Penelitian Terdahulu TINJAUAN PUSTAKA

2.11 Penelitian Terdahulu

Sukmawati 2004 telah melakukan penelitian terkait dengan penerapan e- government dalam rangka mewujudkan good governance melalui proses hirarki analitik dan metode penilaian kontingensi di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Kriteria good governance yang diterapkan yaitu tegaknya supremasi hukum, terciptanya transparansi, responsibilitas, efisiensi dan efektifitas, serta profesionalisme. Kriteria yang paling tercapai adalah transparansi yang dipenuhi oleh sikap pemerintah dalam sistem informasi. Sedangkan kriteria yang ingin dicapai adalah profesionalisme yang dipengaruhi oleh petunjuk pelaksanaan pemerintah dan penghargaan prestasi bagi stafnya. Sehingga disimpulkan e- government dalam mendukung good governance adalah salah satu solusi bagi Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta. Yudha 2007, menerangkan bahwa atribut terpenting yang harus dimiliki oleh oleh pemerintah daerah dalam menjalankan manajerial kinerja pemerintahan ideal berdasarkan preferensi masyarakat di wilayah maju adalah pengembangan riset dan teknologi, kebebasan berdemokrasi, profesionalisme aparat pemerintahan dan pengembangan UMKM. Sedangkan untuk wilayah tertinggal adalah penanganan lahan kritis, akses informasi program pemerintah, pengembangan riset dan teknologi dan harga barang yang stabil. Intan pada tahun 2009 melakukan penelitian terkait dengan dampak otonomi daerah terhadap kemiskinan dan distribusi pendapatan kabupaten dan kota di Provinsi Banten. Hasil penelitiannya tersebut menyebutkan bahwa setelah diberlakukannya kebijakan otonomi daerah, kesenjangan keuangan cenderung semakin melebar. Hal ini terkait dengan fungsi distribusi transfer DAU belum optimal, karena kebijakan mekanisme transfer DAU yang mengharuskan DAU minimal sama dengan Subsidi Dana Otonom atau Dana Alokasi Umum DAU sebelumnya. Akibatnya, setelah pemberlakukan kebijakan otonomi daerah, tingkat ketergantungan wilayah kepada pemerintah pusat menjadi lebih besar dibandingkan dengan masa sebelum otonomi daerah. Segi positif berlakunya kebijakan otonomi daerah adalah peningkatan kemandirian wilayah PAD pasca krisis ekonomi, namun kenaikannya tidak signifikan.

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

3.1.1 Kebijakan Umum Pembangunan Modal Manusia

Kebijakan umum pembangunan manusia adalah kebijakan umum pemerintah khususnya pemerintah daerah tingkat kabupatenkota dalam merumuskan strategi dan menjalankan arah kebijakan membangun dua sektor utama pembangunan manusia, yakni pendidikan dan kesehatan. Pada penelitian ini, kebijakan pembangunan manusia Kabupaten Lebak memiliki dua indikator, yakni, pertama, pendidikan, berupa meningkatnya akses, mutu dan citra pendidikan terutama untuk penuntasan wajib belajar 9 sembilan tahun dan pencanangan wajib belajar 12 dua belas tahun bagi anak usia sekolah. Arah kebijakannya adalah sebagai berikut : 1. Meningkatkan partisipasi pendidikan masyarakat pada jenjang Wajar Dikdas 9 sembilan tahun melalui jalur formal atau non-formal termasuk melalui upaya penarikan kembali siswa putus sekolah semua jenjang 2. Menurunkan secara signifikan jumlah penduduk yang buta aksara melalui peningkatan intensifikasi perluasan akses dan kualitas penyelenggaraan pendidikan keaksaraan fungsional yang didukung dengan upaya penurunan angka putus sekolah. 3. Menyelenggarakan pendidikan non-formal yang bermutu untuk memberikan pelayanan pendidikan kepada warga masyarakat yang tidak mungkin terpenuhi kebutuhan pendidikannya melalui jalur formal. 4. Mengembangkan kurikulum, bahan ajar dan model-model pembelajaran dan keterampilan bermata pencaharian yang diperlukan oleh masyarakat. 5. Meningkatkan ketersediaan pendidik dan tenaga kependidikan dalam jumlah dan kualitas yang memadai untuk dapat melayani kebutuhan pendidikan. 6. Memberikan kesempatan kepada anak-anak dari keluarga yang berprestasi untuk melanjutkan pendidikan 7. Mengembangkan pelayanan pendidikan melalui penerapan SSN dan RSBI di semua satuan pendidikan.