3. Mengembangkan sistem pengelolaan sumberdaya alam ramah lingkungan serta berkelanjutan dan penerapan deteksi dini bagi bencana alam
8.2.2.4 Strategi Weaknesses-Threats W-T
Strategi W-T ditujukan untuk mengurangi kekurangan internal dan menghindari ancaman eksternal yang dapat menghambat proses pembangunan di
Kabupaten Lebak. Harapannya kekurangan internal dan ancaman eksternal ini dapat dihilangkan dan menjadi potensi besar dalam pembangunan. Strategi S-T
yang dapat dijalankan adalah sebagai berikut, yakni : 1. Mengembangkan dan mengoptimalkan pasar-pasar kabupaten sebagai sumber
pendapatan daerah dan penyerap tenaga kerja 2. Meningkatkan insentif yang dapat menggairahkan investasi yang berorientasi
pasar guna membangun perekonomian daerah 3. Mendorong daerah kecamatan untuk menggali potensi daerah yang memiliki
keunggulan kompetitif dan komparatif sehingga mampu menjadi daerah mandiri
8.2.3 Analisis QSPM
Langkah terkahir dalam merumuskan strategi alternatif kebijakan adalah tahap memutuskan kebijakan melalui analisis QSPM. Melalui analisis ini, maka
ditentukanlah peringkat strategi sebagai acuan prioritas strategi yang akan diimplementasikan. Tahap ini merupakan tahap terakhir dalam perumusan
strategi. Penentuan peringkat dilakukan dengan pemberian daya tarik relatif terhadap strategi-strategi yang telah dihasilkan oleh analisis SWOT dengan
menggunakan analisa QSPM. Hasil analisis QSPM yang telah dihitung akan mengindikasikan urutan alternatif strategi yang terbaik. Matriks QSPM tersebut
menunjukan urutan TAS dari yang tertinggi hingga terendah, hasilnya adalah seperti yang tertulis di bawah ini :
1. Memberikan dorongan kepada sekolah-sekolah dan dinas kesehatan agar bisa mendapatkan bantuan block grand fasilitas pendidikan dan kesehatan 6,064.
2. Memperbaiki aksesibilitas transportasi jalan darat agar mampu meningkatkan minat investasi dan merangsang aktivitas perekonomian lainnya antar wilayah
di Lebak 6,021 3. Melakukan rekrutmen pegawai pendidikan dan kesehatan, khususnya untuk
wilayah-wilayah yang relatif masih kekurangan sumberdaya tenaga pengajar dan kesehatan 5,852
4. Optimalisasi bantuan operasional sekolah agar bisa meningkatkan rata-rata lama sekolah 5,592
5. Peningkatan kapasitas profesionalisme aparatur guna meningkatkan mutu pelayanan publik di bidang pendidikan dan kesehatan 5,194
6. Pembinaan siswa dan mahasiswa berprestasi agar diarahkan untuk mengenyam pendidikan yang erat hubungannya dengan tenaga pendidik dan kesehatan
5,028 7. Pendataan kembali masyarakat miskin agar jaminan kesehatan masyarakat
miskin mampu terdistribusi dengan baik 5,012 8. Memperluas jaringan listrik hingga pelosok daerah yang belum terjangkau
4,993 9. Lebak seharusnya memiliki komoditas unggulan yang bisa menjadi icon dan
pondasi utama pembangunan ekonomi 4,991 10. Menemukan, mempromosikan dan meningkatkan daya saing komoditi dan
produk lokal sehingga dapat meningkatkan nilai tambah bagi perekonomian dan meningkatkan peluang terhadap pasar regional serta global 4,887
11. Implementasi dan evaluasi RPJMD khususnya yang berfokus pada pembangunan pendidikan dan kesehatan 4,830
12. Perancangan program agroindustri agar mampu meningkatkan nilai tambah produksi komoditas pertanian, perikanan dan perkebunan dengan sinergisasi
investasi yang saling menguntungkan 4,745 13. Menurunkan angka kemiskinan dengan program pembinaan kelompok
