kab. Lebak, Tahun 2009 Indikator yang dapat menunjukan pembangunan pendidikan digambarkan dengan menghitung indeks pengetahuan sebagai rata-rata dari indeks melek huruf dan rata-rata lam sekolah. Tahun 2007 indeks pengetahuan Kabupaten Lebak adalah 76,51, hal tersebut dapat dikatak bahwa pencapaian pembangunan bidang pendidikan jika dilihat dari sisi outputnya adalah 76,51 persen. Angka ini merupakan peningkatan bila dibandingkan dengan tahun 2002 yang hanya mencapai angka 71,9. Sumber : Bappeda Kab. Lebak, 2009 Gambar 18 Tren Indeks Pengetahuan Kabupaten Lebak dan Provinsi Banten Tahun 2003-2008 Penyumbang terbesar dari indeks komponen pendidikan berasal dari indeks AMH yang mencapai 94,10, sedangkan indeks RLS hanya sebesar 41,33. Data tersebut memberikan pemahaman bahwa penduduk terutama usia tua kurang memberi perhatian yang labih pada pentingnya jenjang pendidikan formal dan merasa cukup puas bila sudah dapat membaca dan menulis, terkadang pemahan tersebut dipraktekan pada sejauh mana pendidikan yang harus ditempuh 71,9 73,16 76,16 76,51 76,51 76,51 76,51 80,12 80,8 82,02 81,51 81,73 81,73 81,73 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 Kab. Lebak Prov. Banten oleh keturunan-keturunan mereka, dengan landasan anggapan bahwa hanya dengan membaca dan menulis saja sudah cukup bekal untuk mencari penghasilan. Penomena ini kebanyak terjadi di daerah pedesaan yang penduduknya banyak bekerja di sektor agraris atau sektor primer lainnya yang tidak memerlukan keahlian khusus yang didapat dari pendidikan formal. Namun, keyakinan tersebut sedikit demi sedikit mulai terkikis. Berbeda dengan indeks kelangsungan hidup dimana terdapat kesenjangan yang makin lebar antara angka Kabupaten Lebak dengan Provinsi Banten, pada indeks pengetahuan tidak terlihat adanya pola kesenjangan yang semakin melebar. Bahkan sejak tahun 2002, terdapat pola yang menyempit, sehingga hal tersebut menunjukan bahwa telah terjadi percepatan indeks pengetahuan, walau secara skala masih jauh dari harapan.

6.4.3 Indeks Tingkat Daya Beli