mandiri 4,619 14. Mengembangkan dan mengoptimalkan pasar-pasar kabupaten sebagai
sumber pendapatan daerah dan penyerap tenaga kerja 4,448
15. Menjalin kerjasama dengan wilayah sekitar yang menjadi satelit Lebak, khususnya dalam melaksanakan perencanaan dan penyelesaian masalah
4,422 16. Mengembangkan sistem pengelolaan sumberdaya alam ramah lingkungan
serta berkelankutan dan penerapan deteksi dini bagi bencana alam 4,386 17. Meningkatkan insentif yang dapat menggairahkan investasi yang berorientasi
pasar guna membangun perekonomian daerah 4,279 18. Mendorong daerah kecamatan untuk menggali potensi daerah yang
memiliki keunggulan kompetitif dan komparatif sehingga mampu menjadi daerah mandiri 4,173
Berdasarkan informasi yang diberikan oleh matriks QSPM, maka dapat terlihat bahwa terdapat lima strategi dengan nilai TAS tertinggi dan harus
diprioritaskan agar pembangunan sumberdaya manusia berkembang dengan pesat. Pertama, memberikan dorongan kepada sekolah-sekolah dan dinas kesehatan agar
bisa mendapatkan bantuan block grant fasilitas pendidikan dan kesehatan. Kedua, memperbaiki aksesibilitas transportasi jalan darat agar mampu meningkatkan
minat investasi dan merangsang aktivitas perekonomian lainnya antar wilayah di Lebak. Ketiga, melakukan rekrutmen pegawai pendidikan dan kesehatan,
khususnya untuk wilayah-wilayah yang relatif masih kekurangan sumberdaya tenaga pengajar dan kesehatan. Keempat, optimalisasi bantuan operasioanal
sekolah agar bisa meningkatkan rata-rata lama sekolah. Kelima, peningkatan kapasitas profesionalisme aparatur guna meningkatkan mutu pelayanan publik di
bidang pendidikan dan kesehatan. Hasil pembobotan strategi alternatif berdasarkan analisis QSPM konsisten
dengan kondisi umum sumberdaya manusia dan pembahasan sebelumnya terkait pengaruh sumberdaya terhadap struktur ekonomi dan disparitas pembangunan
wilayah. Seperti yang ditunjukan prioritas strategi utama QSPM yang merekomendasikan untuk mendorong kepada sekolah-sekolah dan dinas
kesehatan untuk mendapatkan bantuan berupa block grant fasilitas pendidikan dan kesehatan. Melalui strategi ini diharapkan mampu meningkatkan meningkatkan
pelayanan publik di bidang pendidikan dan kesehatan. Selain itu sesuai dengan pembahasan pada bab pengaruh pelayanan publik terhadap IPM. Dimana rasio
bangunan sekolah dan fasilitas kesehatan mampu meningkatkan angka IPM pada level Kecamatan di kabupaten Lebak
Strategi kedua yang diprioritaskan adalah dengan memperbaiki aksesibilitas transportasi jalan darat agar mampu meningkatkan minat investasi
dan merangsang aktivitas perekonomian lainnya antar wilayah di Lebak. Dampak seperti ini sebetulnya tidak hanya akan mempengaruhi minat investasi dan
aktivitas ekonomi, namun akan ikut menstimulus aktivitas lainnya. Apabila aksesibilitas transportasi darat telah diperbaiki, maka proses pembangunan
sumberdaya manusia pun akan berjalan dengan baik. Dari sisi masyarakat, dengan membaiknya akses akan memberikan kemudahan aktivitas mereka, baik dalam
mencapai fasilitas pelayanan publik pendidikan maupun kesehatan. Dari perspektif aparat sendiri juga akan menjadi insentif tidak langsung yang menjadi
faktor penarik agar semakin banyak aparat yang bersedia ditempatkan di tempat terpencil agar pemerataan pembangunan berjalan dengan baik. Pada akhirnya,
profesionalisme pelayanan publik di bidang kesehatan dan pendidikan akan mencapai titik optimal sesuai standar pelayanan minimal pelayanan publik.
Strategi lainnya yang juga mendapatkan predikat sebagai prioritas adalah Melakukan rekrutmen pegawai pendidikan dan kesehatan, khususnya untuk
wilayah-wilayah yang relatif masih kekurangan sumberdaya tenaga pengajar dan kesehatan. Strategi ini sesuai dengan hasil pembahasan pengaruh pelayanan
publik terhadap IPM. Peningkatan tenaga pendidikan seperti guru SMP, guru SMA, dokter, perawat dan bidan akan memicu peningkatan IPM secara signifikan.
Melalui kebijakan ini diharapkan mampu mempercepat proses peningkatan kualitas sumberdaya manusia, khususnya untuk kecamatan-kecamatan yang
memiliki angka IPM rendah. Strategi keempat yang juga menjadi prioritas adalah terkait penggunaan
dana bantuan operasional sekolah BOS. Penggunaan dana bos yang diberikan oleh Kemeterian Pendidikan Nasional harus digunakan sesuai dengan kebutuhan.
Karena tujuan digulirkannya program BOS ini tidak lain dan tidak bukan adalah untuk bisa meningkatkan angka partisipasi sekolah hingga memasuki jenjang
wajib sekolah sembilan tahun. Melalui dana BOS ini, sejak tiga tahun terakhir pendidikan SD dan SMP digratiskan untuk seluruh sekolah negeri. Apabila angka
partisipasi sekolah meningkat, tentu selanjutnya akan meningkatkan rata-rata lama sekolah dan output akhirnya adalah meningkatnya angka IPM Kabupaten Lebak.
Strategi terakhir atau kelima yang menjadi prioritas adalah profesionalisme pelayanan publik di bidang kesehatan dan pendidikan akan
mencapai titik optimal sesuai standar pelayanan minimal pelayanan publik. Dengan meningkatnya pelayanan publik, selanjutnya akan meningkatkan kinerja
dan pasti akan memberikan kepuasan kepada masyarakat. Karena perlu diakui bahwa permasalahan dalam pembahasan yang cukup pelik salah satunya adalah
terkait buruknya pelayanan publik di bidang pendidikan dan kesehatan yang menyebabkan rendahnya kualitas sumberdaya manusia. Profesionalisme
pelayanan publik juga menunjukan bagaimana kesuksesan proses manajerial dalam level pemerintah daerah di era otonomi daerah yang sudah berjalan hampir
satu dekade ini. Kelima prioritas strategi di atas dianggap sudah cukup tepat dalam
meningkatkan proses pemeratan pembangunan nasional. Selain itu akan mampu menjawab permasalahan yang menjadi teka teki utama pertanyaan dan
pembahasan dalam penelitian tesis ini yakni keterkaitan tiga pilar dalam pembangunan yakni pelayanan publik, kualitas sumberdaya manusia dan tingkat
disparitas pembangunan wilayah. Dengan meningkatkan kinerja pelayanan publik maka kualitas sumberdaya manusia akan baik dan tinggi. Berkualitasnya
sumberdaya manusia di suatu wilayah akan menurunkan tingkat disparitas pembangunan wilayah yang dihitung dengan indeks Williamson. Apabila tingkat
disparitas di suatu daerah sudah pada angka yang relatif rendah atau bahkan sudah merata, maka tentu saja sudah bisa dipastikan bahwa pelayanan publik yang
diberikan oleh pemerintah daerah sudah jauh lebih baik dan di atas dari standar pelayanan minimal pelayanan publik.
BAB IX KESIMPULAN DAN SARAN